zoyya seorang gadis remaja berusia 22 tahun hidupnya hanya di penuhi dengan pekerjaan tidak memikirkan cinta baginya uang nomor satu, Zoyya bisa di bilang gadis badgril, bar bar dan memiliki netra tajam.
tetapi takdir berkata lain dia meninggal karna tertabrak saat ingin menyelamatkan anak kecil sehingga dia sendiri yang menjadi korban.
bukanya masuk ke syurga jiwanya malah nyasar ke dalam tubuh seorang antagonis yaitu Ziara putri Wijaya.
Ziara seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA yang hobinya mengejar ngejar tunangan nya.
Ziara selalu membully orang yang berani mendekati tunangan nya itu hingga hidup nya tidak jauh dari adik kandungnya yang membuat Ziara di benci oleh keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hnfhh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Jam sudah menunjukan pukul 6 pagi Kini mereka sedang sarapan dengan tenang, setelah beberapa menit mereka pun selesai.
"Zia ada yang perlu abang bicarakan ikut Abang sebentar." ucap Aldo, dia melangkahkan kakinya menuju kamarnya dan diikuti oleh ziara di belakang, Aldo sudah memikirkan nya akan berbicara apa pada ziara.
sedangkan Silla menyeringai mungkin ziara akan di marahi karna sudah sering membully dirinya pikir Silla.
Saat ini ziara dan Aldo sedang berada di kamar aldo.
"zia hiks hiks" tiba tiba Aldo memeluk Zia dan menangis, Zia terkejut dengan tingkah Aldo.
"Lo kenapa bang" ziara bingung ada apa dengan Abang nya ini.
"Zia maafin Abang ya, maaf kalo Abang ga pernah belain Zia secara terang terangan hiks hiks, jangan pernah benci Abang, Abang sayang sama Zia hiks hiks Abang gamau kehilangan Zia."
Deg..
Ziara terdiam, dia ingin sekali mengatakan bahwa ziara asli sudah meninggalkan mereka, tetapi ini belum waktunya untuk mengungkapkan kebenarannya sebelum ziara menyelesaikan tugasnya membantu ziara asli.
"gapapa bang gue Udah maafin kok." ucap ziara mengusap lembut punggung Aldo.
Tak lama kemudian Aldo pun sudah tidak menangis, dia terus meminta maaf pada ziara karna sering mengabaikan nya, dan Zia itu adalah nama panggilan kesayangan nya.
"zia ini uang untuk apa kenapa kamu ngasih uang itu ke Abang" tanya Aldo dengan memberikan uang yang sudah ziara kasih untuk dirinya.
"udah gapapa itu uang pake aja bang gue tau Lo banyak pengeluaran, jadi gunakan uang itu buat keperluan Lo." ucap ziara.
"tapi kamu juga pasti butuh uang itu."
"gue masih ada bang Lo tenang aja, gue ga pernah pake ini duit, duit dari papa gue tabung." jelasnya.
meskipun Aldo tidak senang dengan gaya bicara ziara, tetapi dia tidak mempermasalahkan nya yang terpenting dia bisa dekat dengan adiknya itu sudah cukup baginya.
"makasih Zia, kalo kamu butuh apa apa bilang sama Abang ya." ucapnya sendu lalu mengelus halus rambut ziara.
"oke bang." jawabnya dengan tersenyum manis membuat hati Aldo terasa hangat.
...----------------...
Setelah obrolan panjang dengan Aldo kini ziara sudah berada di sekolah dia memakirkan motornya.
Wah gila si ziara makin hari makin cakep ya
Bosen ga sih jadi cantik ziara
Gue harus periksa jantung ini karna ngeliat terus si ziara yang semakin hari semakin mempesona aaaaa
masih banyak kata kata yang mereka lontarkan akan kecantikan ziara yang melihat ziara membuka helm fullface nya, dan dia pun berjalan melewati para cunguk itu.
"ziara thanks ya, jangan bosen ngasih barang ke gue." celetuk Ilman yang di hadiahi geplakan di kepalanya dari Ivan, ziara pun menoleh pada mereka.
Sedangkan Silla tidak mengerti dari perkataan yang baru saja di ucapkan oleh Ilman.
"Lo gatau berterimakasih anjir." ucap Ivan gemas.
"drama" ucap izzar yang merasakan hatinya panas.
"dih si goblok lo kira gue lagi teater, siapa yang drama kocak." ucap ziara memandang tidak suka pada izzar.
beberapa orang tak percaya pada tingkah ziara bagaimana bisa si bucin nya izzar dengan lantang malah memaki izzar.
"tapi emang bener kan Lo sengaja berdrama gini supaya si izzar ngejar Lo?" ucap Haidar sinis.
"kenapa kakak kasar sama kak izzar dia kan tunangan kakak." ucap Silla dengan sedih.
"untung Lo ngingetin gue soal tunangan." ucapnya.
"nanti malem gue mau ke rumah Lo ada yang mau gue bahas, dan Lo semua ikut aja biar Lo semua jadi saksi." ucap ziara datar kemudian dia meninggalkan para manusia itu.
"tuh kan apa gue bilang, dia gakan pernah lepas dari Lo zar." ucap Haidar, Sedangkan izzar hatinya tidak karuan.
...----------------...
kini pelajaran sedang di mulai, ziara meminta izin untuk pergi ke toilet.
Selang beberapa menit ziara sudah selesai dengan hajatnya, kini dia berjalan di koridor sendirian, matanya yang tajam menatap kosong, pikiran nya bertebaran dimana dimana.
Bruk.
dia tersadar dari lamunan nya saat menabrak seseorang di depan nya, karna merasa bersalah dia pun seger meminta maaf.
"sorry gue ga sengaja." ucapnya lalu dia menatap orang itu dan dia baru mengingat siapa orang itu.
"Lo yang waktu itu kan?" tanya ziara pada pemuda itu.
"ya aku yang kau tolong." ucapnya dengan tersenyum, ya dia adalah Kazen Athar Franklyn.
"boleh tunjukan dimana ruang kepala sekolah?" lanjutnya lagi dengan ramah.
"ikut gue" ucapnya dan melanjutkan langkahnya, kini bibir sexy Kazen tersenyum melihat ziara.
Sesampainya di depan ruang kepsek ziara berhenti.
"masuk aja, gue duluan soalnya lagi belajar." ucapnya dan meninggalkan Kazen.
Kazen tersenyum manis dia mengucapkan terimakasih, kemudian dia memasuki ruang kepsek.
...----------------...
Sedangkan di kelas ziara seperti biasa akan tertidur, dia melanjutkan tidurnya saat kembali dari ruang kepsek, bahkan dia tidak sadar bahwa kelasnya kedatangan murid baru.
"baik anak anak kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan nama kamu." ucap pak Indra.
"Kazen." ucapnya dingin.
"apa ada yang ingin di katakan lagi?" tanya pak Indra, Kazen hanya menggeleng kan kepalanya tanpa melirik gurunya.
Matanya pokus mencari seseorang hingga akhirnya matanya tertuju pada gadis yang sedang tertidur.
"silahkan duduk." ucap pak Indra mempersilahkan Kazen untuk duduk di bangku yang kosong.
Beberapa siswi terpana oleh ketampanan Kazen, dia sangat sempurna.
"pindah." ucap Kazen dingin, Nia yang merasakan takut saat menatap matanya bergegas pindah karna merasa gugup untuk bicara.
Kazen duduk tepat di sebelah ziara, dan tersenyum tipis saat melihat ziara yang tertidur.
...----------------...
bel sudah berbunyi, Kazen sedang berada di toilet dan ziara dia sedang berada di kantin bersama Novita.
Brakk..
"ziara Lo ga cape apa hah ngebully Silla terus." bentak izzar.
"Lo emang iblis ziara." ucap Haidar menggebu gebu.
"hadeuh apalagi sih." ucapnya datar.
"heh Lo pada ga cape apa nyari masalah terus hah." ucap Novita kesal.
"ziara lo-" ucapan Vano terpotong saat ziara menatap nya dengan dingin.
"Lo diem." titah ziara pada Vano, Vano seketika terdiam dia ingat dengan perkataan abangnya itu jika tidak ada bukti jangan asal tuduh.
"tumben Lo diem van." bisik Ivan yang masih terdengar oleh Ilman.
"udah mending diem aja dulu, gue gamau asal tuduh." ucap Vano pada Ilman dan Ivan, tetapi dua sejoli itu saling pandang heran tumben sekali si Vano mikir dua kali pikir mereka.
"Lo kan yang udah nampar Silla hah." teriak izzar emosi.
Ziara mengamati pipi Silla yang merah kemudian dengan gerakan cepat dia menampar sila di sebelah kanan.
semua orang terkejut dengan kejadian yang mendadak itu, Silla mengepalkan tangannya menahan amarah.
"coba Lo liat dengan jelas, bekas tamparan gue aga panjang di banding dengan sebelah kirinya." ucap ziara.
Mereka semua mengamati dengan jelas dan benar saja berbeda, sebelah kiri terlihat pendek dan sepertinya orang yang menampar Silla tubuhnya berisi alias aga gendut.
"lah bener anying beda banget co." ucap Ivan.
Lah iya beda liat deh
Wah gila malah nyalahin orang
Kalo gue udah balik sih karna malu
Masih banyak kata kata yang memaki Silla, dia hanya menundukkan kepalanya.
Sedangkan izzar dan Haidar tak menyangka apa benar kalo ziara tidak membully Silla.
Sedangkan di pintu kantin Kazen hanya tersenyum, tadinya dia ingin membantu ziara tetapi saat melihat keberanian ziara dia sangat kagum.
'good baby girl'