Alpha CEO hebat yang tak tersentuh setelah patah hati dia tak pernah melihat wanita lagi, namun seorang gadis titipan dari adik dan wanita yang pernah dia cintai mampu mengalihkan perasaannya, lalu bisakah mereka bahagia? Akankah rumah tangganya itu berdiri dengan kuat tanpa goncangan???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai melihat
Rumah Ini biasanya sepi namun malam ini terasa berbeda dari biasanya, Alpha merasa rumah ini lebih damai dan nyaman dari biasanya.
Alpha keluar dari kamarnya turun menuju dapur namun sepi hingga terdengar suara yang tidak biasa, Alpha pun mendekat ke arah suara itu.
"Ar Rahmaan... " Alpha terhenti saat suara indah itu tiba-tiba menggetarkan hatinya, seperti ada magnet yang menarik dirinya untuk mengikuti arah tempat itu.
Suara indah mengalun indah di teras belakang rumahnya tepatnya berdekatan dengan kamar Shafa. Alpha melihat dari jauh wajah mungil itu memakai mukena putih tengah memegang Al Quran.
Alpha merokok sambil duduk bersandar di kursi sudut dapur dari sana bisa terlihat teras belakang, di hadapan Shafa nampak Kenzie tengah menyimak bacaan kakaknya lalu mereka bergantian saling menyimak.
Alpha mengepulkan rokoknya susana yang aneh namun membuat hatinya nyaman saat merasakannya. Alpha memejamkan matanya lalu mendengar bacaan bocah titipan dari Zea yang setengah terpaksa dia terima itu.
Terdengar suara mereka mengakhiri bacaan yang, Alpha pun beranjak dan menuju meja makan dimana sudah tersaji makan malam untuk dirinya.
Alpha tak pernah shalat bahkan sejak dini nyaris tak pernah mengenal apa itu shalat dan agama, orang tuanya tak pernah mengajarkan itu, dan disekolah dia selalu bolos saat pelajaran itu.
Alpha merasa agama tak di perlukan dalam hidup ini. Semua yang dia mau sudah terpenuhi kecuali tentang Mama dan wanita yang dia cintai itu seperti hukuman dari Tuhan pada dirinya agar tak bisa dekat dengan wanita yang dia cintai.
Alpha menyuapkan makanan kedalam mulutnya sebuah menu sederhana dari anak SMP menurut tinggi badannya. Alpha tertegun rasa makanan ini mirip sekali dengan masakan Mamanya dulu waktu dia masih kecil, Alpha pun memakan makanan itu dengan lahapnya karena rasanya seolah seperti makan masakan Mamanya dulu, baru kali ini dirinya begitu menikmati saat makan makanan sesederhana ini.
***
Pagi Hari.
"Kak, apa kau memperlakukan titipan Zea dengan baik??? " Suara Al Jovano dari panggilan.
"Ckkk, Iya. " Alpha kesal hari liburnya rusak gara-gara panggilan itu.
"Kau baru bangun Kak??? " Al Jovano bersuara lagi.
"Hmmm." Alpha malas menjelaskan bahkan matahari saja masih malu namun Al Jovano sudah mengganggunya.
"Pantas kau sampai 30 tahun tidak laku, Ayam pun gak suka pria malas bangun pagi! " Ejek Al Jovano pada Alpha.
"Brisik!! " Alpha mematikan panggilan lalu mengumpat.
"Kau juga penyebab aku jadi Jaka tua!" Umpatnya lalu melempar ponselnya asal.
Rumah Alpha ini dekat dengan stable kuda, di sanalah Alpha melihat Zea untuk pertama kalinya saat berlatih dengan atlit kudanya untuk pertandingan-pertandingan. Entah duluan siapa yang mengenal antara Alpha dan Al Jovano namun sejak pandangan pertama itu Alpha jatuh hati, sehingga saat mengetahui jika Zea anak Haris partner bisnisnya yang hampir bangkrut Alpha ingin menikahinya.
Alpha mengajak Nikah Kontrak sebenarnya karena takut wanita itu akan pergi saat dirinya benar-benar jatuh cinta namun ternyata belum apa-apa dia sudah lebih jatuh cinta, sayangnya cara yang dia gunakan justru membuat orang itu tak menyukainya.
Alpha membuka tirai jendela dari ujung sini dirinya bisa melihat jauh ke lapangan berkudanya. Mata Alpha terkejut saat mendapati gadis yang dia ejek tingginya seperti gadis SMP itu sedang lihai menaiki kuda bahkan bisa mengendalikan Bulan kuda yang paling lincah dan jarang ada yang bisa menaklukkan.
Dari Jauh Alpha bisa melihat Shafa melompati 3 papan lompatan dengan indah setelah itu memegang busur panah dan memanah sesuai target, Alpha bahkan sampai terpukau, dia lihai seperti Zea dalam berkuda bedanya tubuh Shafa mungil dan ramping juga pendek.
"Bocah kecil itu, luar biasa sekali naik kudanya. " Gumam Alpha bangkit dari tempatnya, penasaran ingin melihat lebih dekat bagaimana si kecil itu menaklukkan bulan kuda kesayanganya.
\*
Stable kuda.
Shafa tertawa saat Bulan menjilati tangannya yang memberi wortel di tangannya, tangan satunya mengelus lembut bulu putih Bulan.
Yah Bulan, Kuda putih anak dari kuda peninggalan sang Mama, induk kuda itu meninggal karena kolik setelah Mamanya di usir dari rumah.
Alpha heran kenapa Shafa bisa ke stable kudanya, setelah bertanya pada Jefri pelatih kudanya, katanya Al Jovano yang meminta Gadis itu menjadi groom dan atlit Bulan.
"Ckkk, bocah itu selalu bertindak semaunya tanpa ijin ku! " Kesal Alpha lalu mendekati Shafa.
Shafa menyisir rambut Bulan yang biasanya tak bisa anteng, kini seperti mendapatkan pawangnya. "Kau suka kuda?? " Tanya Alpha.
"Ya." Jawab Shafa pelan.
"Kau berlatih dari siapa?? " Tanya Alpha.
"Abi dan Umi, dulu saat mereka masih hidup kami punya kuda, tapi kuda itu sudah kami jual untuk melunasi semua hutang keluarga. " Jawab Shafa.
"Kenapa kamu dan Kenzie yatim piatu? " Tanya Alpha mulai penasaran.
"Abi dan Umi meninggal saat aku SMA kecelakaan bersama nenek kakek kami saat pulang ke desa." Kata Shafa.
"Maaf." Alpha menyesal menayangkan hal itu dan hanya di jawab anggukan oleh Shafa di sertai senyum tipis.
"Aku ingin Kaya, Aku masih ingin melunasi hutang mereka agar mereka semua tidak terikat lehernya di akhirat." Kata Shafa.
"Berapa hutangnya?? " Tanya Alpha penasaran.
"Kata Wak haji di desa kami 20 juta sisa yang belum lunas." Jawab Shafa.
"Ku lunasi tapi ada syaratnya." Kata Alpha mulai iba.
"Apa itu pak Alpha? " Tanya Shafa penasaran.
"Kau mau menikah kontrak dengan ku??? " Entah omongan itu meluncur begitu saja dari bibir Alpha. Entah rasa penasaran atau hanya untuk pelarian dari rasanya, namun gadis itu tidak terlalu buruk dalam hal mengurus rumah pikirnya.
Alpha mendadak ingin membuktikan pada Zea jika rasa pada istri adiknya itu sudah hilang, meski kenyataannya belum hilang, setidaknya Zea tidak akan mengusir dirinya jika ingin membawa Ame dan melihat Zea sebentar saja.
Shafa tertegun di tempat, "Menikah dengan Om Om?? Kontrak??? " Shafa keceplosan dan omongan itu sukses membuat Alpha memerah karena kesal.
"Sial!!! Dia bilang aku Om Om! " Umpat hati Alpha merasa di hina.
"Maaf Pak, Orang tua saya justru akan makin tersiksa dan sedih karena aku akan terlihat menyedihkan di lihat dari sana. " Shafa menunjuk ke langit.
"Aku masih muda! Umurku 30 tahun!! " Kata Alpha tak terima.
"Dan saya baru 19 tahun Pak. Maaf bapak terlalu tua untuk saya, mungkin orang akan melihat anda menikah dengan adik anda." Kata Shafa lalu berjalan meninggalkan Alpha yang tertegun, jadi benar-benar masih bocah, dia pikir gadis itu hanya badannya yang kecil rupanya belum genap 20 tahun.
"Kepala ku pasti sudah konslet, berpikir mau mengajaknya menikah kontrak tadi." umpat Alpha lalu kembali ke ruangannya dengan memijat kepala yang mendadak pusing, namun rasanya cuma gadis itu yang bisa sedikit mengubah pendiriannya.
***
Wajib Like, komen dan subscribe juga dukung ya kak, hehehe Maksa😁
Aq blm tav vaf nih 🤭