Ayla tak menyangka kalau pria yang sudah dengan mati matian dia lupakan malah serumah dengannya, bukan jadi suaminya tapi jadi adik iparnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airishna Alba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 pergi saja
Ayla berjalan tanpa arah, air matanya terus mengalir. Ia tidak percaya Aldy bisa melakukan hal seperti itu. Sekretarisnya! Bagaimana mungkin? Pikirannya kacau, hatinya terluka.
Ketika berpapasan dengan orang, Ayla tidak menyadari apa yang terjadi di sekitarnya. Ayla merasa berada di suatu ruangan gelap sendiri.
hingga tak menyadari banyak pasang mata yang memandang iba. Ia terus berjalan tanpa arah tak lagi memikirkan tubuhnya yang mulai kelelahan dan kelaparan.
Langkangnya mulai goyah, tubuhnya melemah
Hatinya yang baru sekejap merasakan bahagia kini hancur, cinta yang pernah ada kini musnah.
"Tidak... tidak mungkin... Aldy tidak akan melakukan itu..." gumamnya, namun air matanya terus mengalir.
Tiba-tiba, Ayla merasa pandangannya kabur dan kemudian gelap. Saat itu, seseorang menangkapnya.
Ayla terbangun dari tidurnya dengan perasaan yang tidak nyaman. Ia merasa kedinginan dan kesakitan di sekujur tubuhnya
Ketika Ayla sadar, ia berada di sebuah apartemen yang tidak dikenalnya. Ia melihat ke sekeliling ruangan yang lumayan luas itu.
"Apa... apa yang terjadi?" Gumam ayla lemah. Ia mulai mengingat kejadian menyakitkan yang telah membawanya ke tempat asing dimana ia berada sekarang.
"Kamu pingsan. Aku membawamu ke sini," jawab Reno sambil memberikan air minum.
Ayla terhenyak.
"Apa yang kamu lakukan disini Reno, ? Tolong jangan sakiti aku "
Reno tidak menjawab, hanya memandanginya dengan tajam. Ayla merasa tidak nyaman dan mencoba menjauhkan diri.
"Reno, aku ingin pergi," kata Ayla dengan suara lemah.
Reno tersenyum sinis. "Kamu tidak bisa pergi. Kamu tidak punya tempat untuk pergi."
Ayla merasa terjebak. Ia tidak ingin berada di dekat Reno, apalagi setelah kejadian beberapa hari yang lalu yang membuatnya merasa takut dan tidak nyaman.
"Apa yang kamu inginkan dari aku, Reno?" tanya Ayla dengan air mata sambil terus membawa tubuhnya menjauh dari reno hingga ia terpojok di ujung ranjang.
Reno mendekati Ayla, membuatnya merasa terancam. "Aku ingin kamu merasakan luka ku yang kamu buat dulu," kata Reno dengan suara rendah.
Ayla merasa ketakutan. "Aku minta maaf reno, tapi itu hanya lah cerita masa lalu?"
Reno tersenyum miring. ."aku tidak peduli, karena kau juga tidak perduli pada ku. kau meilih pergi dengan dalih menempuh pendidikan dan tidak mau ldr. Tapi nyatanya kau sama saja dengan wanita di luar sana yang hanya ingin mendapatkan harta yang lebih dari kakak ku yang sudah mapan. aku tidak ingin kau bahagia bersama aldy setelah apa yang kau perbuat kepada ku"
"Reno... aku tidak ingin berada di sini... Tolong ," pinta Ayla dengan sisa tenaga yang ia punya.
Ia merasa takut dan hancur. Hatinya dipenuhi rasa bersalah dan penyesalan atas semua kesalahan nya.
mana ia tahu takdir akan membawa nya ke hubungan ini. seakan hanya ber putar putar di lingkungan yang sama dan kembali bertemu dengan orang lama.
Reno menggelengkan kepala. "Kamu tidak bisa pergi "
Ayla merasa terjebak. Ia tidak ingin berada di dekat Reno, terutama setelah insiden di kamar Reno. Namun, kelemahan tubuhnya membuatnya tidak bisa bergerak.
Reno pergi dan membanting pintu dengan keras. Ayla tidak punya tenaga untuk berlari atau pun hanya sekedar berjalan.
Ia hanya bisa menangis hingga akhirnya ayla tertidur karena hari sudah menunjukkan pukul 17.30
Tidak terasa sejak ia pergi dari rumah dan berjalan sejauh itu memakan waktu yang begitu lama, sedangkan ayla hanya berjalan dan menangis tanpa mengisi perutnya terlebih dahulu. Pantas saja ia sampai kehilangan kesadaran.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
sedangkan jauh di sebuah rumah yang belum terhitung genap satu hari ayla tinggalkan, terpantau seorang laki laki menghubungi sebuah nomor namun tidak kunjung mendapatkan jawaban.
"ayo lah ayla, kemana kau pergi. mengapa belum pulang juga padahal pergi sejak pagi."ucap nya dalam hati sambil menempelkan kembali hp nya di daun telinga
Aldy terus menghubungi Ayla, tapi panggilan tersebut tidak dijawab. Ia mulai merasa khawatir meskipun masih marah karena kesalahpahaman tentang pakaian intim Ayla di kamar Reno.
Langkahnya mondar-mandir di kamar, mencari tahu ke mana Ayla pergi. Tiba-tiba, matanya tertuju pada ponsel Ayla yang tergeletak di atas meja.
"Apa ini?" gumamnya, keheranan.
"sial, pantas saja tidak ada jawaban. sampai belut berbu1u pun tidak akan ada yang menjawab kalo benda ini ada disini" umpatnya
Ia memanggil pembantu rumah, "Kalian lihat Ayla pagi tadi? Tidak ada yang tahu ke mana dia pergi?" Pembantu rumah menggelengkan kepala.
Aldy mulai gusar, sedikit ada rasa bersalah karena dia mendiamkan ayla dan tak mendengarkan pengakuan ayla. bisa saja ayla jujur, pikirnya.
Aldy merasa kekhawatiran yang tak terkira. Ia segera menghubungi teman-teman Ayla, namun tidak ada yang tahu ke mana dia pergi. Ia juga menghubungi keluarga Ayla, tetapi mereka juga tidak memiliki informasi.
"ada apa aldy, bukan kah ayla tinggal bersama mu? " tanya bibi ayla
"iya bi,, bibi dan paman tenang saja. mungkin ayla sedang bertemu teman temannya tapi belum sempat memberitahu ku. hp nya juga tertinggal di kamar" ucap aldy yang tidak mau keluarga ayla khawatir apalagi sampai tahu masalah rumah tangga mereka.
"Dia tidak bisa pergi begitu saja," kata Aldy kepada dirinya sendiri, semakin cemas. Ia memutuskan untuk menghubungi seseorang..
"halo"
"ya, halo. tolong kerahkan seluruh anak buah mu untuk mencari ayla. Dia pergi sejak tadi pagi. jangan sampai dia terluka sedikitpun"
Tegas aldy pada seseorang di seberang telpon sana.
"baik pak, akan kami cari sampai dapat"
"bagus"
Tuut..tuut.. lalu aldy mengakhiri panggilan itu.
Aldy memutuskan untuk memeriksa rekaman CCTV. Ia mematung melihat Ayla terlihat menenteng tas besar, meninggalkan rumah dengan wajah sedih. "Kemana dia mau pergi?" tanyanya pada diri sendiri, khawatir.
"apa dia berencana kabur? "
"di luar sana sangat berbahaya apa lagi sekarang hujan turun sangat deras" aldy memandang jauh ke luar jendela mengintip kilat yang menyala nyala.
bersamaan dengan air langit yang turun menyerbu seluruh penjuru bumi., menghilangkan dahaga tanah yang tandus, Hujan turun di kota yang terlalu lama terbelenggu polusi. Tetesan airnya bagai mutiara dari langit, membersihkan debu dan kekotoran yang menempel di wajah kota.
Suara gemuruhnya seperti musik yang merdu, mengiringi kota keluar dari kelelahan dan kekusaman. Sejenak, polusi menghilang, digantikan oleh udara segar dan aroma bunga basah. Kota yang dulunya kusam, kini berseri, seperti gadis yang baru saja mandi. Hujan membawa kebahagiaan dan kedamaian, mengembalikan keindahan kota.
Namun di bawah langit gelap ini, sebuah hati sedang tidak dilanda kebahagiaan saat hujan melanda.