Alea, seorang gadis yang menjadi korban perkosaan di hotel tempat dimana ia bekerja. Alea yang kala itu sedang bertugas membersihkan salah satu kamar hotel karena dia merupakan seorang office girl, harus menerima kenyataan pahit ketika seorang laki-laki asing menjamahnya. Penderitaan tak sampai disitu, ketika Alea di paksa harus menikah dengan pria paruhbaya yang berkuasa di wilayahnya, dan hal yang lebih mengejutkan ketika Alea tahu jika orang yang telah menjadi suaminya adalah ayah dari laki-laki yang sudah tega menodainya. bagaimana Alea harus menjalani kehidupannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RD Junior, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku akan menikahimu
***
Tok. Tok. Tok.
Arthur langsung membuka pintu ketika kamarnya di ketuk. "Ada apa?"
"Di bawah ada tamu yang ingin bertemu dengan Tuan muda," jawab Laura.
"Tamu? Siapa?"
"Maaf Tuan, saya tidak tahu. Yang jelas dia seorang wanita," ucap Laura.
Arthur tertegun sejenak. "Baiklah, sebentar lagi aku akan turun."
Calista duduk di sofa. Semua orang menatap tajam kepadanya sehingga membuatnya merasa sedang diintimidasi dengan sorot mata Carlos dan juga istri-istrinya. "Ibu nya Arthur yang mana ya? Apa yang pake baju putih?" batin Calista, "ah tidak-tidak! Sepertinya dia terlalu muda jika ibu dari Arthur," pikirnya dalam hati, kepada Stevani. "Sepertinya yang pake baju coklat," batinnya, menatap kearah Chamela. Karena Samantha memang tidak ada di sana.
Rachel menatap sinis kepada Calista. Sebenarnya dia cemburu ketika Calista memperkenalkan diri sebagai pacar Arthur dihadapan semua orang. "Jadi ini pacarnya kak Arthur. Seandainya saja kak Arthur itu bukan anak kandung dari ayah, aku sudah pasti merebutnya," batin Rachel yang sudah sejak lama memendam perasaan terhadap Arthur, kakaknya sendiri.
Carlos melayangkan beberapa pertanyaan kepada Calista, tentang siapa orangtuanya dan apa pekerjaannya. Dan ternyata Calista adalah anak dari seorang pengusaha properti yang memiliki beberapa cabang di beberapa wilayah. Dan tentu saja dia adalah orang dari kalangan yang berada. Carlos tersenyum mendengar jawaban dari Calista, dan sepertinya dia menyetujui hubungan keduanya.
"Calista. Sedang apa kau disini?" Arthur yang baru saja turun langsung menghampirinya.
"Maaf karena aku tidak memberi tahu mu lebih dulu, sebelum aku kemari," ujar Calista.
"Kalian berpacaran sudah cukup lama. Kenapa kau tidak pernah memberi tahu Ayah sebelumnya, kalau kau memang sudah memiliki tambatan hati?" tanya Carlos kepada Arthur.
Arthur berdiam diri, tak menjawabnya. Dia merasa ini bukan awal yang baik untuknya.
"Ck." Rachel tampak membelalakkan matanya mendengar ucapan ayahnya.
"Enak sekali gadis ini! Dia mencoba untuk masuk ke keluarga Bratajaya. Aku harus menyingkirkan Arthur sebelum itu terjadi," batin Chamela. Chamela adalah satu-satunya orang yang mengetahui rahasia Carlos, yang telah memberikan beberapa aset kekayaan nya kepada Arthur tanpa sepengetahuan istri-istrinya.
Arthur menarik tangan Calista dan membawanya keatas balkon. Calista tampak mengamati raut wajah Arthur.
"Ada apa? Sepertinya kau tidak senang melihatku disini?" tanya Calista.
"Seharusnya kau tidak kemari," ucap Arthur menatap nanar.
"Ternyata benar! Kau memang tidak suka melihatku disini," lirih Calista menundukkan kepala.
"Bukan seperti itu! Aku hanya merasa kalau kau datang disaat waktu yang kurang tepat."
"Semalaman aku tak bisa tidur, karena terus memikirkan ucapanmu," ujar Calista.
Arthur menatap dalam wajah Calista. Dia tahu apa yang ada didalam pikiran Calista.
"Tolong katakan padaku, kalau waktu itu kau hanya asal bicara saja untuk menyelamatkan Alea?" desak Calista saat mengingat kembali ucapan Arthur yang mengatakan kalau dia yang telah menodai Alea.
"Aku minta maaf, karena telah mengecewakanmu."
"Arthur, aku ingin mendengar kejujuran dari mulut mu. Tolong jangan berbohong seperti itu?" Calista menatap sekeliling. "Disini tidak ada siapa-siapa, jadi tolong katakan kalau bukan kau yang waktu itu memper*kosa Alea." Kedua bola mata Calista sudah tampak berkaca-kaca.
"Aku sudah berkata jujur, kalau memang aku yang sudah merenggut kesucian Alea."
Seketika Calista pun meneteskan air matanya. Alea yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka, menghampiri keduanya.
"Calista, kenapa kau menangis?" Alea memegangi bahu Calista, menatap dalam kepadanya.
"Alea, tolong katakan pada Arthur, untuk berhenti mengakui kalau dia yang telah menodai mu. Aku yakin kalau Arthur tidak mungkin melakukan perbuatan itu," pinta Calista yang sudah berlinang air mata. Alea pun langsung memeluk Calista untuk menenangkannya. Namun pandangannya mengarah kepada Arthur yang sedang menatapnya.
"Kau memang wanita yang sangat hebat! Di depan semua orang kau bisa bersikap seolah dirimu sedang baik-baik saja, padahal aku tahu, beban hidup yang kau jalani jauh lebih berat dari apa yang dirasakan Calista sekarang," batin Arthur, yang enggan memalingkan penglihatannya.
Perlahan Alea melepaskan pelukannya. "Lihat aku?" pinta Alea seraya mengunci pandangan Calista agar menatapnya. "Seperti apa yang tadi sudah kau bilang, kalau tuan Arthur tidak mungkin melakukan itu kepadaku. Jadi kau tidak perlu mendengarkan ucapannya," tutur Alea yang sekilas menoleh kepada Arthur.
"Alea!" bentak Arthur.
"Cukup, Tuan! Jangan bicara omong kosong lagi!!" Alea ikut meninggikan suaranya. "Aku minta dengan sangat, tolong jangan pernah membahas ini lagi!" tegas Alea, lalu membelakangi keduanya untuk menyembunyikan kesedihannya. Seketika air mata Alea pun jatuh membasahi pipinya. Tak ingin Calista melihat itu, dengan cepat Alea meninggalkan keduanya.
"Arthur, aku sangat mencintaimu." Tiba-tiba Calista memeluk erat Arthur dan menenggelamkan wajah di dada bidang kekasihnya.
"Kenapa kau tidak mau mengakuinya, Alea?" batin Arthur, yang terus terpaku melihat kepergiannya.
***
Blug.
Alea terkejut saat mendengar suara keras di kamarnya. Dia yang sedang berada di dalam kamar mandi pun segera mengenakan handuk kimono, lalu keluar.
"Tuan Arthur, sedang apa disini?" Alea tampak terkejut melihatnya.
Arthur mengamati lekuk tubuh Alea yang terlihat begitu sangat indah. Dia terlihat seksi dengan mengenakan handuk kimono serta handuk yang menutupi rambut basahnya. Arthur menelan saliva nya berkali-kali.
"Tuan jangan macam-macam! Sebaiknya Tuan cepat pergi." Alea yang sadar akan di tatap seperti itu pun mulai merasa tidak nyaman, takut kalau Arthur akan melakukan perbuatan seperti apa yang sudah pernah dia lakukan sebelumnya kepada dirinya.
"Pakailah pakaianmu dulu, di dalam kamar mandi. Aku akan menunggumu disini," titah Arthur sembari duduk di tepi ranjang.
Tanpa banyak bicara Alea langsung mengambil pakaian ganti dari almari, lalu membawanya kedalam kamar mandi.
Tak lama kemudian Alea keluar dengan mengenakan pakaian tidur, karena ini memang sudah malam. Arthur terpaku melihat Alea yang sudah berdiri di depan matanya.
"Mau mengenakan apapun, kau itu memang terlihat cantik dan seksi di mataku," batin Arthur. Tanpa sadar, dia tersenyum menyeringai.
"Sebenarnya Tuan mau apa? Kenapa malam-malam datang ke kamarku?"
"Apa harus siang-siang, jika aku ingin ke kamarmu?"
"Tidak! Maksudku bukan seperti itu," ucap Alea mengusap-usap leher jenjangnya.
"Gadis ini! Apa dia sedang menggodaku?" batin Arthur, yang tak kuasa saat melihat Alea bersikap seperti itu.
"Kalau tidak ada yang ingin Tuan katakan, sebaiknya Tuan pergi dari sini," usir Alea.
"To do points saja. Kenapa kau tidak mau mengakui ke semua orang kalau aku yang telah merenggut kesucian mu?"
"Itu lagi? Aku sudah bilang, kalau aku sudah tidak ingin membahasnya. Biarlah itu menjadi kenangan pahit yang tak akan pernah bisa ku lupakan seumur hidupku."
"Kenangan pahit untukmu, tapi itu adalah kenangan termanis di dalam hidupku," batin Arthur.
"Baik, kali ini aku ingin bicara dari hati-kehati denganmu," ungkap Arthur seraya mendekati Alea lalu menatapnya sangat dalam.
"Bicara dari hati-kehati?" Alea membalas tatapannya.
"Ya! Aku ingin mempertanggung jawabkan kesalahanku dimasa lalu."
"Dengan cara apa? Tuan tidak mungkin bisa mengembalikan keperawanan ku." Alea tertunduk seperti menahan malu.
"Aku akan menikahi mu."
Deg. Ucapan Arthur membuat Alea sangat terkejut.
***********
Jangan lupa like, coment, vote, list favorit dan kasih hadiah juga ya🙏 biar othor makin semangat untuk melanjutkan ceritanya. Terima kasih sebelumnya😘