Shanum adalah seorang gadis desa yang di besarkan di keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai seorang OB di sebuah perusahaan terbesar di kota Metropolitan. Karena kecerdasan yang di miliki Shanum ia selalu mendapatkan beasiswa hingga ke Perguruan Tinggi. Namun sayang semua yang ia dapat tidaklah cuma-cuma. Di balik Beasiswa yang di dapat Shanum ternyata ada niat terselubung dari sang Donatur. Yaitu ingin menjodohkan sang Putra dengan Shanum padahal Putranya sudah memiliki Istri. Apakah Shanum bersiap menerima perjodohan itu! Dan Apakah Shanum akan bahagia jika dia di poligami??? Ikuti terus ceritanya.... Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Sudaryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Terkuaknya sebuah fakta.
Setelah mengantarkan Shanum, Bisma pun langsung meluncur ke kantornya. Ya, sudah cukup lama ia tidak pernah mengunjungi perusahaannya tersebut semenjak kecelakaan yang menyebabkannya lumpuh.
Selama ini yang menghandle perusahaan Bisma adalah Rino, sepupu Bisma. Karena Rino memiliki sikap jujur dan baik, Bisma memang cukup dekat dengan Rino karena usia mereka hanya beda 1 tahun. Tapi entah kenapa sejak kecelakaan itu, dan Bisma mempercayai perusahaan pada Rino sikapnya mulai berubah. Ia seolah ingin menguasai perusahaan dan bersikap semena-mena pada karyawan.
Hari ini Bisma sengaja datang ke perusahaan tanpa memberi tahu kedatangannya. Ia ingin melihat sejauh mana Rino bertindak.
Sesampainya di perusahaan, Bisma turun dan di bantu oleh Azam. Kemudian Azam mendorong, kursin roda Bisma untuk menaiki lift khusus untuk petinggi perusahaan. Suasana kantor begitu sepi, karena para karyawan sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Saat Bisma melintasi koridor ada beberapa karyawan yang lewat menyapanya. Bisma kini begitu dingin dan cuek tidak mengindahkan sapaan para karyawan.
"Pagi, pak!" sapa salah satu karyawan wanita yang sedang melintasinya.
Bisma hanya berlalu dengan wajah datarnya tanpa menjawab.
"Dasar, pria kulkas tujuh pintu. Keadaannya sudah seperti itu saja masih sombong! " gerutu wanita tersebut. Lalu melanjutkan pekerjaannya kembali.
Setelah sampai di lantai paling atas dan keluar dari lift Bisma langsung masuk ke dalam ruangannya. Membuat Shinta yang melihat kedatangan bosnya, langsung berdiri dan menundukkan badannya.
"Pagi, Pak. " sapanya, dengan tersenyum ramah.
Bisma hanya mengangguk, lalu masuk ke dalam ruangannya. Ruangan yang masih sama, tidak ada yang berubah. Sudah 6 bulan sejak kecelakaan itu Bisma tidak pernah lagi datang ke ke kantor. Ia hanya memeriksa pekerjaannya lewat email. Sekarang ia sudah duduk di kursi kebesarannya, dan mulai memeriksa pekerjaannya. Dengan Azam yang masih setia berdiri di sampingnya.
"Benar-benar, kurang-ajar. Ternyata dia ingin bermain-main dengan ku!" ucap Bisma penuh emosi, kala melihat laporan yang baru saja di serahkan oleh Azam.
Bisma tidak menyangka jika sepu. Selama ini ia begitu percaya tapi ternyata sepupunya berani berkhianat.
"Azam, kamu terus selidik dia. Tapi jangan sampai dia curiga!!! " perintah Bisma.
"Baik, Pak. Jawab Azam
Tak lama pintu ruangan Bisma terbuka. Terlihat Rino memasuki ruangan tersebut tanpa permisi, seperti biasanya.
" Hai bro, tumben lo datang ke kantor ini? Kenapa lo gak ngasi kabar ke gue kalo mau kesini!!! Ucap Rino lalu menghampiri Bisma.
"Emangnya harus ya aku ngasi kabar ke elo!! Apa lo lupa ini perusahaan siapa. Jadi terserah aku mau datang kapan saja." ucap Bisma ketus.
"Santai, Bro. Bukan gitu maksud aku. Kalo lo bilang mau ke sini, gue kan bisa sambut kedatangan lo." ucap Rino salah tingkah.
"Sudah, mending sekarang lo, kembali ke ruangan lo. Gue mau lanjut kerja." usir Bisma. Tanpa menoleh kearah Rino, ia pun melanjutkan pekerjaannya.
Tanpa menjawab, dengan kesal Rino pun kembali ke ruangannya. Sambil menggerutu.
"Shittttt!! Sombong amat, awas aja lo. Kalo sebentar lagi perusahaan ini akan jatuh ke tangan gue. Gue bakal bikin lo jadi gembel."
Setelah kepergian Rino, Bisma pun melanjutkan pekerjaannya.
"Oh ya. Kamu juga tolong selidiki istri pertama gue, gue cuma mau buktiin perkataan Abi apakah benar atau tidak." perintah Bisma lagi.
"Apakah kamu yakin mau menyelidiki istri lo? Bukanya lo cinta mati sama dia! Sampai-sampai bikin lo buta." ledek Azam. Yang merupakan sahabat Bisma.
"Sialan lo, berani lo ngeledek gue. Udah bosan kerja lo!" bentak Bisma yang emosi saat di ledek Azam.
"Sorry.... Sorry. Bro, bukan gitu maksud gue. Gue liat lo begitu bucin sama dia sampai-sampai lo mau di injak-injak sama istri lo." ucap Azam.
"Sudahlah, mending lo balik ke ruangan lo buruan, sebelum pulpen ini melayang." kesal Bisma.
"Iya... Iya.. Ini gue mau pergi."
Saat Azam akan membuka knop pintu Bisma pun berkata "eh, lo tolong bikinin janji gue sama Dokter Doni. Ada yang ingin gue diskusikan sama dia." ucap Bisma.
"Ok, siap Bos." ucap Azam lalu keluar dari ruangan itu.
Setelah cukup lama berkutat dengan pekerjaannya, kini jam makan siang pun telah tiba. Azam sudah menuju ke ruangan Bosnya, untuk mengingatkan temu janjinya sama bersama Dokter Doni.
Tok...
Tok..
Tok..
"Masuk," ucap Bisma dari dalam.
"Pak Bos, waktunya temu janji dengan Dokter Doni. " ucap Azam setelah berdiri di depan meja Bisma.
"Hmmm," Bisma hanya menjawab dengan deheman. Lalu ia pun mengakhiri pekerjaannya.
Bisma keluar ruangannya dan di ikuti Azam dari belakang. Shinta yang masih berkutat dengan pekerjaannya ia pun langsung berdiri kala melihat bosnya lewat, ia pun menundukkan badan untuk memberi hormat.
Bisma kini sudah berada di mobil dan meluncurkan menuju kerumah sakit Islamik Center. Di sanalah ia akan menemui Dokter Doni. Tak butuh waktu lama mereka pun tiba di rumah sakit tersebut. Karena memang rumah sakit dengan kantor Bisma hanya berjarak 15 km.
Setelah Azam memarkirkan mobilnya bia pun membantu sang Bos untuk turu dari mobil.
"Pak Bos, bukannya ini rumah sakit dimana Nona muda bekerja? " tanya Azam untuk memastikan penglihatannya.
"Hmmm," ucap Singkat Bisma.
"Apakah tidak apa-apa jika nanti pak Bos bertemu Nona."
"Saya yang ketemu, kenapa kamu yang pusing! Sudah ayo cepat kita masuk." ajak Bisma.
Kedua pria itupun masuk ke rumah sakit terbesar di Jakarta. Bisma yang saat ini menggunakan masker dan kaca mata hitam. Membuatnya menjadi pusat perhatian.
Banyak perawat yang berbisik-bisik melihat kedatangan Bisma. Dengan tampang cool Bisma melewati lorong rumah sakit menuju ke ruang praktik Dokter Doni.
Saat melewati lorong, Bisma juga sempat berpapasan dengan Lia sahabat Shanum.
"Lho, bukannya itu suami Shanum? " gumam Lia dengan suara lirih, sambil menunjuk ke arah Bisma. "Ada apa dia ke mari! Apakah dia sedang sakit!!! Ucapnya lagi.
Bisma yang kini sudah tiba di depan ruangan Doni, Azam pun mengetuk pintu ruangan tersebut.
"Masuk," terdengar sahutan dari dalam.
Setelah pintu terbuka, Azam pun mendorong kursi roda milik Bisma untuk memasuki ruangan tersebut.
"Hai, Bro. Apa kabar? Ada angin apakah gerangan, sehingga membuatmu menyambangi tempat ku bekerja! Canda dokter Doni sambil menaikan kedua alisnya secara bergantian.
"Sialan lo, " kesal Bisma karena di ledek sang sahabat.
"Gue mau konsul sama lo." ucap Bisma. Cemberut.
sambil menunggu jadwal therapy ada baiknya kaki bisma tetap di pijat oleh shanum
lanjut kak