Tak ada jalan untuk kembali
Killa Okta Brahmana dan Salpa Radiatul Brahmana merupakan saudara kandung, setelah lulus kuliah di luar Negeri sebagai Desainer profesional, Killa menjadi satu-satunya penerus perusahaan peninggalan mendiang sang Ibunda. Sementara Salpa masih menempuh pendidikan tinggi dengan profesi yang sama dengan Kakaknya, Killa.
Setelah Killa sah menjadi penerus perusahan keluarga besar Brahmana, akhirnya Killa menikahi Diantoro Sultan yg tak lain merupakan keturunan dari sahabat sang Ayah, Joko Brahmana.
Setelah 3 tahun menikah pernikahan Killa dan Diantoro belum dikaruniai keturunan sehingga Diantoro berselingkuh dengan adik kandung Killa.
Lantas bagaimana dengan Killa dan cerita selanjutnya?
Intip terus ya update selanjutnya 😉 siapa tau makin penasaran sama kelanjutan ceritanya 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhyras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamar Hotel
Sesampainya di Les Hotel Grand style tempat yang akan digunakan untuk wedding anniversary Killa dan Diantoro, Fanny segera pamit sebentar pergi ke toilet, sementara Killa menunggu di lobby.
Tapi dalam perjalanannya menuju toilet, tak sengaja Fanny kembali melihat Diantoro dan wanita yang sedang bersamanya berjalan menuju salah satu kamar hotel disana.
'Astaga ... gue beneran gak salah lihat! Siapa cewek itu?' pikir Fanny.
Rasa penasarannya yang menggebu-gebu membuatnya lupa pada tujuan awalnya.
Fanny perlahan berjalan mengikuti Diantoro dan wanita yang bersamanya.
Dari arah belakang Fanny merasa tak asing dengan postur tubuh wanita yang tengah berjalan mesra bersama Diantoro.
Kemudian mereka berhenti di depan salah satu kamar hotel, sedangkan Fanny berjalan perlahan dibelakang petugas kebersihan hotel.
Sebelum keduanya masuk, wanita itu sempat melirik ke arah samping dan Fanny melihat dengan jelas paras wanita yang tengah bersama Diantoro. Beruntung tubuh Fanny terhalang oleh petugas kebersihan itu.
'Astaga!' Fanny terkejut dan menutup mulutnya dengan kedua tangan. 'Gue gak salah lihat, kan? Diantoro sama Salpa? Mau apa mereka masuk ke kamar hotel berdua?' pikirnya. Fanny merasa syok dengan apa yang dilihatnya.
Fanny segera bergegas putar arah menuju toilet. "Ahhh gila gila gila! Gue harus ngomong apa sama si Killa? Gak mungkin gue bilang 'suami Lo selingkuh sama adek Lo, Kill!' Enggak enggak! Gak mungkin gue tega ngasih tau sahabat gue, gimana coba perasaan dia?" Fanny menggerutu sendiri di depan cermin. 'Huh ... tenang dulu, Fan! Pasti ada cara lain buat ngasih tau sahabat Lo!' gumam Fanny berusaha menenangkan pikirannya.
Setelah menghela nafas panjang untuk sedikit menenangkan diri, Fanny berjalan keluar menuju lobby.
"Kemana aja Lo, Fan? Lama amat sih timbang ke toilet doang?" tanya Killa kesal karena menunggu lama.
"Iya sorry, Kill! Gue tiba-tiba sembelit tadi ...." Sahut Fanny berusaha menyembunyikan ekspresi wajahnya yang kalut.
"Ya udah lah! Mending sekarang kita langsung cabut aja dari sini ...." ajak Killa tak mau berdebat.
Fanny hanya bisa menelan ludah, pikirannya tak karuan setelah melihat Diantoro dan Salpa masuk ke kamar hotel berdua.
Tak banyak basa-basi, Killa dan Fanny segera bergegas pergi menuju gedung yang akan digunakan untuk acaranya nanti.
***
Usai mengurusi urusannya, Killa tak mau berlama-lama berada disana, karena masih banyak urusan yang harus diselesaikan.
Sementara Diantoro dan Salpa masih dengan urusannya di dalam kamar hotel.
"Habis ini kita kemana lagi, Kill?" tanya Fanny sambil celangak celinguk karena khawatir tak sengaja berpapasan dengan Diantoro dan Salpa disana.
"Habis ini gue mau mampir ke kantor Mas Toro sebentar ya? Ada sesuatu yang perlu gue diskusikan sama dia!" jawab Killa.
Fanny terdiam sejenak. "Oh ... tapi kalau kata gue sih, mending Lo beresin dulu deh urusan hari ini! Soal diskusi Lo bisa nanti di rumah aja, kan? Lagian jam segini emang suami Lo lagi gak sibuk?" saran Fanny berusaha menutupi.
"Eh tapi bener juga ya kata Lo, Fan! Gue takut ganggu juga sih! Ya udah lah entar aja, mending gue ke Galleria Mall cari sesuatu buat Mas Toro!" tutur Killa.
Fanny lega mendengar jawaban Killa. "Ok, gue temenin lo kesana ya?" tawar Fanny.
"Ok!" sahut Killa.
Kemudian mereka berjalan menuju parkiran, tapi pandangan Killa tertuju pada salah satu mobil yang menurutnya tak asing. "Loh, itu kok kayak mobil Mas Toro ya?" cetus Killa sambil menunjuk salah satu mobil yang tak jauh dari tempat mobilnya diparkir.
"Masa sih? Mungkin cuma mirip aja kali!" Fanny coba menyangkal.
Killa terdiam sejenak. "Benar juga kata Lo, Fan! Sekarang harusnya masih jam kerja sih, atau kalau iya juga paling lagi ada meeting sama kliennya." Ucap Killa tak mau ambil pusing.
Fanny kembali menghela nafas lega, kemudian mereka segera bergegas pergi ke Galleria Mall untuk membeli beberapa keperluan.
"Oh iya, Kill! By the way gue udah lama gak pernah lihat lo jalan bareng sama adek Lo, Salpa?" tanya Fanny memecah keheningan saat dalam perjalanan ke Galleria Mall.
Pertanyaan Fanny memang mengingatkan Killa, sudah beberapa dekade Killa tak saling berkomunikasi dengan Salpa.
Setelah Kepulangannya dari luar negeri, Salpa selalu sibuk dengan bisnis yang saat ini sedang dirintisnya.
"Emang sih, Fan! Gue udah lama gak denger kabar dari adek gue! Malah kemarin gue sempet juga mimpiin dia!" sahut Killa.
"Emang Lo gak pernah hubungi dia duluan gitu? Emang Lo mimpiin apa tentang adek Lo?" tanya Fanny penasaran.
"Gue takut ganggu, tapi nanti pasti gue hubungi kok! Ya gitulah, menurut gue mimpi gue agak aneh sih!" jawab Killa. "Emang kenapa Fan? Tumben Lo nanyain adek gue?" tanya Killa balik.
"Kagak apa-apa sih, gue heran aja! Biasanya kan sedikit-sedikit adek Lo, dikit-dikit adek Lo!" sahut Fanny. "Tapi gue penasaran sama mimpi Lo, Kill! Emang aneh gimana?" tanya Fanny dengan rasa penasarannya.
"Nanti aja lah gue cerita sama Lo!" sahut Killa. "Oh iya gue jadi inget sesuatu! Di butik masih ada kan gaun yang baru rilis?" tanya Killa.
"Ada sih! Tapi Lo bilang gaun itu buat cadangan hari festival, kan?" Fanny mengernyitkan keningnya.
"Iya sih! Tapi gue pikir-pikir lagi, mending gue kasih dulu aja ke adek gue, buat acara gue nanti!" cetus Killa.
Fanny sedikit melongo. "Lo yakin, Kill? Gaun itu mau Lo kasih ke adek Lo?" tanya Fanny.
Killa mengangguk. "Iya, soalnya gue juga udah pernah janji sama adek gue, gue mau bikinin desain gaun khusus buat dia, tapi gue belum sempet!" jawab Killa merasa yakin dengan keputusannya.
"Ya udah terserah lo aja sih gue mah, Kill!" cetus Fanny.
Tak terasa mereka berdua sudah sampai di depan Galleria Mall. Killa dan Fanny segera turun dari mobil setelah sampai diparkiran, kemudian berjalan masuk menuju Mall.
Fanny membantu Killa memilih beberapa barang yang dirasanya perlu.
****
Waktu berjalan bergitu cepat, tak terasa hari sudah semakin sore.
Usai menyelesaikan beberapa urusan, Killa mengantar Fanny hingga ke halaman depan rumahnya.
"Thanks ya, Kill? Lo gak mampir dulu?" ajak Fanny.
"Ok! Lain kali aja ya, Fan? Lagian Lo juga pasti capek habis nemenin gue seharian, thanks juga ya?" ucap Killa.
"You're welcome, ya udah Lo juga hati-hati di jalan, nanti langsung istirahat! Kabarin gue kalau Lo udah sampai ok?" seru Fanny.
"Ok ...." ucap Killa.
Killa tak mampir terlebih dahulu dan langsung berpamitan pada Fanny. Setelah berpamitan Killa segera bergegas pulang, karena sudah merasa lelah dengan aktivitas yang dijalaninya hari ini.
jangan lama² lah thor