NovelToon NovelToon
Part Of Heart

Part Of Heart

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Pihak Ketiga
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dwiey

"Bagaimana mungkin Yudha, kau memilih Tari daripada aku istri yang sudah bersamamu lebih dulu, kau bilang kau mencintaiku" Riana menatap Yudha dengan mata yang telah bergelinang air mata.

"Jangan membuatku tertawa Riana, Kalau aku bisa, aku ingin mencabut semua ingatan tentangmu di hidupku" Yudha berbalik dan meninggalkan Riana yang terdiam di tempatnya menatap punggung pria itu yang mulai menghilang dari pandangan nya.

Apa yang telah terjadi hingga cinta yang di miliki Yudha untuk Riana menguap tidak berbekas?
Dan, sebenarnya apa yang sudah di perbuat oleh Riana?
Dan apa yang membuat persahabatan Tari dan Riana hancur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwiey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Intentional Relationship 18+

"Tolonglah aku tari" ujarnya lirih dengan nada memohon.

Yudha memeluk erat pinggang tari menenggelamkan wajahnya pada perut rata istrinya.

"Kau sudah gila ya, hentikan" Tari berusaha melepaskan tangan Yudha yang memeluk erat pinggang nya.

"Kumohon" Yudha mendongak, matanya terlihat berkilat penuh nafsu.

"Tidak" tolak tari dengan cepat, otaknya masih waras saat ini, ia tidak ingin menghancurkan rumah tangga sahabat nya. Malam kemarin adalah murni kesalahan nya, tapi ia tidak akan mengulanginya lagi.

"Tari.....Tari " Yudha berulang-ulang menghirup dengan kuat aroma dari kaos oversize yang dipakai oleh tari.

Sebenarnya jantung Tari mulai berdetak keras sejak tadi, dan ia juga merasakan hal yang tidak jauh beda dengan Yudha.

Tapi tari masih bisa mempertahankan akal sehatnya saat ini, selagi Tari bisa ia harus cepat masuk ke kamarnya dan mengunci pintu nya.

Yudha yang sudah tidak tahan, mulai membuka resleting celana nya sendiri, awalnya ia membuka dengan satu tangan nya-tapi karena kesusahan ia menggunakan satu tangannya lagi yang di gunakan nya untuk menahan tari yang terus menerus ingin melepaskan diri darinya.

Tari tidak melewatkan kesempatan itu, dengan cepat ia berlari menuju kamarnya dan menutup pintu dengan keras lalu mengunci pintu nya. Yudha terpaku di tempatnya melihat Tari yang berusaha secepat mungkin untuk lari darinya.

Setelah mengeluarkan miliknya yang sudah berdiri tegak, Yudha mulai melakukannya dengan tangannya sendiri. Suara erangan keluar dari mulutnya, lalu secara berulang-ulang ia memanggil nama Tari dengan di penuhi oleh desahan.

Di balik pintu tari menutup telinga nya karena mendengar apa yang di lakukan oleh Yudha, nafasnya juga ikut terengah-engah. Tari melirik ponselnya yang ada di atas kasur, lalu dengan cepat ia berjalan dan mengambil ponsel nya itu.

Tari mencari nomor Riana, ia harus memanggil sahabat nya itu kemari dan membantu menangani Yudha.

Sontak gerakan tangannya berhenti, saat sebuah pemikiran muncul di kepalanya. Jika ia menghubungi Riana, bukankah Riana akan datang kemari dan mereka akan melakukannya di apartemen nya.

Tari memegang dadanya yang terasa tidak nyaman, tari tak mau mengakuinya-ia tidak ingin melihat mereka melakukannya tepat di depannya.

Lalu bagaimana dengan Yudha, siapa yang akan menolong nya.

"Apa yang harus kulakukan " ujarnya lirih.

Tari menggigit bibir bawahnya kuat, ia memegang perutnya yang rata.

'Bagaimana jika....'

Tari tidak ingin itu terjadi, ia tidak ingin kenangan menyakitkan terulang padanya. Di tengah kekalutan yang dirasakannya, Tari semakin mendengar dengan jelas suara erangan Yudha yang terus memanggil namanya di luar.

Sejenak ia terdiam, lalu Tari mulai melepas kaos yang di kenakannya. Lalu di susul dengan bra nya, kemudian celana training nya, dan terakhir celana dalamnya.

Setelah nya Tari berjalan dan membuka pintu kamarnya, ia berjalan keluar dengan tubuh polosnya.

Mata Yudha yang awalnya terpejam dengan tangannya yang masih bergerak, reflek membuka matanya melihat Tari yang tidak memakai apapun berjalan menghampirinya.

Lalu dengan perlahan tari naik ke pangkuan Yudha, lalu saat Tari ingin memasukkan milik Yudha, tangan pria itu menghentikan nya.

"Sebentar, kau harus di persiapkan dulu, atau kau akan kesakitan" ujar Yudha dengan lirih.

Tari tidak menjawab apapun dan saat merasakan beberapa jari Yudha yang masuk ke dalamnya, membuat nya sontak mengerang tertahan.

"Ahhh" Tari menutup mulutnya karena bukan hanya di bawah, Yudha juga ikut memasukkan dadanya ke mulutnya. Tari terus mengerang tertahan saat Yudha semakin dalam memasukkan jarinya.

"Kapan kau membuat ini" Yudha berkata dengan mulut penuh, sambil meremas pelan sebelah dadanya yang menganggur. Yudha bertanya tentang tatto bunga mawar yang ada tepat di tengah sebelah dadanya kanannya.

Tato bunga itu berukuran tidak terlalu besar dengan ujung dadanya yang menjadi bagian tengah bunga mawar.

"Cantik sekali" Yudha menciumi seluruh Bagian dari bunga itu.

Tari tidak berhenti mengerang karena perlakuan Yudha, lalu Tari memejamkan matanya saat merasakan ada yang ingin keluar dari bagian bawah nya.

"Ahhhha....Ahhhhhh" desahnya panjang saat berhasil mengeluarkan cairan yang kini membasahi jari tangan Yudha. Pria itu mengangkat tangannya dan menjilati cairan lengket yang ada di jarinya.

Dengan nafas tersengal Tari menjatuhkan tubuhnya pada Yudha, ia bersandar pada bahu suaminya itu. Lalu sejenak kemudian Tari merasakan tangan Yudha sedikit mengangkat tubuh nya ingin menciptakan ruang untuk memasukkan miliknya.

Milik Yudha sudah berada di pintu masuknya, Tari yang merasakannya mulai bergerak turun untuk segera mungkin menyatukan mereka.

"Ahhh" desah Yudha saat ia merasakan miliknya terjepit di tempat yang hangat dan berdenyut seperti memeras miliknya.

"Ahh/ahhh" Desah keduanya saat tubuh mereka sudah menyatu dengan sempurna.

Tari menaruh tangan nya pada bahu Yudha dan duduk sambil membusungkan dadanya.

"Kau cantik sekali" Yudha melihat kondisi tari dengan rambut pendek yang berantakan, dada nya yang di penuhi bekas gigitannya, dan tubuh polosnya yang di penuhi oleh keringat.

Tari tersenyum kecil dan mendekatkan wajahnya ke telinga Yudha dan berbisik, "Sekarang akui saja, kau suka padaku kan" Matanya sudah berkilat penuh nafsu lalu mulai menciumi leher Yudha dengan gigitan-gigitan kecil.

Yudha sesekali mengerang karena nya, ia tidak diam saja dan mulai memegang erat pinggang Tari dan mengangkatnya untuk menggerakkannya. Ia hampir kehilangan kesabaran nya saat ini.

Yudha memejamkan matanya saat kenikmatan yang dirasakannya, bahkan lubang tari saat ini terus meremas miliknya dengan erat seolah tidak ingin melepasnya.

Jika boleh jujur, rasanya bahkan lebih baik dari pada Riana, bagian bawah Riana seperti sudah pas dengan ukurannya, Mungin karena mereka melakukannya terus menerus.

Tapi tari-rasanya sangat sempit, terus berkedut, dan sangat hangat bahkan semakin ia bergerak tempat ini makin terasa panas, dan daging di dalamnya seperti sengaja semakin meremas miliknya dengan begitu kencang.

Mereka terus melakukan nya dengan berbagai posisi, bahkan tanpa melihat waktu yang hampir memasuki tengah malam, sekarang Tari sudah tidak kuat untuk bergerak ia terus meminta Yudha untuk berhenti-tapi Yudha tidak mendengarnya dan malah berkata bahwa Tari cukup menikmatinya, dia yang akan bergerak sendiri.

Tari merasakan perut nya kembung sekarang karena cairan dari Yudha terus mengisi nya, ia bahkan tidak memiliki waktu memikirkan kemungkinan apa konsekuensi dari ini. Pikiran nya kosong di penuhi oleh nafsu.

Tari tidak berhenti mengerang karena gerakan yang di lakukan Yudha terus menyentuh pusat kenikmatan nya. Tari memuji stamina Yudha karena pria ini masih kuat untuk bergerak dengan semangat di atasnya dengan gerakan cepat dan kuat menghentak nya.

Tari sudah merasakan bagian bawahnya perih karena nya, bagian itu terasa sakit karena sudah hampir 2 jam lubang itu terus terbuka karena Yudha tidak membiarkan itu menutup bahkan untuk satu menit.

Tari merasakan matanya sangat berat dan akhirnya jatuh tertidur dengan Yudha yang masih bergerak aktif di atasnya.

Yudha yang melihat tari jatuh tertidur karena kelelahan, mengubah gerakannya menjadi lambat. Sebenarnya efek obatnya sudah hilang dari satu jam yang lalu, tapi ia tidak mengatakannya pada Tari karena Yudha masih ingin merasakan tubuh istrinya. Yudha tidak tau kapan lagi ia bisa melakukanya, jadi ia ingin melakukan ini selama mungkin.

"Ahhh" erangan Yudha saat miliknya mengeluarkan cairan lagi yang membludak keluar dari bagian bawah Tari.

Lalu Yudha perlahan mengeluarkan miliknya, dan setelah nya cairan miliknya mengalir dengan derasnya dari lubang yang sekarang perlahan sudah menutup lagi.

Yudha duduk dengan nafas terengah-engah, merasa puas karena sudah mengeluarkan hasrat nya. Yudha melirik ke bawah melirik ke arah tari yang sedang tertidur lelap dengan tubuh polosnya yang terlihat di penuhi bercak gigitan dan kemerahan karena ulahnya.

Yudha langsung berdiri dan mulai menggendong tari ke pelukan nya, ia berjalan membawa tari ke kamarnya sendiri. Cairan miliknya terus mengalir dari bagian bawah tari, karna itu ia tidak membawanya ke kamarnya sendiri.

Yudha yang sudah mengenal sifat tari tahu bahwa istrinya itu pasti akan meledak jika tau kasurnya kotor karna terkena cairan cinta mereka.

Yudha membaringkan tubuh tari dengan gerakan perlahan di kasurnya dan segera menarik selimut untuk menutupi tubuh polos istrinya.

Yudha kemudian menarik kursi kecil dan duduk di samping kasurnya. Yudha meraih sebelah tangan tari dan menciuminya lembut.

Yudha mengakui bahwa ia memiliki perasaan kepada istri keduanya ini, ia tidak menyangka bahwa perasaan ini akan datang mendobrak hatinya dengan cepat.

Di kepalanya sudah terpikir rencana bagaimana menjelaskan pada Riana bahwa Yudha tidak akan menceritakan tari. Dia akan menjadikan tari istri kedua nya secara resmi bagi mereka dan tidak ada lagi rencana.

Yudha yang masih memegang erat sebelah tangan Tari, lalu beralih menatap bagian perut wanita itu yang tertutup oleh selimut. Yudha berdoa agar tari bisa mengandung anaknya, hal itu akan membantu untuk mendukung hubungan mereka yang akan datang nanti.

Entah kenapa Yudha memiliki firasat bahwa tidak lama lagi ia akan memiliki seorang anak.

Dan ia sebagai ayahnya dan Tari sebagai ibunya.

Yudha tersenyum karena pemikiran itu, bahkan sampai saat ini jantung nya tidak berhenti berdegup kencang. Yudha tidak tau benar apakah perasaan ini sama yang seperti ia rasakan untuk Riana, atau mungkin lebih dari pada itu.

'Semoga keajaiban datang dan menimpa kita berdua Tari.'

1
Martin victoriano Nava villalba
Wah bahasanya keren banget, bikin suasana terasa hidup.
Cô bé mùa đông
Jujur, bikin terharu.
Jenni Alejandro
Makin nggak sabar buat nunggu kelanjutan ceritanya 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!