Alisa seorang gadis tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarganya juga tidak memiliki teman ataupun sahabat. Mencoba mencari kebahagian melalui game "Love Story" sampai akhirnya dia mencapai end yang membahagiakan dalam game itu. Tapi dirinya mendapat tawaran untuk mesuk ke dalam game itu. Dia pun menerimanya karena dia sudah lelah dengan kehidupannya. Tapi ternyata dia justru menjadi antagonis dalam game ! Dirinya melawan 3 malaikat maut apakah dia masih bisa bertahan hidup ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoshua Yora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Wushh !!
Natasha mendarat di taman belakang yang sepi, untungnya tidak seperti kejadian sebelumnya. Karena Natasha sudah menyiapkan kakinya, untuk mendarat.
Natasha memegang dada yang masih merasa sesak meski tidak seperti sebelumnya. Perasaannya benar-benar campur aduk bingung, sedih, kesal.
Natasha menatap matahari yang terbenam, dia meluruskan tangannya dengan matahari itu. Seolah-olah dia ingin berlari mengejarnya agar dia bisa pergi dari sini.
"Aku merasa garis antara diriku dan Natasha semakin lama semakin memudar... Seiring dengan berjalannya waktu dalam dunia ini. Bahkan ketika aku menerima ingatan Natasha. Aku TT juga merasa jika yang mengalaminya adalah diriku. Rasa sakit yang nyata seolah-olah tidak akan pernah bisa menghilang" ucap Natasha pelan, diapun menurunkan tangannya.
Ting!!
Sudah cukup basa bisinya.. pemain sudah membuang banyak waktu! Ingat tujuan awal itu misi.
Alis dan bibir Natasha berkedut menatap kesal ke arah monitor di depannya.
'Lu tuh punya otak ga sih ? Jelas lagi kek begini juga, yang lu pikirin cuma misi misi misi muak gue dengernya !!'
Awalnya Natasha berpikir jika monitor itu pasti akan membalas perkataan tapi monitor itu justru menghilang begitu saja. Sementara Natasha tidak mempedulikannya, justru dia merasa senang.
Natasha langsung bergegas pergi ke penjara bawah tanah. Dia sempat beberapa kali hampir bertemu dengan ksatria lain tapi karena tidak ingin ada masalah dia pun menjauhkan diri. Padahal mantra pelindung masih melekat didirinya.
Ketika sampai di penjara bawah Tanah dia sangat syok dengan pemandangan di depannya. Gelap karena hanya beberapa lampu sihir yang dinyalakan. Ada banyak siksaan yang dilakukan tapi Natasha tetap berjalan dan berusaha tidak melihatnya. Karena Natasha tidak pernah berinteraksi langsung dengan Serena. Dia tidak tau wajahnya dan asal mencari menggunakan acuan baju pelayan.
Karena di sekelilingnya banyak tahanan yang merupakan pria. Jadi mudah saja baginya mencari. Begitu dia sampai di depan sel, dia pun langsung menembus ke dalam sel dan memang memperluas pelindung yang dia gunakan. Yang awalnya hanya membuat tubuhnya transparan menjadi pelindung 1 sel itu agar tidak ada yang tau kejadian ini.
Lalu Natasha merapalkan mantra lain yang lebih tinggi dalam pelindung itu.
'Game sial*an, tapi gimana kalau ayah ngunai sihir pemutar waktu pasti ketahuan dong ?'
Ting!!
Pemain santai saja karena sel ni sudah dipasang anti magic. Oleh sistem jadi apapun yang terjadi tidak akan diketahui. Terlebih energi dalam sistem bukan berasal dari dunia ini. Jadi aman asalkan nona tidak menggunakan sihir yang bersifat melukai orang.
'Ouhhh... Gitu okey okey' Natasha membentuk mulut O sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
'Tapi kenapa tadi ayah bisa langsung melihatku wujudku ' tanya Natasha lagi.
Ting!!
Karena dia melihat pemain secara langsung.
'O... Gituuu '
Natasha lalu kembali fokus pada tujuannya.
Karena penjara itu sudah dipasang anti magic jadi sihir transparan dalam dirinya langsung menghilang. Dia berjalan ke arah pelayan itu.
Tap tap tap
Pelayan itu awalnya menunduk tetapi dia mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya. Dia terkejut melihat Natasha sudah ada di dalam selnya.
Natasha bisa melihat pelayan itu tampak sangat khawatir dan mencoba berteriak, tapi Natasha sudah lebih dulu mengatakan,
"Percuma area ini sudah ku pasang pelindung transparan dari luar terlebih lagi di dalam sini juga ada anti magic. Tidak ada seorang pun yang akan mengetahui tentang dirimu" ucap Natasha sambil berjongkok dan menjambak rambut pelayan itu. Dan menyayat beberapa bagian tubuhnya.
"Ahhhh... Sakit. Apa yang kau inginkan dari ku ?? " Ucap Serena dengan gemetar dan ketakutan.
"Aku menginginkan nyawamu" Ucap Natasha dengan nada dingin di samping telinga Serena.
'Lah kok gue jadi kayak ada dendam terselubung yah... Padahal gue ga kenal ama dia.'
Natasha menancapkan belati yang dia bawa ke betis pelayan itu dan menyayat nadi agar Serena bisa m*ti dengan cepat. Natasha seolah tidak peduli apa motif pelayan itu. Karna saat ini dia dipenuhi emosi yang membara.
'Kok tubuh gue ngerasa gerak sendiri sih ?!, apa jangan-jangan kesadaran Natasha asli lagi'
Setelah nya Natasha mengucapkan mantra teleport ke dalam kamar mandi yang ada di kamarnya. Natasha baru bisa merasa tenang, ia memegang kepalanya.
'Gile... Kok gue jadi ga masuk akal gini sih ?!'
Ting!!
Selamat pemain sudah menuntaskan misi hadiah 50 koin telah masuk dalam akun anda.
'Tadi elu yah, yang ambil alih tubuh gue lagi ?' tanya Natasha
Ting!!
Tidak, sepertinya yang tadi adalah ledakan emosi dari Natasha asli. Lagipula sebagian jiwanya sudah bersatu denganmu.
'hahh ?? Kok rumit banget sih ?! Ahhh bodolah capek !!'
Natasha lalu mandi dalam waktu yang lama untuk menghilangkan bau dalam dirinya. Dia pun memakai gaun selutut dengan warna putih dan bagian bawahnya berwarna biru dengan beberapa aksen pita, karena kamar mandinya menyatu dengan ruang ganti memudahkan untuk mengambil gaun.
Tapi begitu dia melangkah keluar seketika dirinya mematung diawasi oleh Ivonne, Hana dan Nathan yang ada di dalam kamarnya.
'Jangkrik apa-apaan ini kenapa eluuu lagi sihhh' kalimat itu ditujukan untuk Nathan.
"Nona... Bagaimana anda bisa ada di sini bukankah anda mengatakan akan di perpustakaan dan tidak boleh diganggu ?" Tanya Ivonne dia segera mendekat dan mengusap rambut Natasha dengan lembut menggunakan handuk yang sudah ada di kepala Natasha.
"Aku tadi langsung teleport ke kamar mandi ehek.." ucap Natasha dengan tersenyum kikuk.
"Lalu apa yang Tuan muda lakukan di kamar saya ?" Ucap Natasha dengan cepat agar Ivonne dan Hana tidak bertanya-tanya tentangnya.
"Nanti malam turunlah ke ruang makan ada yang ingin ayah bicarakan padamu" ucap Nathan yang masih saja dingin dan pergi meninggalkannya.
'Whatt makan bareng ?! Hiksss Jan jangan dia mau ngebahas soal tadi'
"Akhirnya Tuan muda yang Yang mulia Duke mau mengakrabkan diri dengan nona. Ini pasti karena mereka luluh akan semua yang nona lakukan!" Ucap Hana dengan antusias dan dibalas senyuman oleh Ivonne.
'Luluh gundulmu !! Hiksss gimana yah nanti'
"Nona, saya akan merias anda !"
Ucap Ivonne yang mendorong Natasha ke meja rias. Natasha tidak kuasa menolak dan hanya pasrah saja.
...
Di sepanjang lorong yang dia lalui dia memikirkan banyak hal yang nantinya pasti akan dibahas oleh Ayah dan kakaknya itu. Dia diikuti oleh Ivonne dari belakangnya berbeda darinya, Ivonne justru terlihat ceria karna ini adalah pertama kalinya Natasha yang diundang untuk datang.
'Haehhh... Gue aja senep...'
Tanpa sadar Natasha sudah sampai di depan ruang makan dan masuk ke dalam. Natasha berjalan dengan tenang dan anggun kayaknya seorang ratu. Sementara Nicholas tertegun karena melihat sikapnya yang sangat berubah drastis. Bahkan para pelayan di dalam ruang makan juga terkejut. Sementara Nathan yang sudah tau ada yang berbeda dari adiknya hanya biasa saja.
"Salam kepada pemimpin wilayah barat semoga berkat dan cahaya bintang benua selalu menyertai anda" ucap Natasha samping mengangkat samping gaunnya.
"Duduklah" ucap Duke Nicholas, yang langsung tersadar dari lamunannya.
Terlihat para pelayan berbisik mengenai tingkah laku nona Natasha yang menjadi dingin. Natasha berjalan dan duduk di samping kursi Duke Nicholas.
'nj*r... Canggung banget sih ?! Lagipula kenapa kalian ngundang gue makan bareng coba ?! Bukankah saat gue makan di sini kalian jarang nongol ?!'
Natasha berdumel dalam hati karena sikap 2 pria di hadapannya. Dia mengetahui itu dari Ivonne saat perjalanan kemari.
"Mari kita makan terlebih dulu" ucap Nicholas yang memberi tanda.
Acara makan malam itu berlalu dengan canggung. Dan tidak ada obrolan sama sekali, tapi setelah selesai makan. Natasha baru akan beranjak pergi tapi dirinya sudah ditanyai oleh Nicholas.
"Bagaimana keadaanmu ?" Ucap Nicholas dengan pelan.