NovelToon NovelToon
Menghitung Langkah Cinta

Menghitung Langkah Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Idola sekolah
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Chaterine Nathania Simatupang

Follow my Instagram : @nataniacatherin_



Hai semua! dukung terus cerita yang akuu buat yaa, kalau kamu suka, like ya, kalau ada kesalahan dari cerita ku, berikan saran, agar kedepannya aku bisa bercerita dengan baik untuk novel terbaru ku..✨❤️



"Cinta dan Cemburu"

Kisah tentang Catherine yang harus menghadapi perasaan rumit antara cinta dan cemburu. Dalam perjalanan hubungan dengan Akbar, ia menemukan sisi lain dari dirinya dan orang yang dulu sering menyakitinya. Di tengah kedekatannya dengan Naufal, Akbar yang penuh kecemburuan mulai menunjukkan sisi gelapnya. Namun, meskipun penuh dengan rintangan, Catherine harus memilih antara cinta yang tulus dan hubungan yang penuh ketegangan. Akankah ia bisa menemukan kedamaian di antara perasaan yang bertarung?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chaterine Nathania Simatupang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dunia yang gelap

Catherine duduk di sudut perpustakaan, mencoba tenggelam dalam buku favoritnya. Buku itu sudah dibaca berkali-kali, hingga beberapa halamannya mulai kusut. Tetapi, bagi Catherine, cerita di dalamnya adalah tempat pelarian yang sempurna dari realitas pahit hidupnya. Setiap kalimat yang ia baca seperti membangun dinding pelindung dari kenyataan di luar sana—kenyataan yang selalu penuh dengan hinaan dan cemoohan.

Di luar perpustakaan, di tengah terik matahari yang menembus celah-celah daun, Akbar berjalan dengan langkah percaya diri. Dia selalu menjadi pusat perhatian ke mana pun ia pergi. Dengan seragam sekolah yang rapi dan rambutnya yang tertata sempurna, Akbar adalah sosok yang sulit untuk diabaikan. Senyumnya, yang sering ia tebarkan tanpa alasan, selalu memikat banyak orang. Catherine tahu itu. Dia sudah mendengar cerita tentang betapa populernya Akbar bahkan sejak pertama kali masuk sekolah ini.

Namun, di balik semua itu, Catherine tidak pernah bisa membenci Akbar. Meskipun ia tahu Akbar sering ikut mencemoohnya, hati kecilnya masih menyimpan rasa kagum. Ada sesuatu dalam tatapan matanya, cara ia berbicara, yang membuat Catherine percaya bahwa Akbar bisa lebih baik daripada apa yang ia tunjukkan.

Perasaan itu, bagaimanapun, tidak lebih dari harapan kosong. Catherine tahu dia hanyalah gadis biasa, atau mungkin bahkan kurang dari itu. Kulitnya yang gelap dan tubuhnya yang gendut selalu menjadi bahan ejekan teman-temannya. Bahkan, di antara guru-guru, dia sering merasa tidak terlihat. Dia hanyalah "Catherine si pendiam," seseorang yang selalu ada di sudut, tak pernah cukup penting untuk diingat.

Suara langkah sepatu putih besar mendekat, membuat Catherine mendongak. Di depannya berdiri Theresia, pacar Akbar. Theresia adalah kebalikan dari Catherine dalam segala hal. Kulitnya putih bersih, rambutnya lurus panjang seperti model di majalah, dan tubuhnya ramping. Senyumnya yang menawan hanya digunakan untuk memikat orang, atau, seperti yang sering Catherine alami, untuk menghina.

"Hei, Catherine," suara Theresia memecah keheningan. Nadanya terdengar manis, tapi Catherine tahu betul maksud di baliknya. "Kamu selalu di sini, ya? Membaca buku kayak kutu buku. Seru nggak sih hidup kayak kamu?"

Theresia tertawa kecil, dan di belakangnya, beberapa teman ikut cekikikan. Catherine menunduk, mencoba fokus kembali pada bukunya. Ia tahu, membalas hanya akan membuat semuanya lebih buruk.

Tapi Theresia tidak puas. "Atau jangan-jangan kamu lagi pura-pura sibuk biar bisa curi-curi pandang ke Akbar, ya?" Ia melirik Catherine dengan sorot mata penuh kemenangan. "Oh, aku ngerti, kok. Wajar aja, Akbar kan ganteng banget. Tapi… kasihan, ya. Dia nggak akan pernah tertarik sama kamu."

Gengnya Theresia, Cicilia dan Fiorentina tertawa keras. Catherine menggenggam buku di tangannya erat-erat, mencoba menahan air mata. Dia tidak akan menangis, tidak di depan mereka. Tetapi, kata-kata Theresia seperti pisau yang menusuk hatinya. Setiap ejekan mengingatkannya pada semua hal yang ia benci tentang dirinya sendiri. Kulitnya, tubuhnya, rambutnya—semua yang menurut Theresia adalah bahan hinaan.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" Sebuah suara berat tiba-tiba terdengar dari belakang Theresia. Catherine mendongak dan melihat Akbar berdiri di pintu perpustakaan. Dia memandang Theresia dengan alis terangkat, tetapi di sudut bibirnya masih ada senyuman tipis.

Theresia berbalik, senyumnya langsung berubah menjadi manis. "Nggak, kok, Akbar. Aku cuma ngobrol sama Catherine." Ia melirik Catherine dengan pandangan tajam. "Kita lagi seru-seruan aja."

Akbar melangkah mendekat. Catherine berharap, meski hanya sedikit, bahwa Akbar akan membelanya. Tapi, harapan itu segera pupus. "Seru-seruan, ya? Biarin aja," katanya sambil terkekeh. "Dia pasti suka kok diperhatikan, kan, Catherine?"

Tawa kecil itu terdengar ringan, seolah-olah dia hanya bercanda. Tetapi bagi Catherine, itu adalah tamparan keras. Rasa kagumnya pada Akbar perlahan mulai memudar, digantikan oleh rasa sakit. Bagaimana mungkin seseorang yang ia kagumi bisa ikut-ikutan menyakitinya?

Theresia tertawa puas, seakan mendapat izin untuk melanjutkan ejekannya. "Lihat, Akbar tahu kamu suka dia, Catherine," katanya dengan nada mengejek. "Tapi maaf ya, dia udah punya aku. Jadi, kamu bisa terus mimpi aja."

Catherine menggigit bibirnya, menahan tangis yang hampir meledak. Ia tahu ia harus pergi. Dengan tangan gemetar, ia menutup bukunya dan bangkit dari tempat duduk. "Aku ada tugas," katanya pelan sebelum berjalan cepat keluar dari perpustakaan.

Saat ia melangkah pergi, ia bisa mendengar Theresia dan teman-temannya tertawa di belakangnya. Namun, yang paling menyakitkan adalah suara tawa Akbar.

Fiorentina, dengan nada penuh ejekan, berkata, "Orang seperti Catherine nggak akan pernah sadar-sadar juga, ya? Cih, udah tau Akbar punya kamu, Ther, masih aja ngejar-ngejar."

Cicilia menambah dengan tawa mengejek, "Udah jelek, sadar diri dong! Wkwk, kalau punya otak buat apa, coba mikir jernih sedikit."

Catherine terus melangkah, tak terpengaruh dengan kata-kata mereka. Setiap hinaan yang dilontarkan hanya membuatnya semakin yakin akan pilihan yang sudah dia buat. Sementara itu, Fiorentina dan Cicilia hanya bisa tertawa keras, merasa kemenangan mereka sudah pasti, meski Catherine tidak terlihat sedikit pun tergoyahkan.

Catherine berjalan menyusuri lorong sekolah, berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis. Di sudut ruangan, ia menemukan tempat yang sepi dan duduk di sana, memeluk buku favoritnya. Buku itu menjadi satu-satunya pelipur laranya, dunia fiksi tempat ia bisa melupakan semua rasa sakit.

Namun, meskipun ia mencoba melupakan, bayangan Akbar dan Theresia terus menghantuinya. Bagaimana bisa seseorang yang ia kagumi begitu tega ikut-ikutan menyakitinya? Bagaimana bisa dia tetap menyukai seseorang seperti Akbar?

"Aku bodoh," bisiknya pada diri sendiri. "Kenapa aku harus berharap?"

Tetapi, di lubuk hatinya, Catherine tahu jawabannya. Dia berharap karena, di balik semua rasa sakit, ada bagian kecil dari dirinya yang percaya bahwa Akbar bisa berubah. Bahwa di balik semua popularitas dan kesombongannya, ada sisi lain yang mungkin ia belum lihat. Tetapi, apakah itu hanya harapan kosong? Catherine tidak tahu. Yang ia tahu hanyalah bahwa, meskipun rasa sakit itu terus menusuknya, ia tidak bisa berhenti memikirkan Akbar.

Dan mungkin, itu adalah hal yang paling menyakitkan dari semuanya.

1
Catherine Nathania Simatupang
ralat ca, bab 10 jangan fokus ke flashback nya, kamu skip lanjut ke 11 itu sambungan dari bab 10, flashback bumbu"an itu, biar makin berwarna novel nya, di isi novel itu kayanya geh theresia ngatur privasi Akbar, ku buat lah flashback, biar ga jadi pertanyaan (emng theresia ngaturnya gimana) gitu, biar paham ya sayang ku💓
Catherine Nathania Simatupang: *katanya
total 1 replies
Catherine Nathania Simatupang
Hallo, aca, terimakasih atas kritikannya, kedepannya aku perbaiki ya, terimakasih 🙏
aca
ini mah bingung mana flasback mana episode selanjutnya
Catherine Nathania Simatupang
jih kemana aja kau🗿
Nadine Amelia
Cerita nya sangat bagus bgtt... ada byk pengajaran atau amanat yg di dapatkan dalam setiap bab serta alur cerita nya sangat menegangkan dan membuat para pembaca sangat penasaran. Great jobb utk authormya. Saya harap ke depannya novel ini dapat di terbitkan yaa ❤️❤️
Nadine Amelia
Wihh mantapp uyy hajar terus si theresia sampai malu dia 😆👏
Catherine Nathania Simatupang
brutal bae lu jen
Catherine Nathania Simatupang
akbar mauan🗿
Catherine Nathania Simatupang
mulai dah
Catherine Nathania Simatupang
Akbar geer dah:v
Catherine Nathania Simatupang
brutal uy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!