Dira Amara adalah seorang mahasiswi berusia 21 tahun yang penuh ambisi, cerdas, dan selalu berusaha keras untuk mencapai tujuannya. Ia tumbuh dalam keluarga miskin di sebuah kampung kecil, di mana kehidupan yang serba kekurangan membuatnya terbiasa untuk bekerja keras demi mencapai apa yang diinginkan. Ayahnya, seorang buruh pabrik yang selalu bekerja lembur, dan ibunya, seorang penjual makanan keliling, berjuang keras untuk menyekolahkan Dira hingga kuliah.
Suatu ketika, hidup Dira berubah drastis saat ayahnya terjerat utang kepada organisasi mafia yang dipimpin oleh Rafael. Tanpa pilihan lain, Dira dipaksa untuk berhadapan langsung dengan Rafael, pemimpin mafia yang terkenal kejam. Sebagai perempuan muda yang tidak berdaya, Dira harus menghadapi situasi yang tak pernah dia bayangkan, tetapi dia tetap berusaha bertahan dengan kebijaksanaan dan keberanian yang dimilikinya.
Namun, hatinya mulai terikat dengan sosok Rafael yang tidak hanya kejam, te
bagaimana kelanjutannya yuks lnjt 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hayda Pardede, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
panggilan sayang
Di rumah Rafael Dira langsung melepaskan pelukan Rafael dari bahunya itu membuatnya kurang nyaman dia ingin segera melepaskan diri dari Rafael segera pergi menuju dapur
"apa kau tidak ingin berterima kasih atas kerja kerasku"
Dira berbalik melihat ke arah Rafael dia tau Rafael sudah membantunya mengusir para rubah itu dari kediaman nya tapi dia bingung mengucapkan terima kasih dengan baik dan benar di depan Rafael yang lumayan sensitif salah bicara sedikit saja bisa saja masalahnya makin panjang ,katakan dengan lembut dan jangan salah itu pikirnya
"terimakasih tuan atas bantuannya untuk mengusir paman dan bibi saya"
"sepertinya kau tidak tau cara berterima kasih dengan benar,lagian saya tidak butuh ucapan terima kasih mu itu beri ku sesuatu"
Dira menyergit apa Rafael selalu mengharapkan imbalan seperti ini jika membantu orang lain ,kurang ajar
"lain kali kau tidak boleh mengizinkan orang lain masuk tanpa sepengetahuan saya"
"baik tuan saya minta maaf sudah terlalu lancang"
"saya akan memaafkan mu jika kau berterima kasih dengan benar"
duduk kembali di sofa sambil mengetuk jarinya di sampingnya seakan menyuruh Dira untuk duduk disitu
Dira paham dan langsung menuju sofa kembali
Dira diam dan berpikir sebentar
apa yang bisa kuberikan untuknya lagian dia sudah memiliki segalanya untuk apa lagi dia memintanya padaku dasar serakah
Rafael memeluk pinggang Dira dan sedikit mencolek nya untuk menyadarkannya dari lamunan nya
"emmm..maaf tuan apa yang bisa ku berikan untuk tuan,sepertinya anda sudah memiliki segalanya"
Pertanyaan itu sedikit membuat Rafael senang dia sampai menaikkan sedikit sudut bibirnya hanya sedikit sampai Dira saja tidak bisa melihatnya
"kau bisa saja menciumku itu sudah cukup membayarnya" ide gila yang diberikan Rafael
Dira terkejut hadiah macam apa itu sepertinya itu bukan hadiah tapi nafsu kurang ajar
"apa tidak ada yang lain tuan"
" tidak ada kalau kamu tidak memberiku hadiah kau akan tau akibatnya" Rafael langsung merubah ekspresi nya menjadi gelap dan sedikit marah untuk mengerjai Dira
Dira yang takut akan ekspresi Rafael langsung memegang wajah Rafael dan menempelkan bibirnya ke pipi Rafael untuk beberapa detik mungkin
Rafael sedikit merasa tidak puas dengan ciuman Dira " hei siapa yang menyuruhmu mencium disitu"
dia maunya apasih dia mau aku cium dimana coba , Jangan -jangan di mengerjai ku lagi
"cium disini"sambil menunjuk bibirnya "baiklah saya hitung sampai tiga jika tidak mau terima hukuman mu ,satu....dua."
Belum sampai tiga Dira langsung menabrakkan bibirnya yang yang lembab ke bibir Rafael yang kering itu hanya untuk sedetik mungkin,tapi Rafael tidak mau itu secepat itu selesai dia langsung menahan tengkuk Dira untuk memperdalam ciumannya,tapi Rafael tidak ingin liar dia hanya ingin bermain-main dengan bibir Dira
Dira sampai kehabisan baru Rafael melepaskannya
Dira langsung menunduk menutupi wajahnya yang sudah sangat merah padam itu dia merasa Rafael sudah mengerjai seperti kemarin di saat dia memeluk nya.
Rafael sangat terhibur pagi ini apalagi melihat sikap malu-malu malu dira dia kembali merapatkan pelukannya di pinggang Dira
"satu lagi jangan panggil aku tuan"
Dira mengangkat wajahnya " baiklah saya akan memanggil mu kak"
"saya bukan kakakmu"
"bagaimana kalo Abang saja"
"kau sudah gila ya apa bedanya kakak dengan abang" Rafael sangat kesal dengan jawaban Dira
"kamu harus memanggilku suamiku atau nggak dengan sebutan sayang kau bebas memilih yang mana"
Dira tidak habis pikir dengan Rafael bagaimana dengan santainya si kurang ajar ini menyuruh nya memanggil dengan sebutan itu sudah gila apa dia, tapi apa daya Dira yang tidak boleh membantah apa-apa
"baiklah"
"jawab yang benar"Rafael sedikit mendesak Dira dengan pelukan yang makin erat
"baiklah suamiku"jawab Dira dengan pasrah
Rafael tersenyum lebar saat ini mendengar Dira memanggil nya suamiku,dia tidak tau apa yang terjadi dengan dirinya entah mengapa saat dia mendengar itu dari mulut Dira membuatnya sangat senang,
Tapi keadaan Dira saat ini sudah sangat sesak dengan pelukan Rafael sehingga membuatnya tidak nyaman
"apa tuan bisa melepaskan pelukan anda ini membuat saya kurang nyaman"
"senyum Rafael tiba-tiba hilang "apa kau memanggilku itu lagi panggil aku suamiku"
Baiklah diakan emang sensitif
"suamiku boleh tolong lepaskan pelukannya ini membuat saya sulit untuk bergerak dan kurang nyaman"
Panggilan itu menghangatkan hati Rafael bahkan menurutnya kesalahan Dira sudah tidak ada lagi semuanya sudah selesai hanya dengan panggilan konyol itu
"baiklah karena kau patuh hari aku melepaskan mu kau bisa melakukan aktivitas mu kembali tapi jangan lupa apa kewajiban mu "Rafael terlalu senang sehingga dia tidak sadar menyebut dirinya dengan aku dihadapan Dira
Dira berlalu ke dapur dengan perasaan kesal kenapa dia selalu segampang itu untuk dikerjai Rafael dia juga berpikir akhir-akhir ini memang Rafael sedikit konyol hingga memberikan lebih banyak lagi peraturan
dasar manusia aneh, Dira.
Di dalam mobil Lea sudah murka dia tidak suka dengan perlakuan Dira yang mengusirnya di samping Dira ada Rafael dia dan putrinya tidak boleh terlalu liar menghina Dira seperti biasanya yang ada mereka akan kehilangan segalanya jika membuat Rafael tersinggung
"apa yang sudah di lakukan si miskin itu hingga bisa menikahi Rafael,aku sangat tidak terima pah"Raina marah dengan tidak tau dirinya tidak pernah mempunyai hubungan dengan Rafael bahkan Rafael sama sekali tidak mengenalnya tapi sudah seperti dekat saja
"dia bukan saingan mu tapi kenapa kamu tidak bisa mendapatkannya dari dulu ,mama juga pasti sangat senang bila dia jadi menantu mama" Raina sama gilanya dengan putrinya
"kalian tidak tau seperti apa Rafael dia orang yang sangat ditakuti di dunia bisnis tidak semudah itu dia akrab dengan orang lain termasuk dengan kalian" Fredi pusing dengan kelakuan istri dan anaknya itu hanya dengan Melihat harta sepertinya semuanya aman pikir mereka
"maksud papa apa Raina orang sembarang gitu"tidak habis pikir dengan papanya yang tidak membelanya
"harusnya papa bisa kan jodohin dia dengan Raina, aku juga gak akan nolak pah itu juga bakal menguntungkan buat papa"
"cukup Raina kamu jangan salahin papa lagian kamu kenapa marah dari dulu kamu tidak pernah membahas Rafael kamu selalu bebas dan sekarang saat Dira sudah menikah kamu bahkan seperti bocah yang kebelet ingin merebut suami orang,asal kamu tau Raina kita kesini untuk menjalin hubungan yang baik dengan Dira supaya suaminya tuan Rafael bisa menerima kerja sama Perusahaan kita tapi ini apa kamu malah kurang ajar seperti ini"
kalo ini Fredi marah dari tadi dia sudah cukup tutup mulut mendengar ocehan istri dan anaknya itu mereka sungguh lari dari tujuan awal kesini.
Lea dan putrinya Raina terdiam setelah Fredi marah mereka tidak sanggup lagi untuk membuka mulut sampai kerumah