Tak Tersentuh

"Kau.. kau mau apa ?" tanya Arka dengan suara seraknya. Sentuhan yang diberikan Raina semakin membuat nafsunya terus bertambah.

"Kau tenang saja, aku akan mengobatimu. Pasti ada seseorang yang memasukan obat di minumanmu, sampai membuatmu seperti ini.." jawab Raina dengan tenang.

Raina lalu menarik tangan Arka dan membawanya ke kamar. Arka yang sudah tidak karuan hanya mengikuti saja apa yang di inginkannya.

Setelah berada di kamar Raina membuka kemeja Arka, Arka yang masih dibawah alam sadar nya hanya menurut karena hampir tidak bisa mengendalikan dirinya.

"Maaf, hanya dengan cara ini kau bisa meredakannya.." Raina mendorong tubuh Arka ke atas kasur, membuat Arka terjatuh diatas kasur dengan mata yang sudah berkabut gairah.

"Kau... Kau mau a-apah.." tanya Arka dengan suara gelisah.

Raina mengusap dada Arka pria itu meracau. Raina terus mengusap tubuh nya yang sudah terbuka membuat Arka tidak bisa lagi menahan hasratnya.

Raina lalu berdiri melepas semua pakaiannya membuat dirinya kini polos tanpa pakaian ditubuhnya. Raina menaiki tubuh Arka yang sudah terlentang diatas kasur.

"Jangan... Aku mohon.. jangan.." Arka belum menyelesaikan ucapannya sudah dibungkam lebih dulu oleh bibir Raina yang melumatnya.

Arka tidak tahu lagi apa yang telah terjadi selanjutnya. Dia hanya merasakan kenikmatan dibawah tubuh Raina yang mengguncangnya dari atas. Arka yang masih dibawah alam sadarnya, langsung mengangkat tubuh Raina dan beralih menindih tubuh Raina.

"Fahiraahh.. aahh.."

Arka menggerakkan tubuhnya diatas tubuh Raina. Arka yang terus berfikir agar tidak menghianati sang istri, membuat dia berfikir saat ini sedang berhubungan dengan Fahira.

Dia kini telah melakukan hubungan terlarang dengan Raina karena efek obat yang di jebak oleh Kiara. Setelah cukup lama saling mengguncang, Arka sudah hampir di titik pelepasannya.

Dia bergerak semakin cepat karena sudah tidak bisa menahannya lagi. Arka lalu menekannnya hingga ke dalam saat sampai dipuncaknya. Setelah melakukan pelepasan, Arka terjatuh ditubuh Raina disertai deru nafasnya yang teratur pertanda Arka sudah tertidur dipelukan Raina.

"Kau tidak apa-apa ?" pertanyaan Raina tak ada jawaban dari Arka. Raina lalu menjatuhkan tubuh Arka disamping dengan pelan dan mengusap wajahnya dengan lembut.

"Kasihan, kamu pasti capek sekali.. maafkan aku harus melakukan ini, aku janji tidak akan lagi terjadi. Hanya malam ini saja.."

Raina lalu bangkit duduk di tepi kasur sambil memakai seluruh pakaiannya sambil sesekali menoleh menatap Arka yang sudah terlelap. Walau ini bukan yang pertama bagi Raina, tapi dia merasa hubungan dengan Arka yang paling ia nikmati.

*

Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Raina keluar dari kamar Arka. Dia berjalan menuju dapur dan membuka kulkas untuk mengisi perutnya. Tapi tidak ada apapun di dalamnya, hanya ada sisa roti tawar yang Arka beli kemarin.

"Huufftt.. Tidak ada apapun disini. Ya sudah lah aku makan roti saja, lapar sekali perutku.."

Raina akhirnya hanya membuat kopi sambil memakan roti yang ia olesi dengan selai. Dia duduk diruang Tv sambil menunggu Arka bangun.

Jam sebelas malam Arka terbangun. Dia merasa kepalanya sakit dan pusing. Dia mengingat apa yang sudah dia lakukan tadi sore diatas kasurnya dengan seorang wanita. Dia menarik nafasnya dalam karena sangat menyesali apa yang sudah terjadi.

"Astagaa aku sudah menodai seorang gadis.."

Arka lalu bangkit dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Akhirnya dia kembali merasakan melakukan nya dengan wanita lain. Milik Arka terasa ngilu namun sedikit nikmat karena Raina sangat pintar diatas ranjang meski masih perawan. Pikir Arka.

Selesai mandi Arka keluar dari kamarnya, dia melihat Raina yang sedang menonton tv sambil memakai kaos miliknya tanpa bawahan yang kebesaran ditubuh wanita itu.

"Kau.. kau sudah makan ?" tanya Arka sedikit canggung dengannya.

"Kau sudah bangun ? Gimana keadaanmu ? Sudah lebih baik ?" balas Raina balik bertanya dengan senyuman.

Arka hanya menjawab ucapan Raina dengan senyuman canggung, dia akhirnya duduk di sofa dekat dengannya.

"Eem.. maaf sudah menodaimu.." ucap Arka.

Raina yang tahu maksudnya hanya tersenyum menaruh gelas kopi nya diatas meja dan menjawab pertanyaan Arka.

"Nggak pa pa, anggap saja sebagai bayaran karena kau telah menolongku. Itu juga bukan pertama kalinya bagiku.."

Jawaban Raina cukup membuat Arka terkejut. Arka menatap wajahnya dengan lekat, pasti gadis itu masih berusia sekitar dua puluh tahun. Di usianya yang masih terlalu muda tapi bukan pertama kali baginya itu sangat disayangkan. Pikir Arka.

"Memangnya sebelum bersamaku, dengan siapa kau melakukannya ?" tanya Arka lagi semakin penasaran.

"Dengan banyak pria, lebih banyak pria tua nya dari pada yang muda.." jawab Raina dengan santainya.

"Maksudmu ? Kamu.."

Pertanyaan Arka menggantung, dia takut salah bicara hingga membuat Raina tersinggung nantinya.

"Yaa.. aku wanita penghibur di Club X milik Mami Elizabet.."

"Kau masih terlalu muda, sayang sekali di usia semuda ini sudah menjadi wanita malam.."

"Itu karena tuntutan hidupku, aku hidup sebatang kara, semua orang hanya bisa menyalahkan statusku, tanpa tahu jika tak berjuang sendiri perutku akan kelaparan.." balas Raina tak berani menatap Arka karena sudah hampir menangis.

Arka hanya diam, dia tak bisa lagi bicara mendengar jawaban Raina. Ada perasaan iba saat melihat Raina pertama kali. Suasana yang sudah nampak tegang, akhirnya Arka mengalihkan pembicaraan agar tidak lagi canggung.

"Kau lapar tidak ?" Tanya Arka menoleh menatapnya disamping.

"Aku sangat lapar sejak sore tadi, tapi tidak ada makanan di kulkas. Jadi aku hanya makan roti dan minum kopi.." sahut Raina.

"Baiklah, sebentar aku pesan makanan dulu."

Arka lalu bangkit menuju ruang kerjanya karena akan mengambil ponselnya untuk memesan makanan online. Tak berselang lama pesanan Online datang membawa dua kotak nasi goreng.

Arka membayarnya dan menutup kembali pintu nya kemudian membawanya dimeja makan untuk dimakan bersama dengan Raina. Raina yang tahu makanannya sudah datang langsung bangkit berjalan menuju meja makan karena sudah lapar sekali.

"Ini untukmu, makanlah.."

Arka menyerahkan satu kotak untuk Raina dan mengambil dua gelas air untuk minum dia taruh diatas meja. Keduanya makan dengan keheningan. Karena Arka terus memikirkan sang istri dirumah.

Saat sedang melamun, ponsel Arka berdering. Dia lalu melihat siapa yang menelfon, ternyata Fahira menelfon ingin melakukan Video Call dengannya.

Wajah Arka panik, dia tidak tahu harus menyembunyikan Raina dimana. Sebelum mengangkat telfonnya, Arka menarik Raina dan dia bawa untuk duduk dibawah meja makan.

"Kau duduklah disini, ini nasi gorengmu. Dan ini minumnya. Jangan keluar jika aku belum selesai bicara dengan istriku. Mengerti !"

Raina yang masih ada makanan di dalam mulutnya hanya terus mengangguk sebagai jawaban. Raina menuruti perintah Arka untuk diam dibawah meja makan yang tertutup kain hingga lantai.

Setelah dipastikan aman, Arka baru mengangkat telfon dari Fahira dan menyandarkan ponselnya di teko yang berisi air agar dia masih bisa makan sambil bicara dengan sang istri melalui telfon.

...----------------...

Bersambung...