Sebuah cerita horor yang mengikuti petualangan tiga orang sahabat sejati Maxim, Alexa Dan Leo yang tinggal diDesa Batu Chadas yang terletak diHolland Tengah. Pada malam Halloween tiba mereka memutuskan untuk menyelidiki sebuah Rumah Tua yang terkenal angker dan dihuni oleh penyihir yang bernama Hiltja. Ketiga nya terdorong rasa ingin tahu untuk menemukan bukti yang katanya dirumah tua itu terdapat sebuah kutukan yang berhubungan dengan dunia kegelapan. Setelah mereka berhasil mengungkapkan misteri rumah tua itu. Mereka menyadari bahwa rumah tua bukan hanya berhantu saja. Melainkan bisa menghubungkan dunia lain. yaitu Dunia manusia dan roh. yang memprediksi tentang kebangkitan roh roh jahat yang bisa membuat manusia diambang kehancuran antara hidup dan mati.
Bagaimana kah kelanjutan kisah ini. nantikan kelanjutan nya..
pesan moral yang bisa ambil. Dengan ketulusan dalam persahabatan bisa mengalahkan semuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wida_Ast Jcy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11. PENUTUPAN GERBANG DUNIA ROH
Tiba waktu nya mereka bertiga untuk menutup gerbang itu. Kerena malam ini merupakan malam roh roh akan bangkit. malam ini adalah malam yang mereka nantikan untuk mengakhiri semuanya.
Malam itu begitu sunyi, tapi ada sesuatu yang mencekam di udara. Sehingga membuat perasaan mereka naik turun. Antara ketakutan Dan keberanian. yang sulit untuk diutara kan. Mereka bertiga Alexa, Maxim, dan Leo, melangkah mendekati rumah tua itu dengan hati berdebar kencang.
Bayangan Hiltja roh jahat yang mereka hadapi sebelumnya masih menghantui pikiran mereka.
Maxim yang tampak termenung. Biasanya ia adalah yang paling rasional di antara mereka, selalu mengandalkan logika untuk menghadapi segala situasi.
Tapi malam ini berbeda. Ia tampak terdiam tidak bicara apa apa pun hanya kalimat yang terdengar ia ucapkan "kita tidak bisa menyerah. Leo, yang berdiri paling dekat dengan pintu, menggenggam erat tangan yang sedikit gemetar. Akhirnya, Alexa memecah keheningan. Suaranya pelan, hampir bergetar.
“Apakah kalian merasa… ini terlalu berbahaya?” tanyanya, mencoba menyampaikan keraguannya tanpa rasa simpati.
Maxim menghela nafas panjang, suaranya berat. “Aku tidak pasti, asalkan kita selalu bersama mungkin akan baik baik saja” jawabnya jujur.
“Saya tidak tahu apa yang kita hadapi. Tapi kita sudah sampai sejauh ini. Kita tidak bisa menyerah sekarang.” Leo mengangguk setuju, meski wajahnya pucat.
“Kita bertiga ada di sini bersama-sama. Kita sudah melewati banyak hal. Kalau kita harus menghadapi Hiltja lagi, maka kita akan melakukan nya bersama- sama.
”Kata-kata itu menguatkan Alexa. Ia menarik napas dalam, merasa sedikit lebih tenang. Mungkin mereka tidak memiliki kekuatan besar atau pengetahuan luas tentang roh, tapi mereka punya satu sama lain. Dan itu cukup.
Mereka pun membuka pintu utama yang telah usang dan tua itu.
Kreeekkkkkk.... (suara pintu).
Suasana malam terlihat sepi tidak seperti biasanya yang tampak mengerikan saat membuka pintu. Tapi Kali ini hawa nya tampak biasa seperti tidak ada sesuatu roh jahat didalam rumah tua itu. Seperti rumah kosong yang tidak tersembunyi apa apa keanehan.
Dengan perlahan lahan mereka bertiga pun terus masuk dan mencari ruang kamar. tempat pertama Kali mereka menemukan cermin itu. Mungkin saat ini cermin itu berada disana. Walaupun terakhir Kali mereka melihat nya diruang bawah tanah.
Jika mereka tidak menemukan cermin itu dikamar maka mereka akan turun kebawah tanah. Dan ternyata benar cermin itu berada disitu. Mereka pun saling pandang pandangan. Seakan-akan memang ada sosok yang suka memindah mindah kan cermin itu.
Mereka pun mulai bergerak mendekati cermin itu.
Maxim, yang pertama kali maju, memegang kapur di tangan dan mulai menggambar simbol pertama di lantai. Simbol yang diajarkan pak Adward. Tetapi seiring berjalannya bisikan-bisikan aneh mulai terdengar di telinga.
“Apa yang kamu pikirkan??? kamu fikir bisa melakukannya, Maxim?” Kalian fikir kalian akan berhasil. "suara misterius itu berdesis, tajam dan dingin, menyusup ke dalam pikiran. Dia tahu itu adalah Hiltja, yang mencoba memutuskan semangat mentalnya.
Maxim berhenti sejenak, menatap kapur di tangannya.
Bisikan itu mengingatkan semua ketakutannya rasa tidak percaya pada dirinya, keyakinan bahwa ia hanyalah anak biasa. Tapi dia mendongak, melihat Alexa dan Leo. menatap mereka penuh harapan, penuh kepercayaan. seolah mereka memberi semangat.
“Aku pasti bisa melakukannya,” gumamnya pelan. Dengan tangan gemetar, ia melanjutkan menggambar simbol itu, melawan bisikan di pikiran yang mencoba mematahkan semangat nya itu.
Alexa mengambil alih menggambar simbol kedua. Namun saat ia melakukannya, bayangan-bayangan ketakutan mulai menghantuinya. Ia takut gagal, takut menjadi beban bagi kedua sahabatnya. Tetapi, seperti Maxim, ia menemukan kekuatan dalam persahabatan mereka. Selama persahabatan ini tetap bersama dia pun mendapatkan semangat baru. Ketakutannya perlahan mereda, digantikan tekad yang kuat.
Terakhir, giliran Leo. Tangan Leo gemetar saat ia menggambar simbol terakhir. Di dalam cermin, Hiltja tampak semakin jelas, matanya yang gelap menatap langsung ke arahnya. Leo merasa membeku, Dan kaku seolah-olah seluruh keberaniannya diambil paksa oleh Hiltja. Tapi ketika dia menoleh dan melihat Alexa dan Maxim yang berdiri di sisinya, keberanian itu kembali muncul. Dan Leo pun berhasil menyingkirkan rasa takut nya itu.
Mereka mempercayainya. Dengan bersatu dan bersama sama pasti mereka bisa melewati ini semua. Dengan napas berat, Leo menggambar simbol terakhir.
“Aku tidak akan membiarkan kalian melawan sendirian,” gumamnya. Saat simbol itu selesai, cermin mulai bergetar hebat. Bayangan Hiltja di dalamnya menjerit, suara penuh kemarahan dan keputus asaan menggema di ruangan itu.
“Tidak! Kalian tidak bisa menghentikanku!” teriaknya,
"Aku tidak akan bisa kalian kalahkan. "teriaknya lagi.
Dan simbol-simbol yang mereka lukis dilantai itu mulai bekerja. Mengeluarkan cahaya putih yang menyilaukan mata. Tinggal mantra terakhir yaitu menggambarkan simbol disisi sisi cermin. Mereka pun harus melukiskan simbol itu juga. Tetapi saat simbol dilantai bercahaya terlihat bayangan nya Hiltja tampak memudar, terhisap ke dalam kegelapan.
Tapi masih terdengar suara tawa nya. Kali ini, suara-suara aneh di dalam tidak lagi membuat mereka terkejut. Mereka sudah siap menghadapi apa pun yang menanti.
Cermin itu tampak lebih gelap, memancarkan energi jahat yang menunggu untuk dilepaskan. Maxim menarik napas panjang untuk menenangkan diri.
Alexa berdiri di depan cermin, mulai menggambar simbol-simbol yang ditulis dibuku. Mereka harus menggambarkan 6 simbol. 3 simbol yang harus dilukis kan dilantai. dan 3 simbol yang harus dituliskan disisi sisi cermin. Simbol simbol itu mereka dapatkan dari buku kuno dan dari pak Adward.
Tangan Alexa saat itu bergetar, tapi ia tetap melanjutkan dengan tekad kuat. Dan semangat.
Tiba-tiba, bayangan Hiltja muncul di dalam cermin, tampak lebih menyeramkan dari sebelumnya, penuh amarah.
"Kalian tak akan bisa menghentikanku," katanya dingin. Tidak akan bisa. Hihihi...... ucap Hiltja.
Leo mencoba mengatasi rasa takutnya. "Kami tidak akan membiarkanmu bebas, Hiltja." ucap Leo penuh semangat.
Hiltja tertawa dingin, suaranya bergema, tapi mereka bertiga tetap tenang, melanjutkan menggambar simbol-simbol. Ketika simbol terakhir selesai, cermin mulai bergetar, dan bayangan Hiltja perlahan memudar meski ia terus melawan. tetapi gagal. Hiltja berusaha melawan untuk keluar dari cermin. tapi tidak berhasil. Dan perlahan lahan bayangan nya dalam cermin memudar lenyap dan menghilang.
Dan terdengar suara retak yang mengerikan dari cermin itu, dan dengan sekelip mata, cermin itu akhirnya pecah menjadi serpihan serpihan kaca kecil. Dengan spontan mereka bertiga pun terkejut melihat kejadian itu. mereka terdiam seketika. Dan mereka baru menyadari ternyata mereka baru saja menutup pintu gerbang dunia lain, pintu tempat tempat roh bersemayam
Wow... begitu cepat cermin itu pecah. dan seketika bayangan Hiltja yang didalam cermin pun ikut menghilang.
(Apakah betul-betul Hiltja telah musnah???)
BERSAMBUNG