Nyonya Misterius itulah julukkan yang diberikan oleh Arzian Farelly kepada Yumna Alesha Farhana.
Hari yang paling mengejutkan pun tiba, Yumna tiba-tiba meminta Arzian menikah dengannya. Arzian tidak mungkin menerima permintaan wanita itu, karena wanita yang ingin Arzian nikahi hanyalah Herfiza, bukan wanita lain.
Demi melanjutkan misinya hingga selesai, Herfiza memaksa Arzian menikah dengan Yumna demi cintanya. Untuk cintanya, Arzian mampu melakukan apapun termasuk menikah dengan Yumna.
Mampukah Arzian mempertahankan Cintanya kepada Herfiza, atau ia malah terjebak pada cinta Nyonya Misterius yang tidak lain adalah Yumna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MNM -08- Tentang Yumna
Sudah satu minggu Arzian bekerja, tapi pria itu belum juga mendapatkan bukti apapun. Semua sisi mansion, sudah ia telusuri. Bahkan saking penasarannya, Arzian datang lagi ke hutan. Akan tetapi bukan malam hari, melainkan siang. Ia nekad sekali pergi ke hutan. Namun, tidak ada apa-apa di sana.
Arzian melihat Reni sedang sibuk menjemur pakaian, ia memutuskan menghampiri perempuan itu. Dengan dalih membantunya, sekalian mencari informasi. Siapa tau karena pekerjaannya dibantu perempuan itu jadi baik padanya dan mau memberikan informasi penting.
"Ren."
"Apaa!" jawabnya nyalang.
"Nyonya Yumna itu sudah menikah belum sih? Kok gue nggak pernah liat suaminya. Bu Dinda juga enggak nyebutin nama suaminya, saat kenalin para pelayan ke keluarga. Atau suaminya emang jarang pulang ya? Tinggal di luar negri gitu?" tanyanya penasaran. Entah ide dari mana sampai berani-beraninya bertanya mengenai status Yumna.
Reni melongo tak percaya, ia tersenyum sinis pada Arzian. "Loe suka apa gimana sama Nyonya Yumna? Sampai sekepo ini dari kemarin."
Pria itu menyipitkan matanya mendengar tuduhan dari temannya itu. Suka dengan Yumna? Mana mungkin? Jika kagum dengan kecantikkannya ya wajar. "Tinggal jawab susah amat deh."
"Gue kasih tau ya, kalau loe suka sama Nyonya Yumna sekalipun Nyonya Yumna itu janda. Tapi enggak akan gampang dapatin hatinya, apalagi loe cuma pelayan. Sedangkan diluar sana banyak banget yang mengejar Nyonya Yumna untuk mereka persunting. Jadi sebelum loe sakit hati karena mendapatkan penolakkan dari beliau, mending segera buang perasaanmu ke Nyonya."
Arzian tertawa terbahak-bahak, mencoba menormalkan perasaannya yang tiba-tiba sedih saat mendengar kata-kata yang terucap dari bibir Reni. Seakan merendahkan perkerjaannya, walau memang ia pun sadar diri. Seorang pelayan sepertinya, mana mungkin bisa mempersunting seorang Nyonya. Arzian pun tidak pernah memimpikannya atau mengharapkannya.
Janda? Arzian tidak akan salah dengar Reni menyebutkan kata janda.
"Nyonya Yumna janda?"
"Iya, Janda. Wajar sih banyak yang nggak tahu, pernikahannya juga dulu sangat tertutup. Sampai suaminya meninggalkan pun, jarang yang mengetahuinya. Sebenarnya, Nyonya Yumna juga bukan putri kandung keluarga Kavendra, dulunya bahkan hanya putri angkat yang dinikahi oleh putra keluarga ini yaitu Tuan Gustav Kavendra."
"Putri angkat yang dinikai maksudnya?"
"Ibu gue dulu bekerja di sini juga, beliau yang cerita. Kalau Nyonya Yumna itu anak angkat orang tua Nona Serra, memang tidak tinggal di sini. Tapi keluarga Kavendralah yang membiayai penuh pendidikan dan lain-lain, tetapi Nyonya Yumna sering juga main ke mansion. Bahkan saat dewasa, Nyonya Yumna langsung menjadi asisten pribadi Tuan Gustav. Hingga setelah istri pertama Tuan Gustav — Nyonya Alia meninggal. Nyonya Yumna dinikai oleh Tuan Gustav dan menjadi Nyonya di mansion. Bahkan setelah Tuan Gustav meninggal, Nyonya Yumnalah yang mendapatkan seluruh harta keluarga Kavendra tanpa kecuali. Jika orang lain, mungkin Oma dan adik-adik serta keponakkan Tuan Gustav akan di usir dari sini. Tapi tidak dengan Nyonga Yumna, keluarga Kavendra tetap boleh tinggal di mansion ini bahkan tetap mendapatkan jatah bulanan seperti biasanya. Pendidikkan adik-adik Tuan Gustav pun Nyonya Yumna biayai sampai selesai. Walau uang yang dipakai ya uang warisan, dengar-dengar perusahaan juga semakin maju di bawa kepemimpinan Nyonya Yumna yang kadang baik, tegas, galak dan menyeramkan."
Arzian hanya diam, mendengarkan cerita Reni yang lumayan panjang lebar. Namun, ia malah suka karena setidaknya karena dari cerita itu. Ia mendapatkan informasi yang cukup mengejutkan.
"Jadi Oma Sarita, Nona Serra, Nona Arveeta, Tuan Darren serta Nona Meyza itu bukan keluarga kandung Nyonya Yumna. Bahkan di keluarga Kavendra Nyonya Yumna adalah menantu, pantas saja Nyonya Yumna tidak menggunakan nama belakang keluarga Kavendra. Tidak seperti anggota keluarga lainnya," ujarnya.
Arzian baru sadar akan hal itu, seingatnya nama Nyonya Yumna adalah Yumna Alesha Farhana, tidak ada nama belakang Kavendra di sana.
"Yap, benar sekali."
"Loe pasti menyangka Nyonya Yumna masih gadis kan? Wajar sih? Beliau memang terlihat masih gadis, padahal usianya masih 27 tahun sama kaya gue. Kita seumuran, hanya beda nasib saja," katanya lalu tertawa menertawakan dirinya sendiri.
"27 tahun, sama dong sama gue," balas Arzian.
"Wah enggak nyangka kita seumuran, walau gue nyangkanya umur kita emang nggak beda jauh sih. Dan loe tau, kenapa Nyonya Yumna enggak suka di panggil Bu. Karena ia merasa belum terlalu tua, belum punya anak juga. Jadi tidak pantas dipanggil Ibu, lebih suka dipanggil Nyonya Yumna saja."
Entah kenapa, Arzian semakin tertarik dengan topik pembahasan tentang Yumna. Sekalian mencari informasi juga, tetapi dalam hatinya ia memang ingin tahu lebih dalam tentang Yumna.
"Belum punya anak? Memang dengan Tuan Gustav tidak punya keturunan. Dan anak tiri juga tidak punya gitu?"
"Iya, belum punya anak. Nyonya Yumna dan Tuan Gustav hanya satu tahun bersama. Sejak menikah sampai Tuan Gustav meninggal pun, Nyonya Yumna tak kunjung hamil. Pernikahan Tuan Gustav dan Nyonya Alia juga tidak punya keturunan padahal mereka bersama selama lima tahun. Memang selang satu bulan meninggalnya Nyonya Alia, Tuan Gustav langsung memperistri Nyonya Yumna. Jika punya anak ya pasti sudah seusia Nona Meyza atau lebih bukan?"
"Kamu kan sudah enam tahun ya bekerja di rumah ini, kamu sempat bertemu dengan Nyonya Alia? Bagaimana beliau?"
"Nyonya Alia baik, cantik sama seperti Nyonya Yumna. Kalau dibandingkan, jauh lebih cantik Nyonya Yumna sih. Gue yang cewek aja kagum banget sama kecantikkannya."
Arzian tersenyum, berarti Yumna memang secantik itu. "Kalau loe mau dapatin bagian keluarga Kavendra, untuk Nyonya Yumna emang susah. Tapi kalau Nona Serra sih masih mungkin, seminggu ini yang gue lihat loe kan dekat banget sama Nona Meyza. Antara loe dan Nona Serra sering main bareng kan saat nemenin Nona Meyza. Loe juga enggak jelek, bahkan bisa dibilang tampan tau. Jadi cocoklah kalau dijodohin sama Nona Serra."
"Ngaco loe, gue sadar diri kok. Mana mumgkin pelayan kaya gue bisa dapatin seorang Nona Serra. Apa kata suaminya nanti? Istrinya asal dijodohin sama pelayan kaya gue."
"Kata suaminya? Nona Serra mana punya suami sih?"
"Hah? Nona Serra janda juga?"
"Gimana mau jadi janda, orang nikah aja belum," celetuknya.
"Belum nikah? Maksudnya gimana? Terus kok bisa punya anak? Nona Meyza anak diluar nikah gitu?"
"Yap, bisa di bilang gitu. Tapi bukan anak pacar Nona Serra yang enggak bertanggung jawab."
"Terus?"
"Loe janji ya tapi jangan sebarin hal ini?"
"Iya, iya cerita aja."
"Nona Serra itu adalah korban pemerkosaan, hingga hamil gitu. Parahnya sih, bukan cuma sama satu orang yang melakukannya. Gara-gara itu Nona Serra sempat depresi beberapa tahun, kalau nggak ada Nyonya Yumna yang mau merawat Nona Meyza. Sayangin Nona Meyza, mungkin entah bagaimana nasib gadis kecil itu. Nyonya Yumna lah yang selalu ada untuk Nona Serra dan Nona Meyza, hingga lambat laun Nona Serra bisa menerima putrinya sendiri. Menyayangi Nona Meyza seperti sekarang."
Ternyata dibalik ketegasan dan kegalakan Nyonya Yumna, wanita itu sangat baik sekali. Namun, kenapa Faisal mengatakan jika keluarga Kavendra keluarga jahat. Menurut Arzian, keluarga Kavendra tidak sejahat itu. Lebih ke disiplin, ketat terhadap peraturan yang sudah dibuat saja.
"Kasihan ya, ternyata keluarga konglomerat banyak cobaannya juga. Apa keluarga Kavendra tidak mencari pelakunya? Kok tidak dinikahkan saja dengan Nona Serra pelakunya?" Arzian yang cukup penasaran, terus bertanya pada Reni. Mungkin perempuan itu, mau bercerita banyak hal padanya.
" Semua orang juga ada cobaannya masing-masing kali, entah orang kaya atau orang miskin kaya kita ini. Pelakunya dinikahkan dengan korban, yang ada malah nambah trauma dong. Nona Serra saja berdamai dengan dirinya sendiri saja butuh waktu, apalagi harus menikah dengan pelaku yang sudah berbuat tidak senonoh dengannya. Aku perempuan saja tidak akan bisa bayangin. Saat itu Tuan Gustav masih hidup, sudah menikah dengan Nyonya Yumna kalau enggak salah. Tuan Gustav tahu adiknya telah diperkosa tentu tidak akan tinggal diam, ia mengerahkan seluruh anak buahnya mencari pelaku. Dalam waktu satu hari, sudah mendapatkan pelakunya. Tuan Gustav sangat marah, langsung menghajar pelaku satu persatu hingga meninggal dunia. Kematian memang hukuman yang terbaik untuk pelakunya, itu menurut Tuan Gustav."