NovelToon NovelToon
Terikat Janji Dalam Kegelapan

Terikat Janji Dalam Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Terpaksa Menikahi Suami Cacat / Menyembunyikan Identitas / Penyelamat / Kekasih misterius
Popularitas:25.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Kaivan, anak konglomerat, pria dingin yang tak pernah mengenal cinta, mengalami kecelakaan yang membuatnya hanyut ke sungai dan kehilangan penglihatannya. Ia diselamatkan oleh Airin, bunga desa yang mandiri dan pemberani. Namun, kehidupan Airin tak lepas dari ancaman Wongso, juragan kaya yang terobsesi pada kecantikannya meski telah memiliki tiga istri. Demi melindungi dirinya dari kejaran Wongso, Airin nekat menikahi Kaivan tanpa tahu identitas aslinya.

Kehidupan pasangan itu tak berjalan mulus. Wongso, yang tak terima, berusaha mencelakai Kaivan dan membuangnya ke sungai, memisahkan mereka.

Waktu berlalu, Airin dan Kaivan bertemu kembali. Namun, penampilan Kaivan telah berubah drastis, hingga Airin tak yakin bahwa pria di hadapannya adalah suaminya. Kaivan ingin tahu kesetiaan Airin, memutuskan mengujinya berpura-pura belum mengenal Airin.

Akankah Airin tetap setia pada Kaivan meski banyak pria mendekatinya? Apakah Kaivan akan mengakui Airin sebagai istrinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Tantangan Terbuka

Tukang ojek yang sudah bersiap membonceng Kaivan langsung memucat. Wajahnya menoleh penuh keraguan, menatap Airin dan Kaivan seperti sedang mempertimbangkan apakah ancaman itu layak ditantang.

Airin mengangkat wajahnya, mencoba menyembunyikan rasa takut yang mulai merayap. Tatapannya yang geram diarahkan pada Wongso. "Apa maksudmu ini, Juragan?" tanyanya dengan suara bergetar namun tetap terdengar tegas.

Kaivan memicingkan matanya, pandangannya yang buram menangkap sosok-sosok di kejauhan. Meskipun begitu, ekspresinya tetap tenang, nyaris tanpa emosi, tapi tubuhnya tampak siaga.

Wongso menyeringai dan berjalan mendekat. "Tinggalkan pria buta itu di sini, Airin. Kau boleh pergi tanpa ada yang menghalangi."

Airin menghela napas dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berpacu cepat. Dengan suara yang lantang, meski ada nada gemetar di ujungnya, ia menjawab, "Aku tak akan pernah meninggalkan suamiku, apa pun yang terjadi."

Wongso mendengus, seringainya semakin lebar. "Airin, ceraikan pria buta itu. Menikahlah denganku. Aku jamin hidupmu akan jauh lebih baik. Aku akan melepaskan dia dengan damai."

Airin mengepalkan tangannya. "Jangan mimpi!" jawabnya tegas. Sorot matanya tajam, penuh tekad yang berusaha menutupi ketakutannya.

Kaivan tetap berdiri di sampingnya, wajahnya netral. Namun, ia jelas mendengar setiap kata Wongso dan bisa merasakan ketegangan yang menyelimuti suasana. Ia sedikit menggeser posisinya, berdiri lebih dekat dengan Airin, seperti perisai tak terlihat.

Juragan Wongso berteriak dengan suara penuh amarah, menarik perhatian semua orang di sekitar mereka. "Hei, pria buta! Ceraikan Airin sekarang juga kalau tidak ingin tulang-tulangmu kupatahkan satu per satu! Aku tak bercanda! Akan kupastikan kau tak bisa berdiri lagi seumur hidup!"

Kaivan sama sekali tidak terlihat gentar mendengar ancaman Wongso. Sebaliknya, sebuah senyuman tipis muncul di wajahnya, penuh ketenangan yang membuat semua orang di sekitar merinding. Dengan suara rendah tapi penuh keyakinan, ia berkata, "Aku benar-benar ingin tahu, bagaimana caramu mematahkan tulang-tulangku."

Kalimat itu bukan sekadar jawaban, melainkan tantangan terbuka. Suasana di gerbang desa itu seketika menjadi hening, semua orang terbelalak tak percaya. Mereka tak menyangka Kaivan yang terlihat tak berdaya berani berkata seperti itu pada Wongso, sang penguasa desa.

Di sampingnya, Airin memanggil pelan, "Kak..." Suaranya mengandung campuran kekhawatiran dan ketakutan, namun juga ada kekaguman yang terpendam. Tatapannya lekat pada Kaivan, mencoba membaca perasaan pria itu. Ia bingung antara menahan Kaivan atau mempercayainya, sementara dadanya berdebar keras karena ketegangan.

Kaivan menoleh sedikit ke arah Airin, masih dengan senyuman di wajahnya. "Tenanglah," ucapnya lembut, seperti berusaha menenangkan gemuruh di hati istrinya. Namun, ada sesuatu di balik nada suaranya yang membuat Airin tak bisa menolak, ketenangan yang tak tergoyahkan, seolah Kaivan yakin bahwa apa pun yang terjadi, dia akan melindunginya.

Di sisi lain, wajah Wongso berubah merah padam. Ia semakin terbakar amarah. "Kau...!" geramnya dengan nada bergetar, giginya menggertak menahan emosi. Wongso melangkah maju dengan tatapan penuh dendam, gerakannya kasar seperti banteng yang siap menyeruduk. "Baiklah, kalau itu maumu! Aku akan tunjukkan caraku menghancurkanmu!"

Kaivan tersenyum dingin, nada suaranya penuh dengan tantangan. "Aku akan menantikannya."

Suasana semakin tegang. Semua mata tertuju pada dua pria yang berdiri berhadapan, seperti dua gunung yang siap bertabrakan.

Sementara itu, anak buah Wongso mulai bergerak, melingkari mereka perlahan, membuat suasana semakin mencekam. Beberapa di antara mereka meretakkan jari-jari, bersiap untuk sesuatu yang buruk.

Di sisi lain, Supar berdiri agak jauh, matanya terus memperhatikan situasi. Jantungnya berdegup kencang. Meskipun ia berusaha tetap tenang, dalam hati ia gelisah. Ia tahu betapa kejamnya Wongso, dan sekarang, ia khawatir atas keselamatan Airin dan Kaivan. Sekilas, pandangannya melirik ke arah desa, berharap ada sesuatu atau seseorang yang bisa menghentikan kekacauan ini sebelum terlambat.

Juragan Wongso menatap Airin dengan senyum tipis yang mengandung ancaman. "Airin, aku sudah memberimu pilihan. Jangan salahkan aku jika aku harus bertindak kasar," ucapnya dingin sambil memberi isyarat halus pada anak buahnya.

Kaivan, yang merasakan ketegangan di udara, meraba tangan Airin yang masih melingkar di lengannya. Dengan tenang, ia menggenggam barang belanjaan di tangannya dan menyerahkannya kepada Airin.

Airin mendongak, menatap Kaivan dengan sorot mata penuh kebingungan. "Kak?" tanyanya ragu.

Kaivan menoleh ke arah suara istrinya, wajahnya tetap tenang meski pandangannya masih buram. Dengan suara lembut namun tegas, ia berkata, "Berdirilah di belakangku."

"Tapi, Kak—" protes Airin, namun kalimatnya langsung terputus oleh Kaivan. "Percayalah padaku," potongnya sambil mengarahkan tubuh Airin perlahan agar berdiri di belakangnya.

Wongso tertawa kecil, seringainya semakin lebar. "Ho…ho…ho... kau merasa bisa melawanku dan melindungi Airin? Aku kagum dengan kepercayaan dirimu, orang buta." Nada suaranya penuh ejekan dan meremehkan.

Kaivan berdiri tegak, meskipun matanya tak dapat sepenuhnya melihat musuh di depannya, ia tetap memancarkan wibawa yang tak tergoyahkan. "Jangan banyak bacot. Maju saja kalau memang berani," tantangnya dengan nada dingin.

Wongso mendengus, tatapannya yang penuh meremehkan kini bercampur dengan amarah. "Sombong!" ucapnya dingin, matanya menyipit menatap Kaivan.

Airin, yang berdiri di belakangnya, tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Tangannya kembali menggenggam lengan Kaivan. "Kak…" suaranya bergetar, hampir memohon.

Kaivan mengangkat tangannya dan menyentuh jemari Airin, kemudian melepaskannya perlahan. "Tenanglah," katanya lembut namun penuh keyakinan.

Dengan itu, Kaivan mempersiapkan dirinya. Tubuhnya sedikit merunduk, telinganya lebih waspada, dan ia memasang kuda-kuda sederhana, seolah siap menghadapi apapun.

Airin menggigit bibirnya, hatinya terasa dipenuhi rasa takut yang meluap-luap. Dari gerak-geriknya, ia tahu Kaivan bukan pria biasa, tapi kondisinya yang masih belum pulih membuatnya cemas.

Sementara itu, Wongso berdiri di tempatnya, mengamati Kaivan dengan tatapan mengejek. Anak buahnya mulai bergerak maju, senyuman penuh keyakinan tergambar di wajah mereka.

Di sisi lain, Supar yang berdiri di belakang Wongso, mencuri-curi pandang ke arah desa. Matanya tampak gelisah, berharap ada seseorang yang bisa muncul untuk menghentikan semua ini sebelum ada korban dalam kekacauan ini.

Wongso memberi isyarat pada anak buahnya. "Hajar dia! Buat dia menyesal karena berani menikahi gadis yang aku suka! Tapi jangan lukai calon istriku!" perintahnya dengan suara lantang pada anak buahnya.

Kaivan tetap berdiri tenang di tempatnya, tubuhnya terlihat tidak gentar sedikit pun. Mendengar Wongso tak akan melukai istrinya, ia menoleh ke belakang, berbicara pada Airin dengan nada penuh ketegasan, "Airin, pergilah ke tempat yang aman."

Airin menggeleng cepat, wajahnya penuh kecemasan. "Tapi, Kak—"

Kaivan menoleh ke arahnya, memotong ucapannya dengan suara yang lebih dalam. "Jangan membantah kata-kata suamimu."

Tatapan matanya yang kosong, meskipun tidak dapat melihat, seolah memiliki otoritas yang tak terbantahkan. Airin tertegun, napasnya tercekat. Ia ingin melawan, tetapi kekuatan dalam suara Kaivan membuatnya tak mampu berkata-kata lagi. Perlahan, ia mengangguk dan melangkah mundur, meskipun hatinya tetap penuh kekhawatiran.

Orang-orang Juragan Wongso pun memberi jalan pada Airin untuk menjauhi tempat yang sebentar lagi pasti akan jadi arena perkelahian.

Kaivan memejamkan matanya, berusaha mengabaikan pandangannya yang buram. Sebaliknya, ia memfokuskan semua inderanya untuk merasakan setiap gerakan yang ada di sekitarnya. Suara langkah kaki yang mendekat, desahan napas yang tertahan, bahkan desiran kecil di udara, semua itu masuk ke dalam kesadarannya.

Tubuhnya tetap tenang, tetapi otot-ototnya sudah bersiap. Ia tahu, saat ini, bukan hanya dirinya yang ia lindungi, melainkan juga wanita yang telah bersumpah akan ia jaga, apapun yang terjadi.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Heri Wibowo
Wah begitu penglihatan sembuh langsung mendapatkan pemandangan yang sangat indah ya van.
Asih Prawawati
Tambah penasaran aku Thour ...



Semangat Thour.
sum mia
aaaahhhhh..... meleleh hati abang dek ....
awas lho Airin.... diam-diam tingkahmu bikin Ivan lama-lama tegang berdiri loh . Kaivan tentu laki-laki normal lama-lama pasti akan merasakan yang anu-anu 🤭🤭😂😂😂
mungkinkah Ivan akan segera mengungkapkan perasaannya , dan mungkinkah Airin akan segera di unboxing oleh Ivan .
ditunggu selalu up selanjutnya kak Nana ...

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Mrs.Riozelino Fernandez
perlahan rasa sayang dan cinta mulai hadir untuk istri dadakan mu ya Kaivan...💓
Mrs.Riozelino Fernandez
kebohongan berbalas dengan kebahagiaan ya Ivan 😆😆😆
Mrs.Riozelino Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
aduuh sakit perut ku ngebayangin harus tetap tenang disaat hati sedang kacau balau 😆😆😆
Mrs.Riozelino Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
pagi pagi di suguhkan pemandangan yang indah ya Kaivan...
hati hati ada yang bangun 😆😆😆😆
Mamah Memey
♥️
abimasta
syukurlah kaivan sudah sembuh bisa melihat lagi
sum mia
peluk lagi aja Van.... pura-pura memeluk guling seperti biasanya . seneng banget ya Van , mata udah sembuh dan bisa melihat dengan jelas , apalagi bisa melihat wajah istrinya yang cuantik , baik , perhatian , tulus dan selalu membanggakan suaminya meski buta .
maaf ya Airin.... Ivan masih ingin di manja kamu makanya dia masih berpura-pura buta .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Dwi Winarni Wina
Syukurlah kaivan bisa melihat lagi dan utk sementara dirahasiakan dulu dr airin dan nenek asih...
Sebaiknya kaivan lg lama2 memberitahukan kabar baik istrimu dan nenekmu krn airin dan nenek asih sangat tulus dan ikhlas jgn ragukan lg mereka...

Kaivan sangat terpesona kecantikan airin yg alami,,,baik hati sangat tulus dan ikhlas dan dgn telaten merawat kaivan...

Bagus airin minta pendapat suamimu dulu pasti suami akan memberikan solusinya dan keluarnya dan kaivan merasa dihargai sm istrinya....

Lanjut thor........
Dini Lestari
alhamdulillah kaivan udah sembuh..semangat
Dewi S Ayunda
slmt y van.. sudah sembuh

jgn lm lm..ksh kjutannya .takutny airin jd slh phm pas tau yg sbnrny.
Mamah Memey
🥰🥰 lanjut
Syavira Vira
💪💪👍🏻❤️❤️❤️
kaylla salsabella
Alhamdulillah akhirnya kaivan bisa melihat lagi dengan jelas ....

semoga kejutan nya gak keduluan juragan Wongso
phity
waaa akhirnya mata ivan sembuh....kmu dpt gadis cantik van...jgn disia siakan ya ttp.jaga dgn baik
kaylla salsabella
apakah itu ulah Wongso
Anitha Ramto
Kaivan Alhamdulillah kamu sdh sembuh dan sudah bisa melihat dgn jelas,ini akan menjadi kejutan utk Airin ..Van kamu tidak menyangkakaan bahwa Airin wanita yg sangat Cantiik..sabar dan sangat Perhatian,kamu sdh mulai tertarik sm Airin yg cantik..sdh ada bunga² cinta nih Kaivan
Heri Wibowo
syukurlah akhirnya penglihatan kaivan telah sembuh.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!