Dario Maverick dan Alice sudah menikah selama lima tahun lamanya. Namun, keduanya tak kunjung memiliki keturunan. Sampai dimana ibu mertua Alice meminta Dario untuk menikah lagi. Di saat itu, Alice memilih pergi agar suaminya bisa menikah lagi.
Namun, siapa sangka. Jika dirinya pergi ternyata sedang dalam keadaan sedang mengandung. Alice tidak membatalkan kepergian nya, justru dia melanjutkan kepergian dan meninggalkan cintanya.
Apakah nantinya Dario dan Alice akan bertemu? Bagaimana status pernikahan mereka setelah Alice memutuskan untuk pergi? Apakah Dario memilih menikah lagi ketika istri nya pergi, ataukah justru mencarinya?
BACA SEGERA!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjemput si kembar
Alexa dan Eliza saling tatap, keduanya belum tersadar atas apa yang terjadi saat ini. Keduanya masih terlihat kebingungan, apalagi Alice belum pernah menunjukkan foto daddy mereka. Keduanya pun kembali menatap Dario yang masih merentangkan tangan pada keduanya.
"Kalian tidak percaya? Daddy yang buat kalian, oh tidak ... Daddy yang taruh kalian di perut mommy. Terus keluar lah kalian!" Seru Dario meyakinkan mereka.
Asisten Ravi dan juga Bu Liana melongo saat mendengar penjelasan Dario yang menurut mereka tak sesuai dengan pemikiran anak usia empat tahun. Bergegas, Asisten Dario menepuk bahu bos nya itu dan berbisik pelan di telinganya.
"Tuan, anakmu baru berumur empat tahun. Mereka belum mengerti kalau anda yang membuat mereka." Bisik Asisten Ravi.
"Eh? Terus aku harus bilang apa?" Bingung Dario.
Asisten Ravi beralih menatap si kembar, dia sedikit merendahkan tubuhnya agar bisa menatap keduanya lebih dekat lagi. Si kembar mengerjapkan matanya, mereka bingung dengan situasi saat ini. "Kembar, pria di sebelah om ini adalah suami dari mommy kalian sekaligus daddy kalian. Kalau kalian tidak percaya, ayo ikut kami. Kita ke rumah sakit untuk menemui mommy kalian di sana." Terang Asisten Ravi.
Alexa dan Eliza saling tatap, lalu tatapan keduanya mengarah pada Dario yang masih menatap ke arah mereka. Keduanya menatap sang daddy dengan tatapan penuh selidik. "Mukanya ganteng, bajunya mahal, dompetnya pacti tebal. Pintal kali mommy cali daddy buat Lekca. Ci Lojali ini cepelti olang kaya." Batin Alexa.
"Kemarilah, Daddy merindukan kalian." Seru Dario.
Perlahan, Alexa mulai melangkahkan kakinya. Begitu pun juga dengan Eliza. Mata mereka masih menatap Dario dengan tatapan polosnya. Karena gemas keduanya tak kunjung sampai, Dario pun meraih tubuh kedua putrinya dan memeluknya dengan erat. Air mata Dario luruh seketika, tubuh mungil kedua putrinya kini berada dalam pelukannya. Anak yang dia nanti kini sudah bisa dia peluk, betapa bahagia hatinya saat ini.
"Daddy merindukan kalian, apa selama ini kalian hidup dengan baik hm? Maaf, maafkan Daddy yang terlambat menemukan kalian." Seru Dario sembari meng3cup sisi kepala kedua putrinya secara bergantian.
"Kata mommy, Daddy kelja. Daddy kelja dimana? Pulangnya kok lama?" Tanya Alexa sembari menjauhkan wajahnya dari Dario.
"Daddy kerja jauh, nanti kalian bisa datang ke tempat kerja Daddy yah. Sekarang, kalian siap-siap. Kita ke rumah sakit menemui mommy kalian." Jawab Dario dan meminta mereka untuk bersiap.
Asisten Ravi turut terharu, pria kaku itu tersenyum saat melihat pemandangan mengharukan di depannya. Tatapannya pun teralihkan saat mendengar langkah kaki yang mendekat. Dirinya kembali bertemu dengan Dara, gadis yang membuat dirinya kesal setiap saat. Kini, gadis itu berdiri mematung sembari menatap ke arah si kembar yang masih berada di pelukan daddy mereka.
"Kak!" Seru Alexa dengan tersenyum lebar saat melihat Dara. Alexa melepaskan pelukannya dari Dario, dia berlari menghampiri Dara dan memegang tangannya. Dara yang tersadar segera menatap Alexa yang menatapnya dengan tatapan berbinar terang.
"Kak, Lekca cama Lija di jemput Daddy. Kita mau ke lumah cakit ketemu mommy." Seru Alexa dengan tersenyum lebar.
Tatapan Dara kembali beralih pada Dario yang sudah berdiri dengan Eliza di gendongannya. Pria itu menatap datar ke arah Dara yang masih syok atas kedatangannya. Bagaimana pria itu bisa tahu tentang si kembar? Padahal, Dara sudah menutupinya sedemikian rupa agar pria itu tak tahu menahu mengenai si kembar.
"Kamu kaget melihat saya disini?" Tanya Dario dengan seringai di bibirnya.
"Gak mungkin Kak Alice yang ngasih tau kan?" Batin Dara.
"Tidak usah mencari jawaban atas kebingungan mu saat ini. Saya datang hanya ingin membawa kedua anak saya pergi. Kamu tenang aja, Alice tahu tentang hal ini. Kamu juga tidak perlu kembali ke rumah sakit untuk menjaganya. Saya yang akan mengurus istri dan anak-anak saya." Terang Dario.
Alexa melepas genggaman tangannya dari Dara, lalu anak menggemaskan itu beralih menatap Dario yang tersenyum lembut padanya. "Cebental yah daddy!" Seru Alexa dan berlari masuk ke kamarnya.
Dario tertawa kecil saat melihat bocah gembul menggemaskan itu berlari sekuat tenaga menuju sebuah kamar. Tawanya terhenti, tatapannya beralih pada Asistennya yang masih berdiri di sebelahnya. "Ravi, berikan apa yang aku minta tadi." Pinta Dario.
"Baik." Asisten Ravi menurunkan koper kecil yang ia bawa. Lalu, dia membuka koper itu dan menyodorkannya pada Bu Liana.
Bu Liana membulatkan matanya, dia syok saat melihat tumpukan uang yang berada di dalam koper yang Asisten Ravi bawa sejak tadi. Wanita paruh baya itu menatap Dario untuk memastikan apa yang dirinya lihat tidak lah salah. Bukan hanya Bu Liana, Dara pun sama terkejutnya. Keduanya belum pernah melihat uang sebanyak itu selama mereka hidup.
"I-ini ...,"
"Ini uang sebesar lima ratus juta, sebagai ucapan terima kasih karena anda dan putri anda selama ini sudah menjaga dan berbuat baik pada istri dan kedua putri saya. Kebaikan kalian berdua tidak sebanding dengan apa yang saya berikan saat ini. Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih." Terang Dario.
"Ti-tidak perlu, Alice sudah ibu anggap sebagai putri ibu sendiri. Simpan balik uangnya, ibu tidak mau menerimanya." Seru Bu Liana dengan tubuh bergetar.
"Saya mohon, terima lah." Pinta Dario.
Bu Liana menoleh ke arah Dara, begitu pun sebaliknya. Keduanya sama-sama bingung ingin menerima atau tidak. "Kalau tuan memaksa, yasudah. Ibu akan terima." Putus Bu Liana dan meraih koper pemberian Dario.
Dario tersenyum, dia tak merasa rugi memberikan uang itu pada Bu Liana. Sebab, Asistennya sudah mencari tahu tentang kehidupan Alice di rusun ini lewat Bidan Rere. Ternyata, Bu Liana dan putrinya lah yang sudah banyak membantu dan menjaga istri dan kedua putrinya.
Tak lama, Alexa kembali. Dia membawa boneka kecilnya dan berlari menghampiri Dario. Dario sedikit berjongkok, dia meraih kedua putrinya dan menggendongnya di lengannya yang lain. Kini, kedua putrinya kompak berada di dalam gendongannya. Dario tak merasa berat, karena dia tipe pria yang suka berolahraga untuk memperkuat otot lengannya.
"Saya harus kembali ke rumah sakit, terima kasih sekali lagi." Pamit Dario.
"Sama-sama, jangan lupa untuk mengunjungi kami yah! Kembar! Nenek sayang kalian!" Seru Bu Liana dengan mata berkaca-kaca.
Si kembar melambaikan tangannya. raut wajah mereka terlihat begitu bahagia. Air mata Bu Liana pun menetes, dia akan kehilangan hiburan di rumahnya yang sepi. Keberadaan si kembar membawa keberuntungan dalam hidupnya, celoteh lucu keduanya sangat menghibur dirinya.
"Ibu sedih banget Dar, gak ada lagi yang rewel." Lirih Bu Liana sembari memeluk koper uang itu.
"Iya Bu, nanti kapan-kapan kak Alice pasti kesini jenguk kita." Sahut Dara sembari merangkul bahu ibunya.
"Enggak ada lagi yang bantu Ibu buat nagih hutang pembeli."
"Eh?!"
___
Jangan lupa dukungannya🥰🥰