"Thank you for patiently putting up with my moods, and being mature as you remind me to be the same. I know that I'm not easy to understand, and as complex as they come. I act childishly and immaturely when I don't get what I want, and it get unbearable. Yet, you choose to gently and patiently chastise me and correct me. And even when I fight you and get mad at you, you take it with no offense, both gradually and maturely."
~Celia
Pertemuan Celia dan Elvan awalnya hanya kebetulan, tapi lambat laun semakin dekat dan menyukai satu sama lain. Disaat keduanya sepakat untuk menjalin hubungan. Tiba-tiba keduanya dihadapkan dengan perjodohan yang telah diatur oleh keluarga mereka masing-masing.
Kira-kira bagaimana akhir kisah mereka? Apakah mereka akan berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yanahn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Jaga Dirimu Baik-baik
..."I never knew I needed you until I met you. Now, I cannot imagine a life without you by my side." ~Celia...
Setelah mengantar tas milik Celia, Elvan langsung pulang ke rumahnya. Elvan mengambil koper dan membuka lemari pakaiannya. Dia berdiri lama dan menatap beberapa pakaian yang tergantung. Hanya ada sedikit pakaian di lemarinya.
Elvan memutuskan pergi ke mall untuk membeli beberapa pakaian. Langkah Elvan terhenti saat melewati toko perhiasan. Elvan masuk kedalam toko dan melihat-lihat. Elvan melihat sebuah cincin, yang ditempatkan di etalase terpisah. Cincin itu terlihat bersinar, warnanya emas dikelilingi berlian, indah, dan berkilau. Cincin itu di lapisi dengan dua lapisan pelindung yang membedakan dengan cincin lainnya.
Elvan merasa bahwa cincin itu sangat mirip dengan Celia. Bangga dan rendah hati, itulah yang dirasakan oleh pemiliknya, semua orang bisa melihat cincin ini, tapi tidak banyak orang yang benar-benar bisa membuka dua lapisan kaca dan menyentuhnya. Anda boleh mengkritiknya atau meremehkannya, tetapi tidak peduli bagaimana anda memandangnya, dia tidak akan berubah.
Pelayan toko menghampiri Elvan, dan bertanya, "Tuan, apakah ada yang bisa saya bantu?"
Elvan menoleh, dan menunjuk kearah cincin di etalase.
Pelayan toko mengangguk dan menunjuk cincin di etalase dengan kedua telapak tangannya dan berkata, "Cincin cantik ini menampilkan dua set berlian berbentuk putri dan berlian set pavé di ketiga dinding cincin. Cincin berlian ini diproses dengan pemotongan Belgia berkualitas tinggi, dan bahan tatahannya adalah emas 18k. Bahan lainnya juga bisa disesuaikan. Perkiraan beratnya sekitar tujuh gram."
Elvan tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh pelayan toko, jadi dia langsung bertanya, "Berapa harga cincin ini?"
Pelayan toko itu tersenyum dan menjawab pertanyaan Elvan, "Tiga puluh juta delapan ratus ribu rupiah, Tuan."
"Tuan, kami memiliki cincin lain yang lebih terjangkau dan kualitasnya bagus. Apakah tuan ingin melihatnya?”
Elvan menoleh dan menggelengkan kepalanya. Saat Elvan keluar dari toko perhiasan, tiba-tiba ponsel Elvan berdering. Elvan tersenyum menatap layar ponselnya dan segera menjawab panggilannya.
"Hallo, Elvan?" suara Celia terdengar samar.
"Ya." Elvan tertawa pelan saat mendengar suara Celia, dan bertanya, "Kamu ada di mana sekarang?"
" ........ " Celia menyebutkan lokasinya.
"Kamu di club? Apa yang kamu lakukan? Tunggu, aku segera kesana."
Ada keheningan untuk beberapa saat, tidak ada jawaban dari Celia.
"Hallo, Celia? Kamu masih disana?"
"Ya." Celia menjawab dengan lirih.
"Jangan kemana-mana, tunggu aku disana." Elvan segera kembali ke mobilnya, lalu bergegas menjemput Celia.
Ketika Elvan tiba di club, Elvan segera mencari Celia. Elvan mencari keberadaan Celia dibawah cahaya remang-remang dan dentuman musik yang begitu keras, dentuman musik yang sudah familiar ditelinga Elvan.
Elvan langsung menuju ke meja bartender, "Hey bro," ucap bartender sambil meninju lengan Elvan. Elvan tersenyum dan balas meninju lengan si bartender. Keduanya saling mengenal karena Elvan pernah bekerja di club ini.
"Lo lihat cewek ini?" tanya Elvan sambil menunjukkan foto Celia lewat ponselnya.
"Cantik bro, siapa dia? Pacar baru?" tanya bartender sambil terus menatap foto Celia.
Elvan berdecak, dan menyimpan ponselnya kembali. "Jangan diliatin terus, itu calon istri gue," ucap Elvan.
Bartender meringis lalu berkata, "Tadi gue lihat dia datang sama cowok, tapi cowok itu udah pergi dari tadi."
"Cowok?" beo Elvan. Bartender mengangguk.
"Dimana dia?" tanya Elvan.
"Dia ada di lantai dua, di meja pojok," ucap bartender sambil menepuk bahu Elvan.
"Oke, thanks bro," ucap Elvan. Elvan langsung menaiki tangga dan berjalan ke meja panjang yang ada di sudut club. Elvan mendapati seorang wanita yang meletakkan kepalanya di atas meja. Elvan sangat mengenali wanita tersebut, itu Celia.
Elvan mengusap kepala wanita itu dengan lembut, dan Celia mendongak.
"Hey dude, you look so handsome. You look like my boyfriend," racau Celia.
"Ayo kita pergi dari sini," ucap Elvan. Elvan segera menggendong tubuh Celia dan membawanya keluar. Elvan meletakkan tubuh Celia di kursi penumpang dengan perlahan. Saat Elvan hendak keluar, Celia menariknya, dan Elvan jatuh tepat di atas tubuh Celia.
"Don't move! I just want to hug you, just for a while," ucap Celia. Elvan tersenyum dan membiarkan Celia memeluknya. Selang beberapa saat, Celia mulai mengendurkan pelukannya. Elvan mendongak, dan menatap Celia yang sudah tertidur. Elvan mengecup bibir Celia dengan lembut, lalu beranjak ke kursi kemudi dan melajukan mobilnya.
Elvan membawa Celia ke apartemen Celia. Tempat dimana Celia pertama kali mengajak Elvan, bukan ke tempat Lily. Padahal kemarin Elvan sudah mengijinkan Celia untuk menginap bersama Lily. Setelah sampai di apartemen, Elvan membawa Celia masuk, dan membaringkan Celia di tempat tidur. Elvan menyelimuti tubuh Celia, lalu beranjak ke dapur untuk mengambil segelas air putih.
"Sayang, minum dulu," ucap Elvan sambil menepuk-nepuk pipi Celia.
Celia mengerjapkan mata, dan berusaha untuk duduk. Elvan membantu Celia duduk dan bersandar di sandaran tempat tidur. Elvan memberikan segelas air kepada Celia, Celia menerima gelas yang Elvan berikan, dan hanya meminum setengahnya.
"Sudah?" tanya Elvan. Celia mengangguk dan memberikan gelasnya kepada Elvan. Elvan meletakkan gelas di atas nakas dan duduk di samping Celia. Celia menyandarkan kepalanya dibahu Elvan.
Elvan mengecup kening Celia, dan bertanya, "Tired? If you are tired, take a rest early."
Setelah selesai berbicara, Elvan menundukkan kepalanya dan berbisik di telinga Celia "Tapi besok aku harus pergi pagi-pagi sekali, jadwal penerbanganku pagi. Apakah kamu yakin ingin menyia-nyiakan kesempatan ini?"
Bisikan Elvan terdengar menggoda dan menghipnotis. Celia menoleh kearah Elvan, dan melihat Elvan menyunggingkan senyumnya. Elvan tiba-tiba membalikkan tubuhnya, dan membaringkan tubuh Celia.
Celia tidak menghindar atau memberontak, dia berbaring di bawah tubuh Elvan. Elvan menundukkan kepalanya dan mencium Celia. Aroma alkohol dari mulut Celia membuat Elvan semakin memperdalam ciumannya. Begitupun dengan Celia, Celia mengeksplor dan mengubrak abrik isi mulut Elvan. Tangan Elvan menyelusuri bagian tubuh Celia, dan menyelusup dibalik pakaian yang Celia kenakan. Celia merasa lemas karena sentuhan Elvan, dan merasakan panas lembab di bawah tubuhnya.
Celia mengangkat tangannya dan melepas pakaian Elvan. Tubuh kekar Elvan terpampang jelas dimatanya dan Celia sedikit terbawa suasana. Tangannya dengan lembut mengusap dada Elvan. Tubuh Elvan menjadi lebih keras karena sedikit sentuhan ini.
"Baby..." Elvan mengeluarkan suara pelan.
Elvan menjatuhkan tubuhnya diatas tubuh Celia. Celia memeluk Elvan, dan berkata dengan lembut, "Come baby."
*******
Keesokan harinya, Elvan bangun pagi-pagi sekali. Celia berbaring ditempat tidur, dan menatap Elvan yang sedang berpakaian.
Sebelum pergi, Elvan menghampiri Celia, dan mengecup bibirnya. "Jangan bekerja terlalu keras dan jaga dirimu baik-baik." ucap Elvan sambil mengusap-usap rambut Celia dengan lembut.
Celia mengangguk. Elvan menyentuh wajah Celia dan berkata, "Aku pergi dulu. Aku akan segera menemuimu." Celia menjawab dengan anggukan kepala.
Setelah Elvan pergi, Celia berbaring di tempat tidur sebentar. Saat Celia hendak beranjak dari tempat tidur, tiba-tiba ponselnya berdering, dan Celia segera mengangkatnya.
" ..... "
"Kakek."
semangat yaaa kak nulisnya ✨
Mampir juga di karya aku “two times one love”