Ferdian Putra Pratama 19 Tahun yang di tinggal kan keluarganya untuk hidup sendiri sejak SMA. Dirinya menjalani kesulitan setiap hari, dan menjadi bahan ejekan oleh teman teman sekolahnya. Namun beruntung nya dirinya mendapatkan dua sahabat yang begitu baik pada dirinya sehingga dirinya bisa bertahan hingga lulus dari SMA.
Setelah Lulus dari SMA dirinya masuk ke satu kampus yang paling mewah di kotanya dengan mengandalkan beasiswa yang dia dapatkan. Namun siapa sangka jika di kampus ini lagi lagi dirinya bertemu teman yang selalu membully dirinya di SMA, namun semua nya terungkap disini siapa dirinya sebenernya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A. Al'Fatih PP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
B11
Ferdian yang heran pun tidak mengambil pusing hal itu, dia terus saja melangkah ke arah taman dekat parkiran kampus untuk bertemu 2 sahabatnya yang entah sudah datang atau belum.
Dari kejauhan ketika Ferdian sudah sedikit lagi sampai di taman dia melihat Stefan, Diky, Fanesha, Rebecca, Renna, dan 2 orang pria yang tidak dirinya kenal.
"Cepat jawab siapa yang menyuruh kalian?" Bentak Stefan dengan suara yang keras.
Ferdian yang jaraknya hanya 10 meter dari tempat mereka berkumpul mendengar teriakan Stefan yang berkata seperti itu, dia pun mengernyitkan keningnya sambil terus berjalan menuju mereka dan berkata.
"Hey sedang apa kalian, dan ada apa ini ?" Tanya Ferdian yang berjarak 5 meter dari mereka.
Mendengar suara pertanyaan Ferdian mereka pun serentak berbalik mencari keberadaan Ferdian yang datang dari arah belakang mereka.
"FERDIAN........" teriak Fanesha yang langsung sedikit berlari menuju Ferdian dan kemudian memeluknya, Ferdian yang di peluk oleh Fanesha pun terkejut, karena dirinya tidak tau kenapa tiba-tiba Fanesha memeluknya sambil menangis. Namun keterkejutannya itu hanya bersifat semantara saja, kemudian diapun bertanya.
"Fanes? kamu kenapa menangis?" tanya Ferdian.
"Ferdian maafkan aku, karena aku kamu bisa jadi bahan olokan satu universitas" bukannya menjawab pertanyaan Ferdian Fanesha malah meminta maaf kepada dirinya. Ferdian yang mendengar perkataan Fanesha pun bingung, karena dia tidak tau apa yang di maksud oleh fanesha.
"Hei apa maksud kamu meminta maaf padaku?" tanya ferdian lagi.
"Fer ini coba kamu lihat" Renna memberikan selembaran yang membuat gempar 1 universitas pagi ini.
Begitu melihat Selembaran itu Ferdian pun hanya tersenyum kecut, kemudian mendorong pelan Fanesha yang sedang memeluknya.
"Hey Fanes ini bukan masalah besar buat ku jadi tidak perlu kamu meminta maaf kepadaku dan merasa bersalah dan berfikir ini semua karena mu" Ferdian menjelaskan kepada Fanesha dengan memegang kedua pundak Fanesha.
"dan berhentilah menangis" sambung Ferdian lagi.
Namun di dalam hatinya dia merasa kesal, karena baru saja 2 hari namun sudah seperti ini, dan dia pun tau ini ulah siapa.
"dan kalian lepaskan mereka, dan biarkan mereka" ucap Ferdian meminta agar Stefan dan Diky untuk melepaskan ke 2 pria itu.
"Fer tap..." ucap Stefan terpotong karena Stefan melihat sorot mata Ferdian yang bukan dirinya, ini seperti tatapan seorang yang berkuasa.
Stefan pun melepaskan pria yang sedang dia cengkram lehernya, dan dia juga menyuruh Diky yang tidak melihat mata Ferdian untuk melepaskan pria 1 nya lagi yang di tahan oleh Diky.
"kalian tidak perlu bertanya kenapa aku menyuruh melepaskan mereka, dan sudah masalah ini biarkan saja aku sudah terbiasa mendapatkan ejekan dari orang-orang." Ferdian berkata lagi setelah kedua sahabatnya itu sudah melepaskan 2 pria tadi dan agar tidak mencegah mereka untuk bertanya kepada dirinya.
"Ferdian kamu memang sudah terbiasa tapi Fanesha tidak mungkin terbiasa, kamu pasti sadar itukan?" ucap Rebecca kesal.
"Jika memang dia tidak mau mendapatkan ejekan seperti yang aku alami kenapa kalian tidak melepaskan saja masker kalian?" Ferdian membalikan perkataan Rebecca.
"Ah ini...." Rebecca tidak bisa membalas perkataan Ferdian.
"Sudahlah aku mau masuk ke kelas dulu" ucap Ferdian yang langsung berjalan tidak menunggu perkataan yang lain.
Namun Ferdian tidak berjalan menuju ruang kelas melainkan ke taman tempat kemarin dia melampiaskan emosinya dengan memukuli pohon, Stefan yang menyadari jika Ferdian berjalan kearah yang berbeda pun berkata "Salah ini tidak beres" dan langsung mengejar Ferdian yang sudah menjauh itu.
Diky dan yang lainnya hanya saling melihat 1 sama lain heran kenapa tiba-tiba Stefan berkata seperti itu.
Akhirnya Diky pun mengerti ucapan Stefan tadi "Ahh gawat ini, pasti bakal melukai dirinya lagi" ucap Diky kemudian langsung mengejar Stefan dan Ferdian yang sudah ada di taman tempat kemarin.
"Ayo kita ikuti mereka"ucap Fanesha yang juga baru tersadar jika itu bukan arah menuju kelasnya.
Fanesha di yang di ikuti oleh Rebecca dan Renna pun mengejar para lelaki yang pergi duluan.
"Argghhhh...BUG BUG BUG BUG" Ferdian yang telah sampai di depan pohon tempat kemarin dia melampiaskan emosinya langsung melempar tas yang dia pakai dan langsung meninju dengan sekuat tenaga kali ini sampai kulit pohon yang dirinya pukul sampai rontok dan tangannya pun mengeluarkan darah segar tanpa dirinya sadari.
"KENAPA KENAPA KENAPA HARUS AKU HAH, LUKY KEPARAT JIKA BUKAN KARENA KELUARGA MU KAYA DAN JIKA AKU TIDAK INGIN MENGECEWAKAN KELUARGA KU, SUDAH AKU HABISI KAMU SEJAK DULU" umpat Ferdian sambil terus memukul pohon yang ada dihadapannya.
Stefan yang telah tiba pun langsung memeluk Ferdian dari belakang mencoba untuk menariknya agar tidak terus memukul pohon yang ada di hadapannya itu, namun tenaga Ferdian cukup kuat dan ini lebih kuat dari biasanya sehingga membuat Stefan terlempar, namun Stefan melakukan itu lagi sambil berkata "FERDIAN HENTIKAN, DASAR GILA" namun Ferdian tidak menghiraukannya sampai akhirnya Diky pun tiba dan langsung membantu Stefan yang terjatuh untuk yang ke 3 kalinya, dan kemudian Diky bersama Stefan menahan Ferdian dan akhirnya mereka terjatuh bersamaan dan kali ini Ferdian pun ikut terjatuh.
"GEDEBUK....." suara mereka terjatuh bersamaan.
"Aduh sial lagi-lagi harus menghentikan si gila ini" umpat Diky.
"Memangnya aku yang menyuruh kalian untuk menghentikan ku?" Balas Ferdian
"Tapi jika kamu tidak kami hentikan bisa hancur tangan mu dasar gila" Stefan ikut mengumpat.
Mereka pun saling berbalas kata-kata 1 sama lain. Sampai Fanesha Rebecca dan Renna pun menemukan mereka.
"Ternyata kalian disini" ucap Rebecca yang telah menemukan mereka.
Fanesha Rebecca dan Renna telah melihat sekeliling taman namun mereka tidak melihat mereka sampai akhirnya Rebecca mendengar umpatan Stefan yang cukup keras dari pada Diky dan Ferdian.
Mendengar suara itupun Ferdian Stefan dan Diky langsung duduk dan menoleh kearah asal suara itu dan mereka melihat kehadiran Rebecca yang di susul Fanesha dan Renna di belakangnya.
"Kenapa kalian berbaring sambil mengumpat?" tanya Renna yang melihat ketiganya tadi sedang berbaring.
"Jika kalian datang lebih awal kalian pasti tau alasannya kenapa kami berbaring" Ucap Diky yang masih kesal kepada Ferdian.
"Ferdian ta ta ta tangan mu kenapa penuh dengan darah?" tanya Rebecca yang melihat kedua punggung tangan Ferdian penuh darah.
Ferdian yang mendapatkan pertanyaan rebecca pun seketika terkejut setelah melihat kedua tangannya sudah penuh dengan darah, dan dia sendiri pun tidak menyadari jika tangannya menjadi seperti itu. Diky dan Stefan pun juga tidak menyadari jika tangan sahabat mereka sudah penuh dengan darah.
Fanesha yang mendengar ucapan Rebecca pun langsung menatap tangan Ferdian dan dia pun melihat dengan jelas jika bagian atas jari-jari di kedua tangan Ferdian sudah penuh dengan darah segar Yang masih sedikit keluar.
...----------------...
Mohon maaf jika ada kata atau penulisan yang kurang baik atau salah kata, dan tolong berikan masukan yang membangun saya untuk jadi lebih baik lagi dalam membuat cerita. Terimakasih.
Jangan lupa Like, Share, Gift, Comment, dan Follow ya, Terimakasih🙏