Follow IG othor @ersa_eysresa
Anita wanita yang memiliki paras cantik dan pekerja keras, harus rela kehilangan segalanya saat dia berurusan dengan pria bernama Jayden, seorang pengusaha sukses bertangan besi. Dia tidak segan menghancurkan orang yang berani melawannya.
Salah satunya adalah Anita yang sudah berani mengusik hatinya sejak pertemuan pertama mereka yang terjadi tanpa disengaja. Namun, dibalik sifat tangan besinya, Jayden memiliki masa lalu yang kelam yang tidak diketahui oleh siapapun. Karena dia menutupi kelemahannya itu dengan sifat arogan yang dia miliki.
Apa yang terjadi pada Anita setelah bertemu Jayden?
Dan apa rahasia di balik masa lalu Jayden?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Dokter
Jayden sangat terkejut saat melihat foto mamanya terpampang nyata di ponsel Anita. Dia lalu menatap Anita dengan penuh tanya. Anita yang mengerti arti tatapan itupun hanya bisa tersenyum.
"Kita akan temui dokter besok dan bertanya soal sakit yang diderita ibu Amara. Kita tidak mungkin ke rumah sakit, sekarang sudah malam dan cukup larut. Okey? " kata Anita yang sangat mengerti keadaan mamanya saat ini.
Wajah frustasinya sangat terlihat. Dan Anita bisa mengerti hal itu. Tapi tidak baik jika mereka memaksakan keadaan dan bertemu dengan dokter yang merawat Amara. Karena mereka butuh istirahat juga.
Jayden setuju dan meneruskan tidurnya menanti pagi datang. Dia mencoba tenang dan memejamkan matanya, namun tidak bisa. Dia terlihat gelisah dan tidak bisa tenang. Anita yang merasakan kegelisahan Jayden langsung membuka matanya dan menghadap ke arah pria itu.
"Kenapa? Apa kamu masih memikirkan ibu Amara? " tanya Anita.
Jayden hanya terdiam dan menatap Anita dengan mata terlihat sendu. Biasanya tatapan mata itu menatap nya begitu tajam. Kini sekarang tatapan mata itu terlihat sangat sendu.
Anita tersenyum dan tangannya memeluk tubuh Jayden lalu menepuknya lembut. "Tidurlah, aku janji besok akan mengantarkan mu bertemu ibu Amara. Jika kamu tidak segera tidur, maka kamu besok kesiangan. Cepatlah tidur. " ucap Anita dengan suara bergumam dan mata mulai tertutup.
Jayden tersenyum mendengar gumam Anita, sepertinya wanita itu benar-benar sudah mengantuk tapi masih bisa menenangkannya. Dia lalu berbaring menghadap Anita dan membalas memeluknya. Hingga akhirnya dia bisa terlelap setelah mencium aroma tubuh Anita.
Pagi datang, dengan suasana yang terburu-buru. Jayden benar-benar terburu-buru dalam segala hal, karena dia ingin segera bertemu dengan seseorang yang sudah sangat dia rindukan selama ini.
"Ayo apa kau sudah siap? " tanya Jayden kepada Anita yang sudah bersiap.
"Iya, ayo. "
Mereka pun segera turun dari lantai atas dan menuju ke mobil. Sebelumnya Anita sudah meminta bibi Elly untuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua yang akan di makan di dalam mobil. Karena Jayden benar-benar ingin segera bertemu dengan ibunya.
"Jay, tenanglah jangan terburu-buru. Aku suapin sarapanmu. Lagipula dokter belum datang sepagi ini. " pekik Anita saat merasakan mobil yang dikendarai oleh Jayden berjalan sangat kencang.
Jayden yang mendengar teriakan Anita segera mengurangi kecepatannya, dan berjalan dengan kecepatan normal sambil menerima suapan sandwich dari Anita.
Anita bernafas dengan lega, karena akhirnya Jayden mau mendengarnya. Dan mereka melakukan sarapan bersama didalam mobil.
Perlahan tapi pasti, akhirnya mobil yang di kendari Jayden berhenti di parkiran para petinggi rumah sakit. Dia segera menggandeng tangan Anita masuk ke dalam rumah sakit agar menunjukkan dimana mamanya di rawat.
Langkah kaki mereka berhenti di sebuah ruangan dokter patologi bernama dokter Bayu. Perawat yang tidak mengenali Jayden melarangnya masuk jika tanpa janji dengan dokter.
"Anda harus membuat janjii dulu tuan. " ucap perawat tersebut.
"Jika kamu melarangku masuk, aku akan memecat mu saat ini juga. " bentak Jayden hingga membuat semua orang disana terkejut.
Dokter Bayu yang mendengarkan keributan di luar ruangan segera keluar dan melihat apa yang terjadi. Saat dia keluar dan melihat sosok Jayden, dokter Bayu merasa terkejut dan berharap dia tidak mendengar kabar buruk.
"Maaf tuan Jayden, ada apa? " tanya dokter Bayu hati-hati.
"Ini perawat mu melarang ku bertemu denganmu, pecat dia. " kata Jayden seenaknya.
"Hubby, kontrol emosimu. " kata Anita lembut sambil mengusap lengannya.
Mendengar kata hubby membuat Jayden terkejut dan langsung menoleh ke arah Anita
Kenapa tiba-tiba wanita itu berubah?
"Jangan Tuan, maafkan karena perawat saya tidak mengenali anda. karena dia anak baru, asisten saya yang lama sedang cuti melahirkan. Sekali lagi saya minta maaf karena ketidak tahuan ini. " ucap Dokter Bayu hati-hati.
Jayden menghela nafasnya kasar dan segera masuk ke dalam ruangan praktek dokter Bayu tanpa permisi. Kebetulan sekali saat keributan terjadi praktek baru akan di mulai jadi belum ada yang masuk ke dalam ruangannya.
"Maaf, kalau boleh saya tahu apa ada yang bisa saya bantu? " tanya dokter Bayu.
"Aku ingin tahu semua tentang pasienmu yang bernama Amara. " ucap Jayden enteng.
Anita hanya geleng-geleng kepala melihat sikap Jayden yang kembali arogan dengan segala kekuasaan yang dia miliki. Tentu saja hal itu membuat dokter Bayu merasa kebingungan karena ada beberapa pasien yang bernama Amara.
"Ini dokter. Ibu Amara yang kemarin datang kemari sendirian. tanpa keluarga nya. Kami ingin tau beliau sakit apa. " kata Anita menunjukkan foto Amara kemarin.
Dokter Bayu memperhatikan dengan seksama wajah seseorang di dalam ponsel itu. Dan dokter Bayu sangat mengenali wanita itu. "Oh, ibu Amara yang ini. kalau boleh tau ada hubungan apa kalian dengan ibu Amara? " tanya dokter Bayu yang tidak boleh memberikan informasi apapun kepada yang bukan keluarga pasien.
"Dia mamaku, sudah sekarang beri tahu padaku mamaku sakit apa? " tanya Jayden yang merasa tidak suka dengan pertanyaan Dokter itu.
"Oh, maaf. Apa benar itu, tuan. "
"Kau tidak percaya padaku. aku tidak akan mengatakan apapun tentang masalah keluaga kami. Jadi sebaiknya cepat katakan, apa yang terjadi pada mamaku. " ucao Jayden sewot.
"Ba– Baik, tuan. " dokter segera meminta asistennya mengambil berkas pasien di dalam lemarinya sambil menjelaskan apa yang terjadi pada Amara.
"Maaf tuan Jayden, saya harus memberikan kabar buruk ini. Nyonya Amara saat ini sedang menderita kanker darah atau leukimia stadium dua. Penyakitnya mungkin masih bisa diatasi dengan kemoterapi dan cangkok sumsum tulang belakang. Tapi setiap kali saya bertanya apakah ada saudara atau keluarga yang ada, nyonya Amara tidak pernah menjawabnya. Jadi kami sangat bingung untuk melakukan pengobatan kepada beliau." jelas dokter Bayu dengan nafas beratnya.
"Jadi seperti itulah, tuan. Saya harap anda bisa membantu untuk penyembuhan nyonya Amara. Karena selama ini beliau merasa tersiksa hidup sendiri dan ingin penyakit itu segera menggerogoti tubuhnya. Beliau kemari hanya untuk mendapatkan obat pereda rasa sakit. " imbuh dokter Bayu.
Sesak itulah yang dirasakan oleh Jayden saat mendengar keadaan mamanya. Sudah duapuluh lima tahun dia tidak bertemu dengan sang mama, dan sekarang saat dia akan bertemu dengan mamanya. Kabar buruk itulah yang dia dengar dari dokter yang merawat sang mama selama ini.
"Aku seperti anak yang tidak berguna. " gumam Jayden pada dirinya sendiri.
Mendengar itu Anita menggenggam erat tangan Jayden suaminya. Memberikan kekuatan kepada pria arogan yang terlihat tak berdaya.
"Kita bisa menyembuhkan ibumu, Jay. Benarkah dokter? " kata Anita memberi harapan.
"Benarkah? " tanya Jayden.
"Benar apa yang dikatakan istri anda, Tuan. Ada kesempatan untuk sembuh. Kita bisa melakukan pencangkokan sumsum tulang belakang jika tulang belakang anda dan nyonya Amara memiliki kecocokan. " jawab dokter Bayu.