Dokter Al yang sudah sukses dengan kariernya berniat untuk membantu semua temannya yang belum sukses. Karna rasa iba dan tak tega. Membuat Al pun berusaha membantu semampu yang dia bisa. Dan itu dengan persetujuan Bee.
Namun pada suatu hari Al tidak sengaja di jebak seseorang. Orang jahat yang ingin menghancurkan lab di rumah sakit yang selama ini Al bangun.
" Apa mau mu ?" tanya Al pada pria bertopeng itu. Saat pria itu berhasil menangkap Al dan membawanya ke suatu tempat yang asing bagi Al.
" Aku menginginkan kehancuran mu dan juga harta mu" jawab pria itu serak. Sambil menatap tajam pada Al. Hingga membuat Al berusaha untuk tetap tenang. Walau ia dalam bahaya.
Dapatkah Al lolos dari para musuhnya...baca di sini ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Disisi lain tuan Fuad duduk tenang di kursi nya. Saat pesawat mereka menuju Oman. Yang masih setengah perjalanan.
" Tuan istirahatlah," kata Ali mendekati tuan Fuad. Duduk santai setelah makan siang.
" Aku belum mengantuk li, aku rindu ingin bertemu Albi dan si kembar. Semoga mereka baik baik saja. Aku berharap mereka tidak terluka," kata tuan Fuad .
" Semoga saja tuan, pasti tuan muda akan repot mengurus ketiga anaknya," kata Ali yang tidak habis pikir. Jika ketiga bocah itu bisa menyelamatkan papinya. Bahkan mereka sempat ikut menghilang tanpa kabar.
"Hehehe ... Dia tidak akan kerepotan li, dia sudah biasa dengan ulah anak anaknya itu. Aku hanya takut mereka terluka. Saat menyelamatkan papinya.," kata tuan Fuad terkekeh. Yang sudah hafal dengan sifat usil anak anak Al. Membuat Bee kadang mengeluh kepadanya.
" Ya saya tahu tuan, apa masalah tuan Rasyid bisa di tangani oleh Bill?" Ali pun penasaran dengan masalah penjualan obat yang sementara ini diberhentikan oleh Al. Sebelum Al di culik.
" Harus bisa li, karna Bill asisten Al. Dan Bill tidak lagi bekerja pada Rasyid. Dia sudah hafal dan terbiasa dengan sifat Rasyid. Jadi tidak mungkin dia berani mengkhianati Al," kata tuan Fuad. Yang tahu Bill akan berhati hati mengurus masalah itu. Karna tuan Fuad sempat bicara pada Bill.
" Ya saya mengerti tuan," kata Ali yang sangat tahu Rasyid keras kepala. Namun ia cukup baik, jika bersikap pada keluarganya.
" Kau juga tidak harus memihak dari sebelah pihak saja li. Bersikaplah netral. Apalagi keponakan mu itu pengawal Bee," kata tuan Fuad menoleh pada Ali.
" Ya tuan, " angguk Ali. Karna ia bekerja pada tuan Fuad. Jadi Ali pun tidak akan memihak siapapun. Agar tidak ada masalah kedepannya. Karna Ali tahu, tuan Fuad berusaha menengahi anak dan menantunya
*************
Disisi lain Rasyid duduk diam di kursi kebesarannya. Sedangkan asistennya duduk di sofa. Menunggu atasan itu bicara. Karna Rasyid sedang berpikir keras. Bagaimana menjelaskan semua pengiriman obat yang terhenti. Karna Bill tidak mau melakukan perintahnya.
" Kenapa semuanya jadi rumit, padahal ini kesempatan mereka meraih untung besar," kata Rasyid bingung.
" Ya tuan benar, tapi itu di luar batas usaha tuan. Karna tuan tidak berdiskusi dulu pada tuan Al sejak awal. Bukankah saya sudah memperingatkan tuan sebelumnya," sindir Ben yang tahu tuannya itu keras kepala.
" Apa kau membela Al Ben?" kata Rasyid mendelikkan matanya.
" Bukan begitu tuan, karna tuan besar. Tidak mau lagi tuan terlibat dengan para mafia. Apa tuan ingat dulu nona Fatimah jadi korban," kata Ben menatap penuh Rasyid
" Ck...jangan ungkit masalah itu," kata Rasyid berdecak kesal.
" Maaf tapi apa tuan tidak sadar, jika tuan mempertaruhkan nyawa nona Bee. Saya yakin tuan besar tidak akan tinggal diam. Jika nona Bee dalam bahaya. Bahkan sekarang ini tuan besar sudah menjaga ketat keamanan nona Bee, secara diam diam," kata Ben memberitahu Rasyid .
" Huh....baiklah kita pikirkan jalan lain," kata Rasyid.
" Terserah tuan, tapi jangan membawa bawa nona Bee," saran Ben memastikan Rasyid tidak menjadi adiknya itu sebagai jalan pemulus bisnisnya dengan para mafia.
" Ya, aku tahu, " kata Rasyid. Yang kembali berpikir untuk mencari alasan. Agar Al mau menjual kelebihan obatnya pada relasinya.
Sehingga Ben pun ikut terdiam. Namun tiba tiba ...
Brak ....
" Kevin...!! apa yang kau lakukan?" kata Rasyid kaget. Saat pintu di dobrak kasar dari luar.
" Apa kau kaget tuan Rasyid, tapi kau terlihat santai di kantormu. Setelah merusak perjanjian kita," kata Kevin berpangku tangan berdiri di depan pintu. Di kawal para bodyguardnya.
" Ck....apa kau tidak bisa bersabar. Aku sedang berusaha mencari jalan keluarnya. Lagi pula bagaimana kau bisa kehilangan Al. Bukannya kau bilang akan bicara padanya. Apa kau melukainya hah ?" Rasyid menatap tajam Kevin. Yang tidak lain teman Al dan Bee semasa kuliah dulu. Yang di percaya Al untuk mengawasi usaha toko obatnya di New York. Namun Kevin malah menyalah gunakan kepercayaan Al.
" Anak buah mu yang tidak becus menjaganya. Hingga dia kabur sebelum aku datang," kata Kevin.
" Bodoh....aku sudah bilang kan bicara dan bertemu dengannya baik baik. Kenapa kau menculiknya segala. Ini tidak akan baik untuk reputasi mu kedepannya. Jika Al tahu siapa dalang penjahatnya. Apalagi kau sudah bekerja sama dengan para mafia. Aku yakin Al tidak akan mudah di bujuk," kata Rasyid menatap Kevin tajam
" Itu urusan mu untuk merayunya. Jika kau tidak ingin keluarga mu terancam. Karna kita sudah membuat kesepakatan," kata Kevin
" Apa kau mengacam ku ?" tanya Rasyid mulai kesal dengan ucapan Kevin. Karna tahu Kevin mulai bertingkah. Setelah merasa dirinya banyak uang
" Tidak samasekali tuan Rasyid. Namun kau juga terlibat. Bukannya keuntungan nya sudah kita bagi rata. Selama ini aku yang bekerja. Sedangkan kau hanya duduk manis dan menikmati hasilnya. Lalu apa usahamu jika kita tidak mengirim obat itu," kata Kevin.
Rasyid terdiam menatap Kevin curiga. Karna selama ini benar ia menjadi perantaranya. Namun Rasyid tidak tahu sejauh mana sepak terjang Kevin mengelola obat itu. Sehingga Al terlihat emosi tempo hari padanya.
" Apa kau bermain curang vin? aku bermain rapi selama ini. Tapi jika Al sampai tahu, itu karna ada sesuatu yang ia curigai. Dan aku yakin kau pasti membuat ulah," kata Rasyid.
" Tidak...itu karna ulah anak buahnya yang bodoh. Yang tidak bisa di percaya," kata Kevin dengan sikap dingin.
" Anak buah ku selalu rapi dan patuh dalam bekerja, tidak mungkin mereka membuka rahasia kita.Siapa maksudmu ?" kata Rasyid menatap Kevin tajam. Karna Kevin berani menyalahkannya
" Ernest pasti dia kan, yang melaporkannya pada Al?" kata Kevin.
" Bodoh...kau sangat bodoh Vin, kenapa kau meminta Ernest untuk mengurus masalah obat kita hah..!!. Ernest bukan anak buahku lagi. Ernest dan Bill adalah kaki tangan Al bodoh !!" Rasyid pun geram pada Kevin. Rasyid terlihat sangat marah, karma sudah berkali kali memperingatkan Kevin. Untuk tidak melibatkan orang orang di rumah sakit. Karna mereka sudah bekerja dengan Al secara tidak langsung.
" Astaga..." kata Kevin kaget. Karna tidak tahu siapa orang orang Rasyid dan orang orang Al selama ini. Karna memang Rasyid lah yang membawa mereka untuk bekerja bersama Al. Agar mereka tetap bekerja untuk bertahan hidup. Karna saat terjadinya covid Rasyid tak bisa membayar gaji orang orangnya. Hingga ia meminta mereka bekerja pada Al. Namun seiringnya waktu mereka pun menjadi orang orang Al. Yang di lepas oleh Rasyid.
" Sial kenapa kau tidak mengatakannya dari awal !!" kata Kevin
" Kau yang bodoh, kenapa kau bertindak sendiri tanpa sepengetahuanku. Sekarang ini akibatnya jika kau bermain curang. Bukannya aku sudah bilang padamu. Untuk selalu berhati hati," kata Rasyid lantang
Membuat Ben hanya bisa menarik nafas dalam. Dengan perdebatan keduanya. Karna mereka orang orang yang mencari untung dari pekerjaan Al.
" Sudah cukup tuan, Vin pergilah !! Jangan membuat keributan di kantor ini. Jika tuan Fuad mendengar semua ini. Akan jadi masalah bagi kalian berdua," kata Ben
" Baik aku akan pergi, tapi aku ingin kalian selesaikan masalah ini. Sebelum akhir bulan Jika tidak para mafia itu akan mengamuk dan mendatangi kalian," kata Kevin menakuti Rasyid dan Ben
" What...berani sekali kau .!! " kata Ben tidak percaya Kevin berani mengacam mereka. Padahal selama ini mereka sudah membantu Kevin untuk bisa sukses, hingga pria itu punya usaha sampingan selain menjadi dokter jantung yang tidak produktif seperti sekarang ini. Karna Kevin ilmu Kevin sebatas formalitas saja.
" Ya kenapa, itu peringatan untuk kalian," kata Kevin berbalik badan meninggalkan ruangan Rasyid. Yang membuat Rasyid geram. Hingga ia mengepalkan tangannya.
Apa kalian lupa bagaimana jeniusnya Dok Al, cari gara gara cari penyakit saja kalian
Salut sama Albi kok kepikiran bawa kredit card maminya
Tinggal berjuang keluar dari wilayah musuh, jangan sampai ke tangkap lagi
Semoga Dok Al dan anak anak selamat semuanya
Ga sabar nunggu aksi anak anak menyelamatkan Dok Al