IG: puputhamzah24
Ayunda terpaksa menikah dengan Gunadarma yang sikapnya dingin dan sombong. Guna dan Ayu bekerja di perusahaan yang sama dan ini semakin membuat hati Ayu makel. Ada-ada sajah titah dan tuduhan Guna terhadap Ayu.
Adinda, adiknya Ayu, demi sebuah ponsel mahal, rela didekati seorang pria bertitel CEO. Akankah Adinda berhasil mendapatkan suami CEO seperti saudarinya atau malah nasibnya lebuh apes?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puputhamzah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ayunda lelah
Ayunda dan Adinda menghabiskan waktunya dengan berjalan-jalan di pantai dan kemudian keduanya memutuskan untuk berberlanja. Seperti para perempuan pada umumnya, berbelanja adalah hal yang menyenangkan.
"Mbak aku lelah... " ucap Adinda.
"Sama, betisku sakit!" ucap Ayunda.
"Mbak kita pulang yuk! ponsel Mbak mati ya?" tanya Adinda.
"Iya" ucap Ayunda.
"Pantesan Kak Guna teleponin aku" ucap Adinda.
"Ngapain di telepon kamu?" tanya Ayunda sinis.
"Dia minta kita segera pulang ke hotel Mbak!" jelas Adinda.
"Kalau Mas Guna telepon lagi nggak usah diangkat ya Din!" pinta Ayunda.
"Kenapa Mbak? Mbak masih marah sama Kak Guna?" goda Adinda.
"Nggak, dia nggak penting ngapain juga mbak marah" ucap Ayunda dan sebenarnya ia sangat kesal karena Guna tidak memperdulikannya.
"Mbak ini Mas Guna telepon lagi!" ucap Adinda. ayunda segera mengambil ponsel Adinda dan mengangkatnya.
"Assalamualikum"
"waalikumsalam"
"Siapa ya?"
"Kenapa hp kamu nggak aktif?" tanya Guna, ia langsing mengenal suara Ayunda.
"Hpnya Mati" ketus Ayunda.
"Pulang ke hotel!" pinta Guna.
"Nanti, soalnya kita mau ke club" ucap Ayunda.
"Pulang sekarang juga!" teriak Guna membuat Ayunda menelan ludahnya karena teriakan Guna membuatnya benar-benar terkejut.
"Nanti" ucap Ayunda mencoba untuk berani melawan Guna.
"Kamu belum mengenal saya Ayunda, kamu lihat bagaimana saya akan menyeretmu dan membawamu pulang!" ucap Guna.
Klik... Ayunda mematikan ponsel milik Adinda dan segera menonaktifkannya. "Loh kenapa dimatikan Mbak?" tanya Adinda.
"Dia sibuk liburan dengan kekasihnya dan kenapa dia minta kita pulang" ucap Ayunda.
"Mbak lebih baik kita pulang karena walau bagaimanapun Kak Guna adalah suami Mbak! " jelas Adinda.
S**uami yang tidak menginginkanku, dia bisa bersikap manis dan membuatku jatuh cinta. Dia juga bisa bersikap jahat dan membuatku terluka...
"Ayo pulang!" ucap Ayunda.
Mereka kemudian segera memesan tarnsfortasi online dan beberapa menit kemudian mereka segera pulang. Ayunda melihat Guna duduk di lobi hotel dan menatapnya tajam. Ia kemudian berdiru dan mendekati Ayunda dan adinda.
"Adinda ada yang kakak mau bicarakan dengan Ayunda!" ucap Guna.
"Tidak ada yang perlu kita bicarakan!" ucap Ayunda kesal.
"Kalau begitu Adinda duluan ke kamar ya Mbak!" ucap Adinda tanpa persetujuan Ayunda ia melangkahkan kakinya dengan cepat meninggalkan Guna dan Ayunda.
Guna menarik Ayunda agar mengikutinya membuat dua pasang mata terkejut melihat kehadiran Ayunda di Bali. Keduanya adalah teman satu divisi Ayunda, Heri dan Melan. keduanya saling berpandangan ketika melihat Guna menarik tangan Ayunda.
Sementara itu Guna memaksa Ayunda ikut bersamanya menuju kamarnya. Ayunda bisa melihat raut kemarahan diwajah Guna. Guna tampak tidak seperti biasanya. Guna membuka pintu kamarnya dan menutupnya dengan kasar. Keduanya saling bertatapan saat ini. Ayunda merasa takut namun ia mencoba untuk meneyebunyikan rasa takutnya itu. Guna mendekati Ayunda membuat Ayunda segera memundurkan langkahnya seolah ingin menjauh dari Guna yang sepertinya terlihat sangat marah.
"Jangan dekati aku!" teriak Ayunda. "Kalau mau bicara tidak udah dekat-dekat!"
"Kamu tidak bisa memerintahku!" ucap Guna dingin.
"Kenapa aku tidak bisa?" tantang Ayunda.
"Jangan membuatku marah!" Guna menatap Auunda dengan kesal.
"Harusnya aku yang marah bukan kamu! apa kamu pikir dengan menikahi aku, aku hanya cukup diam dirumah tanpa memperdulikan kamu jika kamu sedang ingin menikmati liburan bersama Vivian?" tanya Ayunda menahan air matanya agar tidak menetes "Kamu yang bilang kalau pernikahan kita bukan permainan tapi ternyata kamu yang mempermainkan pernikahan ini!" ucap Ayunda dengan tatapan kecewa.
Ayunda melangkahkan kakinya dengan cepat dan ingin segera keluar dari kamar ini tapi sebuah tangan tiba-tiba menariknya dengan kasar.
tbc...
dikit2 nangis