Dira Amara adalah seorang mahasiswi berusia 21 tahun yang penuh ambisi, cerdas, dan selalu berusaha keras untuk mencapai tujuannya. Ia tumbuh dalam keluarga miskin di sebuah kampung kecil, di mana kehidupan yang serba kekurangan membuatnya terbiasa untuk bekerja keras demi mencapai apa yang diinginkan. Ayahnya, seorang buruh pabrik yang selalu bekerja lembur, dan ibunya, seorang penjual makanan keliling, berjuang keras untuk menyekolahkan Dira hingga kuliah.
Suatu ketika, hidup Dira berubah drastis saat ayahnya terjerat utang kepada organisasi mafia yang dipimpin oleh Rafael. Tanpa pilihan lain, Dira dipaksa untuk berhadapan langsung dengan Rafael, pemimpin mafia yang terkenal kejam. Sebagai perempuan muda yang tidak berdaya, Dira harus menghadapi situasi yang tak pernah dia bayangkan, tetapi dia tetap berusaha bertahan dengan kebijaksanaan dan keberanian yang dimilikinya.
Namun, hatinya mulai terikat dengan sosok Rafael yang tidak hanya kejam, te
bagaimana kelanjutannya yuks lnjt 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hayda Pardede, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
luka yang semakin dalam
Setelah Rafael berangkat ke kantor ia Ingin segera kembali dengan aktivitasnya dia ingin kembali seperti biasanya tanpa memiliki beban seperti sekarang langsung bergegas mandi dan mengganti pakaiannya dan segera berangkat karena gojek online sudah menunggu di depan
keuangan aku bisa menipis kalo aku begini terus,boros juga kalo aku izin Mengambil motor gimana ya
Tapi kan aku juga gak punya waktu
Huhh
Saat di kampus dia bertemu dengan Rio si sang idola kampus dia tidak selalu menghindari ini karena tidak mau berurusan dengan geng gila Clara yang akan merudungnya jika dekat dengan cowok impian mereka
"Hai dir baru nyampe ya?"
"Hai ka ,iya ka baru nyampe nih"
"Kamu gak sama Berlin"
"nggak ka motor aku lagi di bengkel"
"Oh gitu gimana kalo kita nanti pulang bareng"
Langsung menolak dengan cepat
"maaf ka nanti aku gak pulang aku mau langsung berangkat kerja"
"yaudah aku antar ke tempat kamu kerja aja gimana "
"tapi aku sama Berlin ka"
"iya gapapa Berlin ikut kan bisa sekalian nanti mampir ke tempat kerja kamu"
"makasih ya ka maaf udah ngerepotin "
"Gapapa kok santai aja"
Tersenyum cerah
"Kalo gitu aku masuk ya ka kelas aku udah mau mulai nih"
"Okee"
Rio melihat kepergian Dira dia tersenyum setidaknya dia bisa sedikit demi sedikit lebih dekat dengan Dira tanpa terburu , selama ini juga dia berpikir bahwa Dira belom punya pacar karena belum pernah menunjukkan sama sekali jadi dia merasa masih bisa mendekati dira ,dia selalu tertarik dengan kepolosan Dira dan kemandirian Dira makanya dia tertarik
Di kantor Rafael baru selesai meeting dan menyandarkan kepalanya di sofa
"Tuan hari ini kita harus ke markas kita harus langsung turun untuk melakukan hari ini , menurut informasi yang saya dapat musuh susah mungkin menunggu di pelabuhan
Dan baru hari ini senjata yang baru itu muncul dan pertama kalinya transaksi
"Persiapankan semuanya kita langsung berangkat ke markas habis meeting terakhir"
"Baik tuan"
Bagas segera menghubungi anak buah mereka yang bertugas di markas
"hari ini tuan Rafael akan turun langsung persiapkan semuanya jangan sampai ada kekurangan"
"baik tuan,segera dilaksanakan"
saat Bagas masuk kembali keruangan Rafael dia melihat Rafael sudah duduk di sofa
"Bagaimana keadaan Gadis itu sekarang"
"menurut informasi yang saya dapat tuan dia pergi tadi pagi naik GoJek, kemungkinan dia kuliah atau tidak bekerja"
Rafael mendesah dia berpikir bagaimana kalo mamanya tau istri dari seorang Rafael bekerja di toko kue sebagai karyawan mungkin ibunya akan marah besar apalagi saat tau pernikahan mereka hanya sementara
"Beri dia natu 1 kartu untuk membeli keperluannya supaya dia tidak perlu bekerja"
"bagaimana kalau dia menolak tuan"
"haha wanita pasti tidak akan pernah menolak kemewahan ,kalo dia tidak mau paksa dia bela perlu todongkan pistol mu di kepalanya"
"Baik tuan"
Senja sudah mulai menyapa sudah saatnya Rafael dan Bagas akan langsung berangkat ke markas mereka langsung siap siap dan masuk ke dalam mobil
"kau tidak perlu memberi kabar pada gadis itu biarkan saja dia melakukan tuan"
"Tapi bagaimana kalo dia menunggu sampai larut tuan"
"Biarin saja dia pantas mendapatkan itu"
Bagas menjalankan sesuai dengan perintah dia tidak memberi kabar pada Dira dan Dira juga tidak bertanya apa-apa tanpa pikir panjang dia langsung izin kepada Alex bos nya dengan alasan masih menjaga ibunya yang masih kurang sehat dan memberi tahu Berlin alasan yang sama
Saat sudah sampai di dalan rumah dia langsung bergegas mengerjakan tugasnya memasak dan setelah itu mandi dia tidak mau sampai terjadi seperti yang kemarin dia harus berakhir di maki Rafael akibat tidak mandi
Dia hanya bertugas menyiapkan makanan untuk Rafael selebihnya pelayan yang aka melakukannya
huh untung dia belom sampai kalo tidak bisa habis lagi aku
Sambil menunggu Rafael dia duduk di sofa tempat dia tidur handphone nya bergetar tertera nama ayahnya disana ada guratan kesedihan yang terpancar di wajah Dira tapi dia sudah melangkah sejauh ini dia harus kuat dan tegar terutama di hadapan kedua orangtuanya ,dia langsung menekan tombol hijau untuk mengangkat telepon ayahnya
"halo ayah"
"halo Dira apa kamu baik-baik saja?"
pertanyaan itu seketika membuat hati diri tersentuh matanya sudah mulai berembum mendengar pertanyaan itu
bagaimana dia bisa baik-baik saja tinggal dengan seorang Rafael yang kejam dan tidak berbelas kasihan
tapi dia langsung tegar dan mengubah suaranya lembut
"Aku baik ayah,tuan Rafael tidak sekejam yang kita kira dia memperolehkan aku melakukan segalanya termasuk kuliah dan bekerja"
mendengar kata bekerja ayah Dira berpikir apa Rafael tidak memberi dia nafkah sehingga dia harus bekerja untuk menghidupi kehidupannya sendiri,tapi disisi lain dia harus tau diri bahwa pernikahan Rafael dengan Dira atas kemauan mereka tak memaksa Rafael apa yang mereka bisa harapkan dari pernikahan ini
"Kamu jangan sungkan cerita sama ayah nak ,cerita jika kamu tidak sanggup lagi"
dira semakin terhanyut dengan perkataan ayahnya seolah ayahnya mengerti keadaannya sekarang
"aku tenang aja kok ayah kalian tenang aja,intinya ayah dan ibu jaga kesehatan jangan sampai penyakit ibu kambuh lagi sebelum aku mendapatkan uang untuk operasi nya Bu"
ayah dan ibu Dira tersenyum getir mendengar perkataan anaknya Dira sudah cukup menderita dan harus menerima memikirkan penyakit lagi yang tak kunjung sembuh
"ayah dan ibu akan jaga diri kamu juga jaga diri disana ya nak"
"Baik yah,sudah dulu ya sebentar tuan Rafael akan pulang"
Panggilan terputus
Setelah saat panggilan terputus dia menumpahkan seluruh air matanya yang menumpuk di pelupuk matanya mendengar orang tuanya ngomong gitu membuat hatinya tersentuh dia berjanji akan melakukan segala cara untuk membuat Mereka bahagia dia berjanji pada diri sendiri tanpa dia sadari dia tertidur dengan air mata yang masih di wajahnya dia terlalu kelelahan
Rafael sudah selesai dengan misinya
Dia sempat adu dengan orang yang menahannya dia pelabuhan dia terluka dibagian lengan kirinya mengakibatkan kameja nya berlumuran darah
"Tuan baik-baik saja?kita ke markas dulu saya akan menjadi luka anda"
"lakukan saja"
Bagas langsung menjait luka Rafael tanpa menggunakan bius bagi Rafael itu adalah hal kecil yang biasa dia dapatkan ketika terjadi penyerangan seperti ini.
"suruh gadis itu untuk menunggu di depan dan jangan membuat kesalahan"
Bagas masih fokus menjait luka yang ada di lengan Rafael setelah selesai Rafael segera pulang
Hari sudah larut Dira sudah tertidur di sofa dengan mata yang sembab , tiba-tiba pintu di ketuk terus menerus mengganggu tidurnya saat dia membuka pintu dia sudah melihat wajah pias kepala pelayan
"nona segera lah turun tuan muda akan segera sampai"