"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Hari sudah berganti, dan hari ini adalah hari terakhir kegiatan bazar di kampus.
"Sis, liat baju aku nggak yang kemeja warna steel blue?" Aldo mencari di lemari tapi tak ketemu.
"Coba cari di tumpukan baju, bukan yang digantung" Siska masih mengeringkan rambut di depan meja rias.
"Nggak ada"
Apakah laki-laki umumnya seperti itu? Belum di cari tapi sudah bilang tak ada.
Siska bangkit, dan mulai mencarinya. Dengan sangat teliti dan hati-hati.
"Cckk!! Ini apa?" Siska menemukan kemejanya Aldo di tumpukan baju.
"Ah iya.. Makasih ya istriku" Aldo cengengesan.
"Makanya, nyari tuh pake mata. Jangan pake mulut!"
"Ya ampun, galak banget.. Aku juga nyari nya pake mata lah. Kalo mulut, nyarinya yang ini.. Cup!" Aldo mencium bibir Siska.
"Blusshh.. iiihh apaan sih" Tidak.. Tidak, muka Siska sudah memerah. Tolong siapapun bantu Siska untuk pergi dari hadapan Aldo.
"Kamu kenapa mukanya merah gitu? Sakit?" Aldo mengulum senyum.
"Awas kamu ya!!" Siska beranjak pergi dan melanjutkan kegiatan make up nya.
"Kamu nggak usah make up an juga udah cantik.." Aldo melihat Siska dari pantulan cermin.
"Udah ya Al.. Nggak usah muji-muji terus" Pasalnya jantung Siska sudah berdebar tak teratur.
"Emangnya kenapa? Kan muji istri sendiri" Aldo menyugar rambutnya.
Siska yang melihat penampakan itu kembali berdebar jantungnya. Aldo ganteng sekali, batinnya. Dulu penampilan Aldo saat sekolah saja sudah bikin cewek-cewek jatuh cinta, apalagi sekarang makin dewasa tambah karismatik.
"Buruan, aku tunggu di depan ya. Jangan lamunin aku terus" Aldo mengerlingkan mata.
Seketika Siska sadar, ternyata saat itu dirinya tengah memandangi Aldo tanpa berkedip.
"Aldo, iiihh" Siska menutup mukanya karna malu.
10 menit Aldo menunggu di ruang depan tv, akhirnya sang istri sudah selesai.
"Kenapa sih buru-buru banget pergi ke kampus nya? Kan masih jam setengah 7 juga, emangnya nggak mau sarapan dulu?"
"Iya, emang mau sarapan dulu.. Makanya, aku mau ajak kamu makan di luar. Kan belum pernah kita makan di luar bareng" Aldo menggendong tas ransel nya dan menggenggam tangan Siska.
"Buruan, keburu siang. Jangan bengong mulu" Siska ketahuan.
Aldo benar-benar berubah, ia sudah mulai bisa menerima pernikahan ini dan kehadiran Siska. Ya memang selama ini, Aldo masih punya perasaan untuk Siska. Namun kali ini, perlakuannya untuk Siska sudah menghangat seperti saat pacaran dulu. Tapi bedanya ini versi halalnya, hihihi.
"Kita mau sarapan dimana Al?" Aldo dan Siska sudah berada di dalam mobil.
"Di kaki lima, sarapan bubur ayam. Kesukaan kamu kan?"
"Eemm.. Udah lama banget aku nggak makan bubur ayam. Kamu masih inget aja" Siska senang, Aldo masih mengingat makanan kesukaan Siska sewaktu pacaran. Mereka sering pergi sarapan bubur ayam bareng di pedagang kaki lima.
"Masih lah.. Nggak ada yang berubah, perasaan aku pun nggak berubah sama sekali ke kamu"
"Maksud kamu?" Siska menoleh.
"Selama ini pun aku nggak pernah bisa lupain kamu.." Aldo membalas tatapan Siska sambil tetap fokus menyetir.
"Tapi, kamu udah pacaran lama kan sama Viona" Siska mengalihkan pandangannya.
"Emang" jawab Aldo singkat.
"Hiissshh!!"
"Hahaha.. Kamu cemburu?"
"Bodo, ah!!" Siska kesal.
Perempuan mana yang mau mengakui kalau dia sedang cemburu, yang ada malah makin kesal kalau di tanya. Udah tau cemburu, masih pake nanya. Niatnya cuma ngetes, tapi lama-lama bikin emosi.
"Kamu suka makan disini?" Siska dan Aldo sudah sampai.
"Kadang-kadang sih, kalo pas lagi pengen aja kok. Yukk" Aldo menggandeng Siska.
"Kamu duduk sini, aku pesen dulu ya" Siska mengangguk.
"Pak, 2 porsi komplit ya"
"Siap den. Silakan tunggu dulu"
Siska dan Aldo saling mengobrol sebelum pesanan mereka datang. Masih pagi tapi sudah ramai sekali yang datang, padahal ini bukan weekend.
"Al, kalo nanti ada yang liat kita gimana?"
"Tenang aja, lagian kenapa kamu mesti takut?"
"Ya bukan gitu.. Nanti kalo ada yang liat, terus kita jadi bahan gosip di kampus gimana dong?"
"Biar nanti aku yang jahit mulut mereka satu-satu"
"Aku serius Aldo, lagian status kita kan belum ada yang tau kecuali temen-temen kamu"
"Aku juga serius kok. Ngapain sih mikirin kayak gitu, mending kamu fokus kuliah aja sama jadi istri yang baik buat aku" senyum Aldo melengkung.
"Hhhheeuuhhh" Siska menghela nafas kasar.
"Kenapa sih? Bener kan?"
"Permisi den, non.. Ini bubur ayam komplit nya sudah siap. Silakan di nikmati" penjualnya menghantarkan bubur ayam ke atas meja dan 2 gelas teh hangat.
"Makasih pak" Siska menyunggingkan senyum.
"Sama-sama non, permisi"
Aldo dan Siska menikmati sarapan bubur ayam dengan nyaman. Tepat di pinggir jalan, melihat lalu lalang pengendara motor dan mobil yang sangat ramai.
Apalagi Siska baru pertama kali melihat suasana pagi hari seperti ini selama ia tinggal di Jakarta. Duduk santai sambil makan bubur ayam kesukaannya sejak dulu.
"Bentar, kamu disini dulu"
"Kamu mau kemana Al?"
Aldo tak menjawab langsung pergi begitu saja. Tak sengaja Aldo melihat penjual es krim di sebelah pojok. Aldo langsung menghampiri dan membeli es krim rasa matcha.
"Ini, kamu masih suka rasa matcha kan?" Lagi-lagi Siska di kejutkan dengan tingkah Aldo.
"Hmm" Siska mengangguk. "Kamu juga masih inget es krim kesukaan aku?" Siska menutup mulutnya tak percaya.
"Kenapa beli satu aja? Kamu mana?"
"Nggak, kamu aja yang makan. Aku udah kenyang" Siska tersenyum, dan meraih es krim yang di diberikan Aldo.
"Makasih ya Al.." Siska senang Aldo masih perhatian seperti dulu.
Selain sarapan, Aldo juga ingin mendekatkan diri dengan Siska lagi. Tak ingin ia lewatkan sehari tanpa berdekatan dengan istrinya.
Ya, meskipun di apartemen mereka juga bakal ketemu lagi. Tapi, kan di kampus kalau bisa juga inginnya ketemu terus.
"Kamu beneran nggak mau?" Siska menawarkan lagi.
"Kamu makan aja dulu"
"Yaudah kalo nggak mau, aku makan semuanya nih!" Siska melahap es krim nya. Aldo hanya tersenyum melihat tingkah Siska yang sangat menggemaskan menurutnya.
"Sayang.."
"Huukk hukk" Siska kaget mendengar panggilan Aldo.
"Kamu nggak apa-apa? Pelan-pelan dong makan nya" Aldo mengambil tisu untuk Siska.
"Kamu tuh ya, jangan kayak gini dong!"
"Emang aku kenapa? Ada yang salah ya?" Aldo menyetir sambil melihat muka ke kaca spion.
"Bukan muka kamu.. Ah, tau lah! Kamu mending fokus nyetir aja deh, nggak usah ganggu aku makan. Jangan ajak aku ngomong lagi" Siska masih belum terbiasa dengan sapaan sayang yang Aldo berikan.
Selama perjalanan ke kampus, Aldo menuruti kemauan Siska untuk tak mengeluarkan satu patah kata pun. Hanya fokus menyetir, sedangkan Siska dengan kesibukannya membaca novel romance setelah tadi menghabiskan es krim nya.
"Al, turun sini aja deh" 200 meter hampir sampai kampus Siska meminta untuk diturunkan.
"Nggak ah, harus sampe parkiran"
"Iiiihhh.. Kamu tuh ngeyel banget! Turunin nggak?!! Aku nggak mau nanti banyak yang gosipin kita. Aku harus ngomong apa? Kamu itu kan masih pacarnya Viona, kalo mereka tau aku berangkatnya sama kamu nanti dikira aku perusak hubungan orang lah, pelakor lah, cewek kegatelan.. Kamu ngerti nggak sih Al?" Siska sedikit emosi.
Karna posisi nya sekarang serba salah, di satu sisi ia memang istrinya Aldo. Tapi di sisi lain, di tempat umum tak ada yang tau hubungan mereka bahkan Aldo sekarang statusnya masih berpacaran dengan Viona.
Jadi lebih baik Siska bersikap seolah tak kenal dengan Aldo, ketimbang harus berurusan dengan mahasiswa fanatic yang jadi fans Aldo. Biarlah nanti ia pikirkan lagi, kalau Aldo dan Viona memang benar-benar sudah putus.
"Iya sayang, iya.. Aku turunin kamu disini" Mau tak mau Aldo menuruti kemauan Siska. Ia juga tak tega jika nanti Siska akan di serang oleh fans fanatic nya.
Siska berhenti di 100 meter jarak dari pintu masuk. Ia melihat kanan kiri, di rasa aman ia akan akan turun dan pura-pura tak terjadi apa-apa.
NEXT...
#Jangan lupa kasih penilaian untuk novelnya ya ☺