Berkisah tentang perjalanan panjang seorang pendekar tingkat tinggi dari dunia persilatan. Dia mengalami pertempuran antara hidup dan mati melawan para pendekar dari dunia persilatan.
Kisah ini berawal dari beberapa tahun silam ketika dia menemukan sebuah kitab suci legenda dan pedang pusaka. Kitab suci itu dipercayai mampu mengubah takdir dan hidup seseorang.
Dan akhirnya para pendekar dari berbagai kalangan mulai dari aliran putih, netral dan hitam bekerja sama membuat jebakan untuk mengkapnya.
Mari kita ikuti petualang Feng Xuan atau Lan Xuan Yu dalam perjalanan hidup barunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tasya anam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Masa lalu Lan Xuan Yu
Oek... Oek... Oek...
Setelah menahan rasa gelisah dan cemas hampir 1 jam. Kini hati patriak Lan Meng Tao dan Lan Xuan Yu langsung lega seketika. Saat mendengar suara tangisan bayi dari dalam ruangan tempat Xiao Mei melahirkan.
Mata patriak Lan Meng Tao berkaca kaca saking bahagianya. Setelah sekian tahun menunggu dan berharap akan kehadiran kembali bayi mungil ditengah keluarganya.
Sementara itu Lan Xuan Yu hatinya terasa hangat ketika mendengar suara tangisan bayi. Di kehidupan ini, dia merasa hidupnya sungguh sangat sempurna. Memiliki orang tua yang sangat menyayanginya dan sekarang memiliki seorang adik.
Karena di kehidupan sebelumnya Lan Xuan Yu atau Feng Xuan kecil adalah seorang anak yatim-piatu miskin. Hidup sebatang kara, kelaparan dan terlunta-lunta di tengah jalan. Cacian, makian, rasa lapar serta kedinginan sudah menjadi kesehariannya.
Hingga sampai kejadian di mana saat dirinya hampir saja mati. Masalahnya hanya demi sepotong roti, hampir saja ajal datang menjemput Feng Xuan kecil.
Pada saat itu ada seorang bangsawan muda baik hati memberinya sepotong roti. Karena rasa lapar yang sudah dia tahan beberapa hari. Maka dia sangat senang dan ingin secepatnya menyantap roti tersebut.
Namun pada saat Feng Xuan kecil ingin menggigitnya ada sekelompok orang langsung saja merampas roti yang ada di tangan Feng Xuan. Tentu saja Feng Xuan kecil merasa tidak terima rotinya diambil orang lain. Feng Xuan kecil pun berusaha untuk merebut kembali rotinya dari orang orang itu.
Namun apa daya tubuh dan tenaganya tidak sebanding dengan mereka semua. Pada akhirnya Feng Xuan kecil menjadi bulan bulanan mereka.
Disaat tubuhnya sudah dipenuhi dengan luka serta hampir saja meregang nyawa. Datanglah seorang pria paruh baya mengobatinya dengan tenaga dalam dan pria paruh baya itu membawanya pergi dari tempat itu.
Itulah kisah awal mulanya Feng Xuan kecil bisa memasuki dunia persilatan. Sampai bisa dijuluki sebagai pendekar Dewa pedang naga.
Ternyata orang yang menolongnya adalah seorang pendekar yang tengah mengasingkan diri dari dunia persilatan. Dia ingin pensiun sebagai pendekar dan menikmati masa tuanya dengan damai dan tenang.
Setelah beberapa hari diri dirawat oleh pendekar paruh baya yang diketahui bernama Feng Lan. Kini tubuhnya berangsur angsur membaik dan sudah mulai bisa duduk sendiri tanpa bantuan.
Sebulan kemudian Feng Xuan kecil sudah sembuh total berkat perawatan pendekar Feng Lan. Ketika pendekar Feng Lan memberi tahu kalau saat ini dirinya sudah boleh pergi.
Justru dengan segera Feng Xuan kecil langsung berlutut dan memohon untuk di jadikan muridnya. Karena Feng Xuan kecil tidak mempunyai keluarga dan juga tidak punya tempat untuk pulang.
Pada akhirnya pendekar Feng Lan pun menerima Feng Xuan kecil sebagai muridnya. Awalnya nama Feng Xuan kecil hanya Xuan saja. Namun oleh gurunya diberi nama Feng Xuan untuk mengikuti marganya yaitu Feng.
Feng Xuan kecil berlatih dengan sangat giat serta gigih karena tidak ingin membuat guru yang sudah di anggap sebagai orang tua sendiri itu kecewa.
Waktu berjalan sangat cepat. Saat itu Feng Xuan tumbuh menjadi seorang pemuda gagah serta tampan diusianya yang baru memasuki 20 tahun.
Ternyata Feng Xuan memiliki bakat tinggi dalam ilmu pedang. Berkat bimbingan pendekar Feng Lan semua ilmu yang di turunkan padanya dapat di serap dengan cepat dan baik.
Suatu hari pendekar Feng Lan memanggil dan memberikan ijin untuk berkelana mengarungi dunia persilatan mencari pengalaman.
Namun sayang belum sempat Lan Xuan Yu pergi meninggalkan kediaman guru yang sudah di anggap sebagai orang tua. Menerima kedatangan tamu yang tidak diundang. Ada 5 orang berilmu tingkat tinggi datang ketempat mereka tinggal untuk menuntut balas karena denda masa lalu.
Dalam pertarungan ini gurunya meninggal saat berusaha melindungi Feng Lan. Gurunya membuatkan celah untuk jalan keluar agar bisa pergi dari tempat itu. Gurunya ingin Feng Xuan bisa hidup dengan baik meskipun tanpa dirinya lagi.
Feng Xuan yang awalnya ragu untuk meninggalkan gurunya sendirian di tengah kepungan musuh, justru membuat gurunya marah. Maka dengan berat hati Feng Xuan pun pergi dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang dibuat oleh gurunya. Meskipun dia tahu resikonya, gurunya pasti tidak akan bisa selamat dari pertempuran kali ini.
Feng Xuan bersumpah dalam hatinya untuk menuntut balas pada orang orang itu. Dia tidak akan membiarkan satu pun dari mereka masih bisa hidup.
Dari sinilah karakter Feng Xuan mulai terbentuk menjadi pribadi dingin, kejam dan arogan itu jika sudah berurusan dengan musuhnya. Namun akan sangat berbeda ketika dia berhadapan dengan orang yang sudah di anggap sebagai keluarga atau orang terdekatnya.
Lamunan Lan Xuan Yu langsung berhenti seketika. Saat merasakan tubuhnya sudah berada dalam pelukan sang ayah.
"Xuan'er adikmu sudah lahir." Patriak Lan Meng Tao meluapkan rasa bahagianya. Bibirnya membentuk lengkungan bulan sabit meskipun matanya masih berkaca-kaca.
"Iya ayah. Xuan'er sangat bahagia."
Ketika seseorang pelayan keluar dari ruangan itu Lan Xuan Yu dan Patriak Lan Meng Tao segera melepaskan pelukannya. Mereka segera menghampiri pelayan itu dan menanyakan keadaan Xiao Mei dan bayinya.
"Bagaimana keadaan Ibu dan adikku?"
Bagaimana keadaan istriku ada anakku?"
Pelayan itu bingung harus menjawab pertanyaan mereka. Kerena mereka mengucapkan hampir bersamaan. Pelayan itu pun menghela nafas terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan padanya.
"Kondisi nyonya baik baik saja dan masih dalam perawatan tabib. Sementara kondisi nona kecil baik baik saja dan sangat sehat."
Mendengar kata 'nona kecil' otak keduanya langsung berputar cepat.
"Jadi adikku perempuan. Apakah itu benar?" Tanya Lan Xuan Yu memastikan dugaannya pada pelayan.
"Jadi apa benar anakku perempuan." Patriak Lan Meng Tao pun tidak mau kalah. Dia juga ingin mendapatkan kepastian.
"Benar patriak. Saat ini nyonya melahirkan seorang putri yang sangat cantik." Jawab pelayan itu dengan hormat.
"Xuan'er kau dengar itu. Saat ini kamu punya adik perempuan yang sangat cantik."
"Ayah benar. Adikku pasti sangat cantik seperti ibu."
Patriak Lan Meng Tao dan Lan Xuan Yu rasanya sudah tidak sabar untuk biasa bertemu dengan ibu dan bayi mungilnya. Ketika pelayan memberi tahu kalau sudah boleh masuk dengan cepat keduanya langsung bergegas.
"Istriku..." Patriak Lan Meng Tao langsung mendekat ranjang tempat Xiao Mei terbaring lemah.
"Adikku..." Lan Xuan Yu pun langsung mendekat pada ranjang bayi.
"Adikku sungguh cantik. Boleh aku menggendongnya?"
"Maaf tuan muda. Nona kecil baru tidur jadi biarkan dulu untuk beristirahat." Jawab pelayan yang bertugas menjaga bayi mungil yang tubuhnya dililit kain bedong itu.
"Xuan'er biarkan adikmu beristirahat dulu." Xiao Mei berkata dengan lemah dari atas tempat tidur. Ketika mendengar suara ibunya Lan Xuan Yu langsung menoleh ke arah ibunya.
"Ibu terima kasih. Sudah memberi Xuan'er adik kecil." Ucap Lan Xuan Yu sambil mencium tangan ibunya.
"Iya sayang. Kamu harus janji untuk menjaga adik mu dengan baik."
"Tentu saja ibu. Xuan'er akan menjaga adikku dengan baik."
"Ayah. Siapa nama adikku?"
Saya hanya berharap semoga pembaca bisa menerima karya saya tanpa harus menghakimi.