Hari pernikahan adalah hari bahagia, dimana di satukan nya dua hati dalam satu ikatan suci. Tapi sepertinya, hal itu tidak berlaku untuk Keyra.
Tepat di hari pernikahannya, ia justru mengetahui pengkhianatan calon suaminya selama ini dan hal itu berhasil membuat hati Keyra hancur. Dia menyesal karena tidak mendengarkan keluarganya dan memilih percaya pada calon suaminya.
Tapi, nasi sudah menjadi bubur dan Keyra harus menerima semua konsekuensinya.
Keyra dengan tegas membatalkan pernikahan mereka di depan tamu undangan. Tapi, ia juga berkata jika pernikahan ini tetap akan di gelar dengan mengganti mempelai pria. Dia menarik seorang pria dan memaksanya menikah dengannya tanpa tahu, siapa pria itu.
Bagaimana kehidupan Keyra selanjutnya? Akankah pernikahan Keyra berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Cahaya matahari pagi yang lembut menembus tirai kamar, menyelimuti ruangan dengan kehangatan samar. Keyra perlahan membuka matanya, merasakan tubuhnya yang masih terasa lelah, tapi dengan perasaan yang berbeda, hangat dan damai. Ia menoleh ke samping, melihat Alexio yang masih tertidur pulas di sebelahnya.
Wajah Alexio tampak begitu tenang dalam tidurnya, rambutnya sedikit berantakan, dan napasnya teratur. Keyra tersenyum kecil, kenangan malam tadi langsung berkelebat di benaknya. Ia bisa merasakan kehangatan tubuh Alexio yang masih tersisa di kulitnya, membuat pipinya sedikit memerah.
"Astaga, apa yang aku pikirkan?" batin Keyra, menyadarkan dirinya. Semalam, entah apa yang ia lakukan, dengan berani ia menganggukkan kepala saat Alexio meminta ijin untuk melakukannya.
Dia seolah terhipnotis dengan sentuhan lembut pria itu yang membuat seluruh tubuhnya bergetar hebat. Bahkan saat ini, ia masih bisa merasakan setiap perlakuan lembut Alexio yang membawanya pada kenikmatan yang sulit untuk di jelaskan.
"Lupakan, Keyra!! Lupakan! Anggap saja kau menjalankan kewajiban mu sebagai seorang istri. Eh, memang benar itu kewajibanku, kan. Jadi, aku harus siap melayaninya di saat dia menginginkan nya? Kenapa ini terlihat aneh, ya?" batin Keyra
Perlahan, Keyra bergerak mendekat, tangannya terangkat, hendak menyentuh wajah Alexio. Tapi, ia menarik kembali tangannya dan menggeleng pelan. "Kau benar-benar sudah gila, Key," umpat Keyra dalam hati.
Alexio membuka matanya perlahan, menatap lembut wajah Keyra yang hanya berjarak beberapa sentimeter darinya. “Pagi,” gumamnya dengan suara serak khas bangun tidur.
"Eh ... " Keyra terkejut dan refleks menjauh, menarik selimut dan menggenggamnya erat. "Pagi."
"Apa tidurmu nyenyak?" tanya Alexio, bibirnya melengkung membentuk senyuman kecil.
Keyra mengangguk, menatap Alexio yang terlihat sangat tampan dengan senyum yang menghias wajahnya. "A-aku tidur nyenyak, meskipun aku masih merasa lelah," jawabnya tanpa sadar. Namun sedetik kemudian, dia menarik selimut, menutupi wajahnya yang tersipu, karena ucapannya mengingatkan kegiatan panas yang mereka lakukan semalam.
Alexio tertawa kecil, seraya berkata, "maaf jika aku membuatmu kelelahan," candanya dengan nada penuh godaan.
"Jangan bicara lagi!" ucap Keyra yang semakin dalam menyembunyikan tubuhnya di bawah selimut.
"Baiklah." Alexio menyibak selimut, tanpa rasa malu turun dari tempat tidur, mengambil bajunya yang berserakan di lantai dan memakainya. "Sampai kapan kau akan bersembunyi, hah? Apa kau tidak pergi bekerja?"
Keyra menurunkan sedikit selimutnya, menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 6 pagi. "Oh my God! Aku terlambat." tubuh Keyra melonjak, tanpa sadar, ia turun dari tempat tidur dalam keadaan polos, dan dengan langkah yang sedikit tertatih menuju kamar mandi.
Melihat hal itu tentu membuat Alexio kembali khilaf. Dengan gerakan cepat, ia menghampiri Keyra dan menggendongnya ala bridal.
"Eh, apa yang kau lakukan?" pekik Keyra.
"Aku hanya ingin membantumu saja."
Keyra terdiam, mencerna ucapan Alexio. Hingga beberapa detik kemudian, ia tersadar dan berteriak keras. "AKU TIDAK MAU! CEPAT TURUNKAN AKU!!"
...****************...
Keyra nyaris terlambat bekerja karena ulah Alexio. Bagaimana tidak? Dengan alasan membantu, Alexio kembali mengulang adegan semalam. Tidak ada gerakan lembut untuk menikmati momen indah tersebut, yang ada hanya rasa terburu-buru untuk mencapai kepuasan, yang meninggalkan rasa nikmat.
Walaupun begitu, tidak ia pungkiri jika ia sendiri juga menikmatinya. Namun, terselip rasa kecewa karena Alexio seolah hanya menginginkannya untuk menuntaskan hasrat yang menggebu-gebu, hingga muncul pertanyaan di benak Keyra, "sebenarnya, dia menganggap ku apa? Kenapa dia bisa melakukan hal itu berulang kali tanpa di dasari rasa cinta? Apa semua pria seperti itu? Bahkan Frans selalu mendesak ku untuk melakukan hal itu."
"Kita sudah sampai," ujar Alexio. Dia menoleh dengan kening yang mengkerut, menatap Keyra yang terdiam. "Apa yang kau pikirkan? Kau tidak rela berpisah dengan mantan kekasih mu, hah?"
Keyra tersadar dari lamunannya. Ia melirik tajam Alexio dan menunjukkan surat pengunduran diri di sertai cek dengan jumlah uang yang cukup banyak untuk membayar denda.
"Aku sudah menyiapkan semua ini, jadi mana mungkin aku batal mengundurkan diri? Aku tidak tahan melihatnya setiap saat, rasanya perutku sangat mual. Baru sehari saja, dia sudah memperlakukanku sesukanya hanya karena dendam. Cih, menggelikan," gerutu Keyra.
"Kalau begitu, tunggu apa lagi? Cepat turun!!"
Keyra mengkerutkan keningnya, menatap keluar jendela, ternyata ia sudah sampai di depan gedung pencakar langit dengan berlogo besar, MA Group.
"Ya sudah, aku masuk dulu." Keyra turun dari mobil Alexio. Dengan penuh percaya diri, dia melangkah masuk ke perusahaan tersebut dan langsung menemui HRD untuk menyerahkan surat pengunduran diri, sekaligus membayar denda, karena di kontrak sudah tertulis dengan jelas. .
"Apa kau yakin ingin mengundurkan diri?" tanya Siska.
"Iya, Bu. Saya sangat yakin," ucap Keyra bersungguh-sungguh.
"Coba kau pikirkan lagi. Tidak mudah mencari pekerjaan saat ini. Apalagi kau baru sehari bekerja," ujar Siska. "Bukannya aku ingin menakut-nakuti mu, tapi bekerja di manapun akan berat di awal, tapi setelah terbiasa, aku yakin kau bisa melewatinya."
Keyra hanya tersenyum tipis. Baginya, bekerja di manapun, selama ada Frans, dia tidak akan merasa tenang karena hanya akan menambah luka di hatinya.
"Maaf, Bu. Saya sudah yakin untuk mengundurkan diri," ujar Keyra.
"Baiklah kalau begitu, tunggu sebentar!" Siska sedikit menjauh saat menghubungi seseorang yang Keyra tidak tahu siapa. Baru setelahnya, Siska mengembalikan surat pengunduran diri Keyra dan berkata, "maaf, tapi kau harus menemui Tuan Frans untuk mendapatkan persetujuan."
"Apa? Kenapa begitu?" tanya Keyra
"Beliau adalah manager di departemen kau bekerja. Jadi, kau harus meminta persetujuan beliau, " ucap Siska.
Keyra mengepalkan tangannya erat. Dia sengaja menemui HRD karena enggan untuk bertemu dengan Frans, tapi sekarang? Dia sangat yakin jika Frans akan mempersulitnya.
"Baiklah, saya permisi dulu." Keyra mencoba untuk tersenyum sebelum keluar dari ruangan Siska. Dalam hati, ia terus mengumpat, mengeluarkan sumpah serapahnya, mengutuk mantan kekasihnya.
"Aku tidak peduli. Hari ini juga, aku harus keluar dari perusahaan ini." Keyra berjalan dengan tegas, menuju ruangan Frans.
Keyra berhenti di depan pintu dan mengambil nafas dalam, dengan tangan yang terangkat dan mulai mengetuk pintu tersebut.
"Masuk!"
"Huh, come on Keyra! Akhiri semua ini." Keyra membuka pintu dan tanpa basa-basi langsung meletakkan surat pengunduran dirinya di depan Frans. "Ini surat pengunduran diri saya dan juga cek untuk membayar denda," ucap Keyra dengan nada dingin, dan ekspresi datar.
Frans tersenyum sinis. Dia berdiri, menggenggam erat surat tersebut dan mulai merobeknya di depan Keyra.
"APA YANG KAU LAKUKAN?" pekik Keyra.
"Apa yang aku lakukan? Tentu saja aku menolak surat pengunduran diri darimu," seringai Frans
..ᴄᴘ" ᴢ