Zayana, seorang aktris papan atas, ia mengalami kecelakan pada saat ia syuting di sebuah film aksi. secara dia merupakan seorang yang sangat profesional, ia dengan beraninya melakukan aksi berbahaya yaitu terjun dari sebuah gedung yang sangat tinggi. Sayangnya tali yang menahan beban tubuh Zayana tiba-tiba terputus begitu saja. dan membuat tubuh Zayana langsung jatuh bebas dan tidak bisa di selamatkan lagi. Zayana mati di tempat pada saat itu juga.
dikarenakan Zayana memiliki Bakat yang hebat dan sebuah keburuntangan yang tak terbatas. ia bertransmigrasi dan hidup kembali ke dalam tubuh seorang gadis di dalam buku novel yang terakhir ia baca sebelum ia mati.
Ia menjadi pemeran pembantu dan hanya sampai di Episode 5 di akan mati karena kebodohanya sendiri. dia bunuh diri karena pria yang ia cintai memiliki kekasih lain dan suaminya yang di jodohkan paksa tak pernah ia lihat sekalipun itu selalu mengabaikanya.
bahkan matipun tidak ada yang memperdulikannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Sampainya mereka di luar toko jauh jauh dari Jenna dan Karina.
Ziven melepaskan cengkeramannya dari tangan Ruby. "kamu kenapa selalu ingin mencari ribut dengan Jenna, Ruby!? Apa salah Jenna kepadamu?"tanya Ziven tidak faham dengan sikap Ruby, yang dari awal, memang dia yang duluan mencari masalah dengan Jenna.
"AKU TIDAK MENYUKAINYA KARENA DIA ITU MEREBUT DIRI MU, DARIKU!"teriak Ruby merasa kesal.
"apa maksudmu!?"tanya Ziven yang masih belum paham.
"AKU MENYUKAIMU SUDAH DARI LAMA ZIVEN! PADA SAAT AKU TAU KAMU SUDAH MENIKAH DENGAN JENNA, MEMBUATKU MEMBENCINYA PADA SAAT ITU JUGA!!!"ucap Ruby mengungkapkan perasaanya kepada Ziven dengan amarah yang meledak-ledak.
Selesai ia mengungkapkan perasaanya dengan kuat di hadapan Ziven. Ruby langsung terdiam, merasa bahwa ia sudah melakukan kesalahan besar.
"bukankah kita sudah membuat kesepakatan bahwa tidak akan menggunakan perasaan suka ataupun cinta di persahabatan kita?"lirih Ziven dengan memandang tidak percaya terhadap Ruby.
"Ven, maaf.. Maksudku_"
"_berhenti berbicara, jangan ikuti aku sebelum kamu bisa menghilangkan perasaanmu itu, atau tidak, kita putuskan saja hubungan persahabatan kita"potong Ziven pergi meninggalkan Ruby yang masih terdiam membatu di tempat saat mendengar ucapan Ziven.
...----------------...
Malam sebelum, besoknya hari wisuda mereka. Jenna mengundang Karina dan juga keluarganya ke rumahnya untuk mengadakan pesta kecil-kecilan, ia juga mengajak Lennox dan kakek miliarder, tapi sayangnya kakek sedang berada di luar negeri, kakek hanya bisa memberikan Jenna hadiah dan ucapan selamat, hadiah yang diberikan si kakek miliarder juga tidak tanggung-tanggung besarnya. Jenna bahkan kaget jika kakeknya bisa memberikan kartu atm tanpa batas untuk Jenna, Jenna yang mencoba menolaknya langsung di marahi habis-habisan oleh si kakek miliarder, dalam hati Jenna ia menyesal, kalau tau ia tidak akan miskin seperti ini, ia tidak akan meminta-minta uang kompensasi perceraian di Ziven sampai harus marah-marah.
Yang duluan datang ke rumah Jenna, yaitu Karina dan keluarganya.
"Jenna!"seru Karina saat Jenna membukakan pintu untuk mereka.
"eh paman bibi, mari masuk..."ucap Jenna melihat kedatangan mereka dan mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam.
"paman dan bibi hanya bisa membawakan ini kepada mu, maaf yah"ucap ayahnya Karina sambil menujukan ikan yang sudah di Bakar, hasil tangkapannya.
"Waaaah enak sekali....! Terima kasih banyak paman dan bibi..., ayo mari, anggap saja ini rumah putri kalian"ucap Jenna langsung mengambil piring berisikan ikan Bakar itu dari tangan sang paman, dan mempersilahkan mereka bersantai saja dulu di ruang tamu, karena pestanya akan di laksanakan di luar rumah, tepatnya di taman kecil miliknya.
Selesai mereka mengurus semua makanan dan peralatan hiburan seperti alat karokean dan mainan lainnya, di taman. Ibunya Karina dan Karina membantunya Jenna untuk membakar daging dan makanan Bakar lainnya, sementara ayahnya Karina menyetel musik untuk mereka dengar.
Saat itu juga mereka kedatangan tamu lainnya yang juga di undang oleh Jenna, yaitu Lennox, namun Lennox tidak sendirian, di belakang Lennox ternyata ada Ziven juga yang megikutinya, mereka langsung menuju taman, karena mereka mendengar suara musik dan canda tawa dari sana
"hy hy hy... Lennox si cowo tampan sudah datang..."sapa Lennox dengan pedenya.
"cih"geli Jenna saat mendengar sapaan itu. Tapi berbeda dengan Karina. Ia diam-diam tertawa mendengar sapaan Lennox, dan memandang Lennox dengan pandangan kagum.
"selamat malam semuanya"sapa Ziven. Jenna yan tadi sedang sibuk membumbui jagung Bakar saat mendengar suara Ziven, ia langsung membalikan kepalanya dengan cepat.
"Ziven?"gumam Jenna dengan wajah tidak percaya.
"waah ternyata kita kedatangan tamu lagi, ayo mari nak, bantu paman merapikan meja makan"panggil sang paman yang sedang membersihkan meja kayu yang panjang, sambil menyusun kursi untuk mereka duduki.
"ah baik paman"Jawab mereka berdua serempak.
"nak Jenna? Apa mereka teman-temanmu dan Karina? Mereka tampan-tampan yah"ucap bibi, sambil masih fokus membakar steak daging.
"iyah bi.. Yang satunya teman dan satunya lagi itu kakaknya, Mantan suami saya"ujar Jenna.
"ha? Kamu ternyata sudah pernah menikah?"kaget sang bibi, menatap wajah Jenna yang imut itu tidak percaya dia sudah pernah menikah.
"hahaha ya begitulah bi... Di jodohkan"
"oh.. Tapi maaf yah nak Jenna jika bibi sedikit lancang, kalian kenapa bisa bercerai?"tanya bibi ragu-ragu.
"iih ibu... Kenapa tanya begitu sih ke Jenna, maaf yah Jenna, tidak usah menjawabnya. Ibuku memang begini orangnya suka kepoan..."ucap Karina, takut Jenna merasa tidak nyaman.
"tidak apa-apa Karina, ibumu sudah ku anggap sebagai ibuku juga, jadi dia berhak bertanya apapun ke anaknya"ucap Jenna meyakinkan Karina.
"tidak, ibu tidak seharusnya bertanya seperti itu, maafkan ibu yaah nak Jenna"ucap ibunya Karina menyadari kesalahannya.
"ck, tidak apa-apa..... ih... Kalian ini keluarga ku.., keluarga tentu saja harus terbuka. Aku bercerai denganya karena kita tidak saling mencintai, tidak sama seperti paman dan bibi. walau hidupku bercukupan, tapi aku di kelilingi oleh orang-orang yang tidak tulus menyayangiku, itu mengapa aku tidak bahagia, jadi kita memutuskan untuk bercerai saja"ucap Jenna sambil tersenyum ringan.
"tapi nak Jenna, yang ibu lihat dari pandangan anak muda itu saat melihatmu tadi, seperti nya ia menyukaimu"tebak sang bibi.
"hahaha, itu tidak mungkin bibiku sayang..."
"iya ih, ibu mungkin salah lihat"balas Karina juga tidak percaya.
Dan akhirnya semuanya pun sudah siap, sudah ada macam-macam makanan berat maupun ringan, dan macam-macam minuman sudah di hidangkan di atas meja panjang.
"waaaah banyak sekali makanan, Ale suka!"seru adiknya Karina, yang juga hadir.
"adek! Jika kamu suka makan, maka kamu harus berteman denganku, kakak akan membelikan banyak makanan untuk mu jika kamu mau menerima kakak menjadi temanmu! Bagaimana?"tanya Lennox yang juga suka makan, ia senang saat mendengar jika ada yang sehobi dengan nya.
"BENARKAH...? ALE MAU! IBU ALE MAU JADIKAN KAKAK ITU JADI TEMAN ALE...!"pinta Ale sangat bersemangat kepada ibunya.
"iya, iya..., jika kakak sendiri yang mengajak kamu, ibu tidak masalah"
"aaaasssiik... Baiklah mulai hari ini kita berteman kak?"
"_panggil aku kak Lenn, dan kamu?"
"aku Ale, panggil aku Ale kak Lenn"
"oke tos persahabatan dulu dong"ucap Lennox sambil menggempalkan tanganya ingin melakukan tos tinju dengan Ale.
"Tos..."ucap Ale, melakukan hal yang sama seperti Lennox.
...----------------...
Besok harinya, Jenna dan Karina melaksanakan hari kelulusan mereka di universitas terbaik di kota itu, Berbagai rangkaian terlaksanakan dengan baik.
selesai itu, semua mahasiswa yang sudah lulus, di berikan kesemparan untuk berkumpul maupun berfoto bersama keluarga, teman maupun merayakan hari perpisahan bersama teman-teman angkatan mereka.
Karena Jenna hanya mempunyai Karina dan keluarganya, ia hanya bisa bergabung dengan mereka. Saat itu juga Jenna menjatuhkan air matanya, karena mengingat bahwa ia selalu sendiri pada akhirnya.
Waktu ia masih menjadi Zayana, ia juga memiliki kesamaan seperti Jenna, yaitu tidak memiliki keluarga ataupun banyak teman. Zayana memiliki ibu yang tidak menyukainya dan ayah pemabuk dan tidak mau bekerja.
ibunya yang melihat wajah Zayana yang cantik, terbelis di pikiranya untuk menggunakan Zayana sebagai sumber mata pencahariannya. Zayana yang pada waktu itu masih berumur 16 tahun, ia berencana memperkejakan Zayana di tempat hiburan, Zayana yang sudah remaja tentu menyadari bahwa hal tersebut sangatlah salah, ia tidak ingin menjadi wanita malam maupun wanita penghibur hanya untuk menafkahi kedua orang tuanya yang selalu menyiksa Zayana.
Pada saat mereka sudah sampai di club malam di sebuah gang sempit, Zayana yang sadar langsung memberontak mencoba melepaskan diri dari pelukan ibunya. Ia menangis dan meminta tolong sekuat-kuatnya kepada orang-orang asing yang tidak ia kenali, berharap mereka bisa membantunya.
Namun tidak ada yang mau bergerak membantu Zayana, mereka hanya melihat dan berlalu begitu saja.
Zayana mengumpat dan terus memberontak di hadapan ibunya, sampai ia berhasil lepas dikarenakan tenaga Zayana tidak kalah kuat dari ibunya. Ia berhasil terlepas dan mencoba kabur.
Namun karena panik Zayana tidak sengaja menabrak seorang pria bertubuh besar dan terlihat sudah tua, umurnya sekitar 40an.
"AKH! Maaf! Maaf!"ucap Zayana, sambil melirik ke belakang dengan panik, melihat apa ibunya mengejarnya.
"tahan anak kurang ajar itu untukku! Dia akan menjadi pelayan baru kalian!"teriak sang ibu kepada para pria bajingan yang berada tidak jauh dari club tersebut.
"tolong! Tolong aku paman! Aku tidak ingin di jual oleh ibuku! Aku akan melakukan apapun untuk paman, jika paman menolongku!"pinta Zayana kepada pria asing di hadapanya itu, karena ia sudah di kepung, ia tidak memiliki jalan lain selain berharap sekali lagi dan untuk terakhir kali, kepada pria asing itu.
"ah terima kasih tuan telah menangkap anak tidak berbakti ini, Zayana kemari! Jangan buat masalah lagi!"panggil Ibunya yang sudah berada dengan mereka.
Zayana tetap memohon dan tidak mendengar panggilan dari ibunya itu.
"Zayana! Jangan membuat ibu marah lagi! Kemari?".
"berapa?"tanya pria tua itu pertama kali berbicara.
"ya?"tanya sang ibu seperti tidak paham akan pertanyaan pria tua itu.
"berapa harga putrimu?"tanya pria tua itu lagi dengan ekspresi dingin menatap ibunya Zayana.
...****************...
...Bersambung...