Genre : Fantasy, Action, Adventure, System, Over Power, Romance.
Chen Lin, mahasiswa terbaik di Universitas Huaxia. Terkenal karena kepintarannya dalam pemrograman dan tentu juga dengan ketampanannya.
Disaat berumur 21 tahun Chen Lin mendirikan perusahaan Game berbasis VRMMOPG dan masuk dalam jajaran orang terkaya dunia. Namun sayang, saat ia dalam perjalan pulang dari kantor ia terbunuh oleh wakilnya sendiri.
Tanpa diduga jiwanya menyebrang ke dunia Cultivator, dimana yang kuat berkuasa.
Chen Lin menempati tubuh Tuan Muda keluarga Lin yang cacat.
Namun ternyata A.I buatannya juga mengikutinya ke dunia Cultivator sebagai System untuk membantu dirinya.
Tahapan :
Fana :
Pembentukan Tubuh (1-9)
Pembentukan Inti (1-9)
Penyempurnaan Qi (1-9)
Penyempurnaan Roh (1-9)
Jalan Surgawi (1-9)
Raja Surgawi (1-9)
Kaisar Surgawi (1-9)
Nirwana (1-9)
Mahayana (1-9)
Half Saint (Rendah-Sedang-Puncak)
Immortal :
Saint (1-9)
Holy Saint (1-9)
Dao (1-9)
Holy Dao (1-9)
Monarch (1-9)
Holy Monarch (1-9)
Venerable (1-9)
Holy Venerable (1-9)
Immortal (1-9)
Half God (Rendah-Sedang-Puncak)
God :
•Prajurit Dewa
Dewa Putih (1-9)
Dewa Kuning (1-9)
Dewa Ungu (1-9)
Dewa Merah (1-9)
Dewa Hitam (1-9)
•Jendral Dewa
Dewa Besi (1-9)
Dewa Perunggu (1-9)
Dewa Perak (1-9)
Dewa Emas (1-9)
Dewa Giok (1-9)
•Raja Dewa
Dewa Air (1-9)
Dewa Bumi (1-9)
Dewa Angin (1-9)
Dewa Api (1-9)
Dewa Petir (1-9)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch-07. Kejutan
Kejutan
***
Lin Chen berbaring di atas tempat tidur menatap langit-langit kamarnya, atau lebih tepatnya menatap layar hologram yang berada di depan matanya.
Banyak barang-barang menggiurkan dan menarik niatnya, namun sayang barang-barang itu sangatlah mahal, berbeda sekali dengan penghasilannya kini.
Lin Chen yang sedang fokus menatap hologram dikejutkan dengan suara keras dari pintu yang terbuka.
Brakk!
Lin Chen tersadar bangkit dari ranjangnya menghadap ke arah pintu. Bisa Ia lihat 2 orang pemuda dengan pakaian mewah diiringi oleh para pelayan.
"Yo... Bukankah ini sepupuku yang sudah jadi sampah?" ucap pemuda berlanjan masuk ke ruangan.
"Hahaha... Sampah, serahkan Pil bulanan mu atau kau akan tau akibatnya" Sahut pemuda yang lain.
Lin Chen mengerutkan keningnya dan menatap dingin kedua pemuda yang seumuran dengannya, "Pergi dari sini, sebelum ku patahkan tanganmu" Ujar Lin Chen datar.
"Hahaha... Lin Chen jenius keluarga bukan dirimu lagi, tapi aku Lin Jun. Kau sekarang sudah menjadi sampa-" Belum selesai berbicara.
Swosh!
Lin Chen sudah berada tepat di depan Lin Jun mengepalkan tangannya dan memukul dada Lin Jun dengan kencang.
Boom!
Lin Jun terbang menabrak dinding meninggalkan jejak retakan dan merasakan sakit di dadanya kemudian memuntahkan darah segar.
Lin Chu dan para pelayan melihat hal yang terjadi menatap Lin Chen ngeri, kemudian berlari menolong Lin Jun yang telah tergeletak lemas.
"Kau... Bagaimana... Lin Chen... Ayahku akan membalaskan... Perbuatan mu padaku" Ucap Lin Jun yang di papah para pelayan keluar dari halaman.
Lin Chen yang diancam oleh sepupunya hanya tersenyum kecut dan kembali berjalan menuju tempat tidurnya.
...
***
Kediaman Lin Bao.
Lin Bao terkejut dengan kedatangan anaknya yang lemas pucat dengan darah yang keluar dari mulutnya, Ia berdiri menghampiri anaknya yang tengah terluka parah.
"Ju'er bagaimana bisa keadaanmu seperti itu?" Tanya Lin Bao cemas.
"A- Yah... Lin Chen... Uhuk uhukk... Lin Chen yang membuat ku seperti ini... Kau harus membalaskan dendam ku ayah" Jawab Lin Jun yang kembali memuntahkan darah segar.
Mendengar jawaban anaknya, Lin Bao membuka mulutnya lebar tak percaya. Bagaimana bisa Lin Chen yang menjadi sampah mempunyai kekuatan untuk melakukan ini? Bukannya mustahil? Apakah Dantiannya sembuh? Tidak mungkin, bahkan di Benua Tengah untuk menyembuhkan Dantian yang hancur sangatlah mustahil.
Berbagai pertanyaan timbul dibenaknya akibat mendengar perkataan dari anaknya, namun meski begitu Ia hanya mengangguk dan berniat membalaskan dendam anaknya.
"Tenang... Ayahmu akan memastikan Ia menerima akibatnya!" Ujar Lin Bao dengan nada kesal.
"Kau obati dirimu dulu" Lanjut Lin Bao sambil menepuk pundak anaknya dan kemudian berjalan menuju pintu keluar.
...
***
Kediaman Lin Chen
Brak!
"Lin Chen keluar kau" Ucap Lin Bao dengan marah.
Baru saja Lin Bao berjalan selangkah ke dalam, Ia berhenti dan menolehkan kepalanya ke belakang saat merasakan adanya bahaya tengah bersembunyi dibelakangnya.
Ia berniat mengeluarkan teknik pertahannya berharap hidupnya bisa terselamatkan, namun sayang belum sempat Ia mengeluarkan teknik. Sebuah genggaman tangan telah mencekik lehernya.
Setelah Lin Bao terkecik, pandangannya berubah menjadi langit-langit ruangan. Yang artinya Ia telah terbanting menghantam lantai, Ia membuka matanya lebar saat melihat pemuda yang dikenalnya tengah mencekik lehernya.
"Li- Lin Chen... Ka- Kau... Auramu, Ranahmu berada diatasku" Ucap Lin Bao yang terbata-bata saat merasakan aura yang ke luar dari tubuh Lin Chen.
Boom!
Krak!
Tulang rusuk Lin Bao patah akibat pukulan keras Lin Chen. Lin Bao yang merasakan rasa sakit hendak berteriak, namun sayang suaranya tak bisa keluar karena mulutnya tertahan oleh tangan Lin Chen.
Setelah Ia menutup mulut Lin Bao, Lin Chen melakukan penyiksaan terhadap Lin Bao karena kekesalannya dan ingin membalaskan dendam pada Lin Bao, seperti janji yang telah Ia ucapkan kepada pemilik tubuh asli.
Tanpa Ia sadari, di luar sudah mulai gelap. Menandakan rencananya akan dimulai. Lin Chen keluar dari ruangan menaiki atap-atap rumah dengan keterampilan persembunyian.
Lin Bao yang ditinggal Lin Chen terikat di pilar tidak sadarkan diri, kini bajunya berubah menjadi merah darah, pelampilannya seperti orang gila yang mentalnya hancur. Saat Lin Bao terluka parah, Lin Chen berkali-kali memberikannya Pil Pemulihan.
...
***
Kediaman Lin Jun
Lin Chen tepat berada di depan pintu. Lin Chen membuka pelan dan masuk, di depannya Ia melihat Lin Jun duduk bersila tanpa pikir panjang Lin Chen memukul perut Lin Jun dengan keras. Namun posisi Lin Jun tetap berada di atas tempat tidur karena tubuhnya ditahan Lin Chen.
Krak!
Suara pecahan terdengar dari perut Lin Jun menandakan Dantiannya hancur. Lin Jun yang Dantiannya hancur berteriak kencang.
"Aa-" Teriakan Lin Jun terpotong dengan bibirnya yang disumpal Lin Chen.
Kemudian Lin Chen membuat Lin Jun tak sadarkan diri dengan memukul wajahnya.
Setelah Lin Jun tak sadarkan diri, Ia menghampiri kediaman Lin Zhao dan Lin Chu untuk membuat perhitungan.
Setelah menyelesaikan semua rencananya, Lin Chen membawa ke empat orang itu ke luar kota dan mengantungnya di atas gerbang kota.
...
***
Kota Xing
Seperti biasa, Kota Xing memulai aktivitas di pagi hari dengan ramai. Banyak pedagang menjajakan dagangannya, prajurit kota yang berpatroli. Tapi prajurit yang berpatroli jumlahnya lebih banyak dari hari-hari biasa.
Bagaimana tidak, dua Penatua dan dua jenius Keluarga Lin yang salah satu dari tiga keluarga besar Kota Xing digantung di atas gerbang kota.
Seluruh kota merasa resah dengan kejadian yang ada. Tapi ada juga yang merasa senang melihatnya, merasa doa-doanya yang selama ini diucapkan akhirnya dikabulkan saat melihat para keempat orang itu gantung.
Lin Jun dan Lin Chu terkenal ******** karena suka sekali melecehkan wanita serta menghancurkan pedagang kecil dengan cara memalaknya.
Banyak obrolan terjadi diantara penduduk kota tentang kejadian yang menimpa Penatua dan jenius Keluarga Lin.
"Apa kau sudah melihat kejadian di gerbang kota?" Tanya penjaga kios kecil.
"Tentu... Saat aku melihatnya, aku bahagia bukan main. Bagaimana tidak... Aku sangat membenci kedua jenius muda itu" Ucap pembeli dengan nada kesal melihat hal yang pernah Ia alami.
"Hei kau... Jangan sembarangan berbicara" Sahut pedagang.
Pembeli terdiam mendapati peringatan dari pedagang kemudian melihat sekeliling dengan ekspresi khawatir dan mengangguk pelan.
...
***
Aula Kediaman Keluarga Lin.
Patriak, Panatua Kedua, Panatua Keempat dan Kelima berdiskusi dengan wajah yang rumit, musibah yang diterima keluarga Lin membuat mereka kesal.
"Patriak. Bagaimana nasib keluarga Lin kita kedepannya. Dua jenius kita berubah menjadi cacat, sedangkan Penatua Pertama dan Ketiga mengalami gangguan mental" Ucap Penatua Kedua mengelus jenggot hitamnya.
"Hah... Dengan hilangnya 2 orang pada tahap Penyempurnaan Roh. Keluarga kita menjadi sasaran empuk Keluarga lainnya" Ucap Penatua Keempat menghela napas panjang.
Patriak yang sedari tadi diam mulai bersuara. "Walaupun keluarga lain menyerang, Jeluarga kita tidak akan hancur" UU jar Lin Zhian Patriak keluarga Lin berdiri dan mengeluarkan aura tingkat Jalan Surgawinya.
Para Penatua yang merasakan aura dari Lin Chen membuka matanya lebar tak percaya dengan apa yang mereka rasakan.
Lin Xian, Panatua Kelima bertanya "Pat- Patriak... Anda telah menembus tingkat Jalan Surgawi?" Tanya Lin Xian memastikan.
Lin Zhian yang melihat ekspresi ketiga Penatua hanya tersenyum kecil dan menarik auranya kembali.
Melihat itu, ekspresi diwajah para Penatua berubah dengan senyum terlihat diwajah mereka semua.
"Dengan ini Keluarga Lin kita lebih kuat dari Keluarga Zhan" Ucap Lin Xiao, Panatua Kedua dengan ekspresi senang.
Lin Bai, Panatua Keempat menganggukkan kepala dan mengakat tangannya menambahkan, "Walaupun Keluarga kita lebih kuat. Namun pelaku yang meresahkan keluarga Lin harus dicari" Sahut Lin Bai.
"Tentu. Walaupun perilaku Lin Bao dan Lin Zhao menyebalkan, mereka tetaplah keluarga Lin. Kita harus tetap mencari pelakunya" Ucap Lin Zhian.
Merasa tidak ada lagi yang perlu dibahas, para Penatua saling memandang satu sama lain dan menganggukkan kepalanya secara bersamaan.
"Kalau begitu... Kami pamit dulu Patriak" Uca Lin Xiao berdiri diikuti dengan Penatua yang lain.
Lin Zhian berdiri dan melambaikan tangannya pelan menanggapi penghormatan dari para Penatua.
Setelah Penatua keluar dari Aula, Lin Zhian kembali merebahkan dirinya di kursi sambil menghela napas panjang.
Krekkk...
Pintu kembali terbuka, di luar pintu terlihat pemuda dan wanita paruh baya memasuki ruangan.
"Ayah" Ucap pemuda itu.
"Ada apa?" Tanya Lin Zhian menatap ke arah suara.
Lin berbalik menutup pintu dan melihat sekeliling. Ia melepaskan kesadarannya namun tidak menemukan orang lain selain mereka bertiga di dalam ruangan. Lin Chen berjalan menuju ke arah Lin Zhian dan berbicara. "Ayah... Tentang Penatua Pertama dan Ketiga serta keluarganya..."
...
***
*Bersambung...
Note :
Ugh... Maaf kata-katanya masih berantakan.
Susah sekali mencari kata-kata yang pas untuk mendeskripsikan penggambaran adegan.