Asterion Estevan menjadi target utama seorang gadis kecil yang bernama Aily Calista untuk mencuri benih ideal miliknya, Aily sangat aktif untuk naik ke atas ranjang seorang pria tampan yang belum pernah tersentuh wanita manapun.
Dia sangat ingin mempunyai anak dari bibit sempurna seperti Asterion, rencananya itu untuk meluncurkan aksinya agar mempunyai ahli waris saat dirinya tiada, agar seluruh harta kekayaannya jatuh kepada anak semata wayangnya, Aily sangat tidak rela jika kakak tirinya lah yang akan menerima seluruh hak miliknya.
Namun Aily herus lebih keras lagi berusaha mendapat bibit unggul itu, karena Asterion yang kerap di panggil Rion itu sangat susah untuk di dekati.
Apakah Rion akan tahan ketika mendapat godaan dari gadis cantik dan juga sexy seperti Aily?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 2
Karena pria itu berjalan masuk kedalam, Aily merasa terhempit oleh beberapa orang yang terus memaksakan diri untuk bertahan di tengah-tengah kerumunan itu, membuat Aily terlempar jatuh mencium lantai di belakang kerumunan orang-orang itu.
"Kurang ajar!" pekik Aily sambil berteriak kepada orang-orang yang tidak memperdulikan nya. "Kalian tidak tau siapa aku?" ketusnya bergerutu sendiri sambil duduk di lantai.
"Aily sedang apa kamu duduk di sini!" tiba-tiba membuat Aily menatap ke sumber suara, dengan cepat dia berlari ke arah Aily.
"Eria!!!" teriak Aily dengan wajah yang tersenyum lebar saat menatap sahabatnya itu, Eria memeluk Aily lalu mengangkatnya untuk kembali berdiri, "Sedang apa kamu di sini?" tanya Eria terlihat sangat hawatir melihat Aily.
"Aku tidak terluka Eria," ucap Aily saat melihat Eria mengamati tubuhnya. "Kamu sedang apa di sini?" tanya Aily karena seingat nya dirinya tidak mengabari sahabat satu-satunya itu jika dirinya sedang berada di Rumah Sakit.
"Sodaraku ada yang sedang di rawat di sini," ucap Eria "Apa kamu akan langsung pergi?" tanya nya lagi, karena dirinya masih ingin berbincang dengan sahabat yang sudah satu minggu itu tidak ia temui.
"Ada apa? apa kamu kangen padaku?" goda Aily pada sahabatnya. "Temuilah dulu sodaramu, aku akan menunggumu di sana," tunjuk Aily pada tempat yang tadi ia duduki.
"Tunggu sebebtar, aku akan segera kembali," ucap Eria lalu mencium kening Aily dan meninggalkan nya. Lalu Aily pun kembali memesan minuman dan menunggu di tempat sebelum nya ia duduk.
*
Seorang pria yang memakai setelan hitam yang merupakan seorang bodyguard membukakan pintu untuk tuannya, langkah kaki pria itu membuat semua orang yang ada di dalam nya menatap ke arahnya.
Suasana yang tadinya riuh dengan cepat berubah menjadi hening sesaat setelah seorang pria yang mereka tunggu-tunggu akhirnya datang.
"Aduh-aduh kepalaku," keluh kakek tua yang sedang duduk di atas ranjang pasien di kamar VVIP itu, sedang meringis kesakitan sesaat setelah seorang pria tampan yang menyandang gelar Cucu itu datang ke kamar inap nya.
"Papi kamu tidak apa-apa?" ucap seorang wanita paruh baya, terlihat sangat hawatir mengenai kesehatan ayah mertuanya itu.
Pria tampan yang baru saja datang hanya tersenyum sinis melihat acting sang kakek, pria itu menyenderkan tubuhnya pada lemari sambil melipat kedua tangan di depan dadanya.
"Kenapa kamu baru kesini, Kakek mu sedang sakit parah Rion!" sentak seorang pria paruh baya yang sudah membuatnya lahir di dunia ini.
Asterion Estevan pria tampan berumur 27 tahun itu hanya menatap datar pada Papinya yang bernama Albert Estevan, Asterion atau yang kerap di panggil Rion itu sudah sangat malas melihat drama keluarganya yang selalu berpura-pura sakit hanya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan darinya.
"Jadi berapa lama lagi sisa hidup kakek?" Rion bertanya tanpa menyaring perkataan nya.
"Cucu kurang Ajar!!!" Kakek yang mempunyai nama Asli Estevan itu langsung melempar bantal ke arah Rion yang bertindak kurang ajar kepadanya. Dengan cepat Rion menghindar dari lemparan bantal itu. Lalu kembali menatap sinis kakek yang suka membuatnya pusing itu.
"Rion! kamu jangan bicara seperti itu pada kakek Van!" sentak Meria pada Anak pertamanya itu. Maria benar-benar merasa malu pada mertuanya karena sikap kurang ajar anak pertamanya.
"Bukanya setahun lalu dokter bilang jika kakek bisa bertahan hidup hanya sampai 3 bulan?" tanya Rion berusaha mengungkit kebohonganya satu tahun yang lalu. "Kakek beruntung sampai sekarang masih hidup," sambung nya lagi.
Bukan tanpa sebab Rion berbicara seperti itu, karena Kakek Van selalu berpura-pura sakit ketika dia ingin menjodohkan cucunya dengan wanita yang dia pilih.
Contoh nya satu tahun lalu, ia berpura-pura jika hidupnya tidak lama lagi agar Rion segera mengabulkan keinginan nya untuk segera menikah.
Brak
Suara pintu yang di dorong dengan sangat keras oleh seorang gadis mudah berkacamata dengan rambut yang di kepang dua berlari ke arah sang kakek dengan raut wajah hawatir.
"Kakek … kamu baik-baik saja kek?" teriak Eria yang baru saja sampai di dalam ruang inap kakeknya dan langsung memeluk pria tua itu.
Kakek Van terkekeh pelan, hanya Eria lah yang memperdulikan dirinya, "Kakek tidak apa-apa sayang, jantung kakek kambuh," ujur kakek pada Eria sambil mengusap kepala cucunya.
"Bukanya tadi kepalanya yang sakit?" tanya pria tampan yang sudah duduk di sofa sambil menatap sinis pada kakeknya itu.
Dan langsung di tatap sinis oleh wanita paruh baya yang masih sangat terlihat cantik dan awet muda, wanita itu adalah Meria Ibu kandung Rion dan Eria.
"Benarkah? kepala Kakek sakit juga?" tanya Eria yang terlihat sangat hawatir.
"Kakek sudah lebih baik Eria, jangan buat kakek sakit kepala lagi," pinta Meria kepada anak perempuannya.
Semua orang langsung menatap Rion saat dirinya hendak berdiri dan mulai melangkah, "sudahlah, aku harus pergi untuk meeting." ucapnya sambil menatap jam mewah yang melingkar di lenganya.
"Tunggu Rion, Kakek ingin bicara sebentar," Kakek Van menatap Rion serius, dia tidak ingin jika pengorbanan nya kali ini gagal lagi. Setelah satu bulan lalu Rion membatalkan acara pertemuan dengan wanita yang sudah ia pilih untuk menjadi teman kencannya.
"Ada apa? aku tidak punya banyak waktu," ucap Rion dengan tatapan datar.
Estevan sangat kesal dengan sikap batu sang cucu nya itu, jika bukan cucu pertamanya dia sudah pasti memilih cucu yang lainnya untuk segera menikah dan mempunyai keturunan. Sayang nya cucu dari anak yang lain nya belum menginjak umur 20 tahun.
Mau tidak mau sang kakek harus bersabar dan lebih giat lagi untuk merayu Rion agar segera menikah. Yang sangat di hawatirkanya, Rion sama sekali tidak pernah terlihat tertarik dengan seorang wanita, membuat dirinya mempertanyakan jati diri Rion sebenarnya.
"Aku ingin kamu menikah dengan wanita pilihan Kakek!" Ucap Kakek Van dengan serius menatap ke arah Rion, "Dan tidak ada penolakan! ini terakhir kalinya Kakek meminta sesuatu padamu!" ucapnya dengan sungguh-sungguh menatap tajam ke arah cucunya itu.
.
.
𝑡𝑜 𝑏𝑒 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑖𝑛𝑢𝑒𝑑...
kalaungini yang modalin jadi erin🤣🤣
dan kalimat sebelumnya mengatakan ayahnya sayang padanya...Iki piyee kalimatnya gak konsisten Mulu😪
Yg gini nih gw bilang lu plin-plan, semua perasaan lu paparkan dari karakter Alvin gak cocok sama sekali. Dia tau salah tapi dia malah berlaku tdk adil pd kedua anaknya. Trus seolah" dia.menyalahkan aily yang tdk pernah mau mendengarkan penjelasannya. Iki piye toh, kalo Alvin aja bertingkah seperti ayah yang tdk mempedulikannya. Jadi pengorbanan ape yg dia lakukan?
Sebenarnya sifat Alvin yang mana toh 😵