Kisah dua legenda hidup yang merubah dunia dan menjadikannya tempat abadi untuk semua orang tersenyum. Dunia yang diberikan keabadian atas selesainya semua persoalan-persoalannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juan Aziz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dan lagi
Terburu-buru akan suatu hal.
Begitulah yang kebanyakan dilakukan, atau tanpa sengaja orang-orang melakukannya.
Baik itu di sadari oleh dirinya sendiri maupun tersadar akan orang lain di dalam perjalanannya.
Suatu adrenalin yang cukup atau berlebih itu yang banyak orang tidak sadar dibuatnya. Bisa menjadi baik bahkan seringnya justru menjadikan itu buruk.
Di dunia yang bergulir cepat ini yang di dalamnya banyak orang terbuai olehnya, dari yang awalnya perlahan menjadikannya begitu terburu-buru akan sesuatu.
Dahulu kala para master dari masternya di duniaku dulu, maupun para raja dan keturunannya.
Yang selalu mereka katakan "Perlahan".
Dalam menghadapi apapun dalam membuat keputusan. Itu yang diajarkannya.
Tidak perlu terburu-buru akan sesuatu untuk mencapainya.
Tidak semua orang di dalam garis yang sama dengan yang lainnya.
Tidak juga di antara dari mereka yang
mempunyai kemampuan yang sama antara satu dengan yang lainnya, di dalam perjalanannya.
Kata perlahan itu di ukir dalam hati setiap dari mereka. Para murid yang dibinanya kala itu, para keturunan sebelum atau sesudahnya para raja-raja itu.
Karena melakukan sesuatu dengan
terburu-buru menjadikanmu lupa akan satu hal. Yaitu kemampuanmu sendiri.
Menjadikan satu dan lainnya berakibat buruk.
Dahulu kala master dari masternya itu di dalam setiap pengajarannya yang selalu dia katakan adalah perlahan saja untuk mencapai tingkatan yang dapat di tampung oleh dirimu sendiri.
Tidak usah memikirkan langkah yang di tapaki oleh orang lain dalam perjalanannya, tidak semua dari mereka itu sesuai dengan dirimu.
Meskipun mereka mencapai tingkatannya dengan cepat ataupun lambat.
Pada akhirnya dirimu sendiri juga akan mencapainya suatu saat.
Yang di dalamnya master dari masternya itu menyelipkan kata jika ada orang yang lebih baik darimu akan sesuatu, tidak perlu membuat dirimu terburu-buru karenanya.
Yang harus kamu lakukan adalah menghormati orang yang lebih baik darimu, dan mempelajari mengapa orang itu lebih baik darimu.
Dengan melihat apa yang selalu dikerjakan oleh orang itu.
Di setiap latihanku untuk persiapan perayaan akhir semester ini.
Dan lagi, teringat akan cerita-cerita yang dahulu kala disampaikan oleh para pengelana itu ataupun master dari masternya itu.
Dan lagi, yang selalu teringat adalah kata terburu-buru itu. Dimanapun aku berada sekarang.
Berlatih sebelum perlombaan yang akan datang, untuk mempersiapkannya.
Aku latihan dengan perlahan sesuai kemampuanku.
Bangun di antara pagi untuk berlari, untuk melatih stamina dan pengendalian otot tubuh.
Selanjutnya berlatih beberapa ayunan pedang, untuk melatih ketangkasan.
Kemudian melanjutkan mengerjakan persoalan-persoalan dalam kelas yang diberikan oleh master/ahli itu.
Sepulangnya dari sana aku berlatih beberapa pukulan tangan kosong.
Dan terus mengulangi keseharian itu sampai perlombaan. Untukku sendiri ini menyenangkan, jika di bandingkan dengan menjawab semua persoalan-persoalan yang seperti membangun perekonomian di kota yang lusuh tanpa orang berbakat itu. Dan beberapa persoalan yang rumitnya sudah seperti perang antar kerajaan itu.
Untukku sendiri keseharian baru ini sudah seperti penyegaran liburan rasanya.
Terkadang jika aku merasa lelah setelah latihan aku terbaring di atas rumput-rumput ini yang di sekitarnya bertiup angin dari sela-sela pepohonan. Begitu segar dan sejuk. Dengan sesekali aroma bunga tercium terbawa oleh angin yang bertiup itu.
Hari-hari penyegaran yang menyenangkan kurasa. Setelahnya di kelas itu tidak banyak persoalan-persoalan yang diberikan oleh master/ahli itu dan beberapa jadwal kelas telah kosong untuk mempersiapkan berbagai acara perayaan itu.