Jalan Menuju Pembalasan

Jalan Menuju Pembalasan

1

Di ruang tamu megah kediaman keluarga Estelle kehadiran keluarga Magnusson membuat Tuan George Estelle dan istrinya berdebar dengan kegembiraan tersembunyi Frederick Magnusson seorang taipan kaya raya dari negara A, memegang kendali di hampir semua sektor ekonomi bersama istrinya, Evelyn pasangan ini adalah simbol kekuatan dan kesuksesan, membuat mereka diinginkan oleh banyak keluarga terhormat.

George berbisik kepada istrinya dengan penuh antusias "panggil Arabelle suruh dia berdandan secantik mungkin ini kesempatan emas untuk menjalin ikatan keluarga".

Istrinya tersenyum bangga dan bergegas menaiki tangga memanggil arabelle yang dianggap sebagai putri yang paling berharga tak lama kemudian, arabelle turun dengan gaun berwarna merah muda lembut dan riasan sempurna tampak cantik sesuai ekspektasi ayahnya.

Saat arabelle memperkenalkan diri Evelyn sedikit mengernyit meskipun tetap tersenyum ramah.

"Aku senang bertemu denganmu arabelle" kata Evelyn lembut menjaga kesan pertama.

"Terima kasih nyonya Evelyn," jawab arabelle dengan senyum lemah lembut yang dia pelajari selama bertahun-tahun George dan istrinya tampak puas tetapi Evelyn tetap tampak tidak sepenuhnya tertarik.

Ketenangan malam itu mendadak terpecah ketika suara pintu terdengar terbuka semua orang di ruang tamu menoleh dan terlihat sosok Elara yang baru pulang dari rumah sakit dia tidak memakai riasan dan mengenakan pakaian sederhana namun kecantikannya yang alami langsung mencuri perhatian Evelyn bahkan melebihi arabelle yang sudah berdandan sempurna.

Evelyn tak dapat menutupi rasa kagumnya dia menoleh kepada suaminya dengan mata berbinar dan berbisik “Itu dia Elara yang selama ini kucari.”

Frederick pun mengangguk setuju dan tanpa sadar senyum merekah di wajahnya evelyn segera menyapa dengan antusias.

"Apakah ini putri kedua kalian elara ?? sayang kau baru pulang ya?" Evelyn bertanya ramah.

Elara yang tadinya ingin langsung melewati mereka terpaksa berhenti dan menatap Evelyn dengan ragu Biasanya tamu keluarga akan mengabaikan atau memandang rendah dirinya tapi kali ini berbeda.

"Iya.. Nyonya ..maaf mengganggu" jawab Elara dengan sopan, melirik ayah dan ibunya yang tampak tidak senang melihatnya menarik perhatian keluarga Magnusson.

Ibu Elara buru-buru melangkah mendekat dan menarik tangan Elara menyuruhnya duduk di samping ayahnya.

"Elara..duduk di sini dan bersikap sopan jangan membuat masalah" perintah ibunya dengan tegas sambil melirik Evelyn dengan tatapan tidak nyaman.

Evelyn tersenyum, mengabaikan ketegangan itu. "Elara... apakah kamu baru pulang dari universitas?"

Elara sempat tertegun tak menyangka Evelyn tampak begitu tertarik padanya dia mengangguk perlahan "Iya nyonya baru selesai beberapa urusan".

"Bagus sekali " Evelyn menanggapi tampak benar-benar tertarik "Aku senang mendengar itu orang muda yang berdedikasi seperti kamu adalah hal yang sangat langka".

Arabelle dan kedua orang tuanya mulai tampak resah terutama ketika mereka menyadari perhatian Evelyn sepenuhnya tertuju pada Elara, bukan arabelle dalam usaha mengalihkan perhatian ibu Elara berdehem pelan dan berkata dengan senyum palsu.

"Ah..tapi sayang sekali Elara ini masih sibuk kuliah.. Evelyn belum pantas untuk menjadi seorang istri Mungkin Arabelle yang lebih cocok untuk itu."

Evelyn menatap ibu Elara sejenak dengan tatapan tajam namun tetap tersenyum "Oh.. kami sudah memikirkan ini matang-matang kami datang bukan untuk melihat yang lain selain Elara".

George terbatuk kecil dan tertawa canggung "nyonya Evelyn bukankah Arabelle adalah anak kami yang paling berprestasi dan selalu kami banggakan nyonya tidak akan kecewa menjadikan arabelle sebagai menantu kalian di banding elara ? "

Frederick yang akhirnya ikut bicara menatap George dan menjawab "tuan george kami ingin yang terbaik untuk putra kami yang saat ini membutuhkan perawatan khusus kami mendengar hal baik tentang elara dan merasa dia tepat untuk mendampingi putra kami yang baru saja mengalami kecelakaan".

"Aa..apa?!" Suara arabelle terdengar kaget wajahnya yang biasanya tenang berubah seketika "Maksud Tuan Frederick putra pertama yang..."

"Ya... " jawab Evelyn tegas putra pertama kami Alistair membutuhkan seseorang yang bisa menjaga dan mendukungnya dalam kondisinya yang sekarang".

George dan istrinya juga arabelle tampak lega bahkan senang setelah mendengar kata lumpuh mereka bertukar pandang seolah merasa beruntung Elara lah yang diminta bukan arabelle.

Namun evelyn tidak membiarkan itu terjadi begitu saja dia menoleh ke Elara dan berkata lembut "Elara.. kamu tidak keberatan bukan sayang?".

Elara menatap Evelyn dengan ragu tetapi ada rasa simpati ketika mendengar keadaan Alistair meski dia tidak tahu apa yang diharapkan dari pernikahan itu hatinya merasa tertarik pada keluarga yang terlihat hangat ini.

"Aku... akan melakukan yang terbaik nyonya" jawab Elara akhirnya meskipun tanpa disadari ada keyakinan dalam suaranya.

Sementara george, istrinya dan arabelle saling berpandangan dengan ekspresi penuh ketidakrelaan mereka tak pernah membayangkan Elara akan diterima dengan begitu baik oleh keluarga sekelas Magnusson.

"Jadi...kapan kita akan merayakan pernikahan ini?" tanya miranda suaranya mengandung rasa ingin tau dan antisipasi.

Evelyn tersenyum lebar, "Kami berencana menggelar pernikahan dalam waktu satu bulan keluarga Magnusson akan menyiapkan segalanya jadi kalian tidak perlu khawatir tentang itu".

George menanggapi dengan wajah penuh semangat "itu terdengar luar biasa kami sangat berterima kasih atas semua bantuan dari keluarga Magnusson".

Evelyn melanjutkan "dan jangan khawatir elara akan tetap berkuliah biaya pendidikannya akan ditanggung sepenuhnya oleh keluarga Magnusson setelah dia bergabung dengan keluarga kami kami ingin memastikan bahwa dia tidak kehilangan kesempatan itu".

Melihat Elara yang duduk di sudut dengan wajah datar, Evelyn menambahkan "kami berharap kalian bisa menjaga Elara sampai hari pernikahan".

Setelah beberapa saat evelyn dan Frederick berpamitan dan kehangatan pertemuan itu segera sirna begitu mereka pergi miranda memutar tubuhnya wajahnya berubah menjadi serius.

"Elara..." seru Miranda dengan nada marah "Apa yang kau lakukan? Kenapa kamu berusaha untuk menarik perhatian keluarga Magnusson?".

Elara mengangkat alisnya, menanggapi "aku tidak ingin menarik perhatian siapa pun ini semua terjadi terlalu cepat".

Belum sempat elara menyelesaikan kalimatnya, arabelle yang sudah merasa terancam oleh perhatian keluarga Magnusson mengangkat tangannya seolah ingin menampar elara namun george cepat-cepat mencegahnya.

"arabelle, jangan !!" serunya "ingat ucapan nyonya evelyn Kita harus menjaga elara"

Dengan marah george memandang elara "kau pergi ke mana saja jam segini baru pulang ? Datang tiba-tiba malah mencuri perhatian mereka ".

Elara merasa tertekan, menggelengkan kepalanya "apa maksudnya ayah.. kau menuduhku ?"

George tidak sabar lagi "Masuk ke kamar sekarang!" teriaknya suaranya menggema di seluruh ruang tamu.

Elara menatap ayahnya dengan penuh kekecewaan "Ini tidak adil... Kenapa aku yang selalu disalahkan?"

"Karena kau selalu membuat masalah !!" George menjawab dengan tegas "naik ke atas dan tenangkan dirimu".

Elara akhirnya pergi langkahnya terasa berat saat menaiki tangga tidak peduli pada ketiganya yang masih berada di ruang tamu hatinya terasa penuh kemarahan dan kebencian.

Setelah Elara pergi Arabelle mulai merengek "ayah... kenapa aku harus bersaing dengan elara ? dia tidak pantas mendapatkan semua perhatian itu".

George berusaha menenangkan putri kesayangannya menjawab dengan lembut "dengarkan, arabelle kita harus merencanakan sesuatu kita bisa membuat agar kau menarik perhatian putra kedua keluarga Magnusson, Sebastian.

Mendengar nama itu wajah Arabelle langsung bersinar. "Sebastian? Yaa.. dia pria yang tampan dan... normal tidak seperti Alistair yang lumpuh".

"Betul ... "kata Miranda, ikut menambahkan "kita bisa membuat rencana untuk mendekatinya siapa tau jika kau bisa membuat kesan yang baik dan merebut hati sebastian kau bisa mencuci otaknya untuk bersaing dengan kakak nya dan kekayaan keluarga Magnusson mungkin akan jatuh ke tanganmu".

Arabelle tersenyum berfantasi tentang masa depannya "aku bisa bayangkan hidupku menjadi nyonya Magnusson mungkin aku bisa lebih berkuasa dibandingkan elara".

Dia lalu menambahkan, "meskipun aku sedikit tidak rela melihat elara menjadi menantu keluarga kaya raya aku tau kita akan mendapatkan posisi yang lebih baik di keluarga Magnusson".

George mengangguk merasa puas dengan rencana tersebut "baiklah, kita akan mulai merencanakan strategi kita aku tidak ingin melihatmu murung seperti ini lagi"

Dengan semangat baru arabelle mulai merancang langkah-langkah untuk merebut perhatian sebastian, berharap kekayaan dan kekuasaan keluarga Magnusson akan jatuh ke tangannya bukan ke tangan alistair dan elara sementara itu di kamarnya elara terjebak dalam pikirannya merindukan kebebasan yang selalu dia impikan sambil menyimpan rencana balas dendam yang perlahan-lahan mulai muncul di benaknya.

Terpopuler

Comments

safea

safea

halo kak, ceritanya menarik sekali dan juga bagus! aku punya sedikit saran, tolong tanda bacanya lebih diperhatikan lagi ya ke depannya. semangat terus kaak!

2024-10-31

1

Suci ♥️

Suci ♥️

halo kak , aku mampir nih ♥️

2024-11-10

0

Taurus girls

Taurus girls

aku mmpr

2024-11-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!