Dia adalah Zaidul Akbar, pemuda yang ingin berdiri tinggi diatas puncak dunia, Mungkinkah dia bisa mewujudkannya dengan dukungan yang diberikan oleh sistem.
Ikuti keseruan nya, jangan lupa Like dan dukungan, serta berkomentar lah yang baik. untuk membangun karya yang baik...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jajajuba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masuk Kuliah
Melihat Zai dari balik tirai dinding. Dia merasa kasian dengan orang yang Bisa di anggap nya bos itu karna memiliki saham lima puluh persen di tempat nya bekerja. Dia ingin membawa Zai masuk. Tapi dia takut akan gosip yang memanaskan telinga nanti nya. karna masih ada ART yang menjaga anak nya.
Setelah memasuki kamar nya. Juli sambil menidur kan anak nya yang berumur lima tahun masih terbayang akan sentuhan nya kepada Zai. Pemuda yang mulai menggelitik hati nya. Dia merasa malu sendiri mengingat nya. Tapi keinginan biologis nya kadang tak terkendali. Meski selama ini dia masih bisa menahan untuk tidak berhubungan dengan lelaki lain....
"Apa kau tau. Teriakan Nona Aisya begitu menggema di kamar nya Bos.. itu sangat- sangat ah.. sulit di jelaskan" ucap Taufik
"Dari mana kau tau Fik?" Tanya Rahman sambil masih memainkan FF "Apa jangan-jangan kau menguping bos ya. Ku laporin nanti kau biar tau rasa" ucap rahman bercanda. Karna orang ini sudah mengganggu nya bermain.
"Jangan lah Man, Aku kan tidak sengaja mendengar mereka bermain dokter- dokteran, Dan main suntik- suntikan.." ucap nya mengelak
"Yaa sudah... Jangan di bahas lagi, Nanti kalau di dengar bos, Bisa jadi kau langsung kreeeeek.."
Melihat kode tangan di leher yang di tunjuk kan oleh Rahman. Taufik langsung ciut nyali nya. Maski pun dia pernah berlatih bela diri waktu latihan sebelum kelulusan jadi satpam. Namun untuk menghadapi orang yang berkuasa. Tak bisa hanya mengandalkan bela diri.
Aisya kembali memasang pakaian nya dan meninggalkan Zai yang kelelahan di atas ranjang setelah olah raga malam.
Dia menguatkan langkah nya untuk kembali kerumah. Karna dia juga takut ketahuan ayah nya. Bisa gempar satu komplek nanti nya..
Dengan langkah gontai karna masih merasakan nyeri di pangkal paha. Aisya kembali kerumah nya. Karna jarak yang tidak jauh membuat nya sampai dengan cepat. Aisya langsung masuk kekamar nya dan melompat ke kasur. Dia tersenyum akan kenakalan nya sendiri.
Sedangkan Rahman dan Taufik hanya tersenyum kecut setelah melihat Jalan Aisya yang terlihat sulit.
"Coba tanya Bos nanti. Dia pakai jamu apa?" Ucap Rahman menyuruh Taufik, dan Taufik langsung memukul bahu Rahman.
"Kau pikir aku gila berani bertanya masalah itu" sahut nya dongkol kepada Rahman yang memiliki ide buruk
"Aku tidak memaksa. Aku hanya memberi mu ide saja. Kau kan tidak bisa tahan lama jika menjablai biasa nya" ucap Rahman mengejek TauFik, dan Taufik sendiri langsung berdiri dan menjauh dari Rahman.
"Hei, jangan merengut lah" ucap Rahman sambil terkekeh......
Mentari kembali menyinari bumi. Dan mengintip di antara dinding yang terbuka sedikit.
Zai bangun dengan tubuh yang semakin segar. "Aku merasa kekuatan ku bertambah, apakah karna teknik Naga melahap matahari?" Lalu dia bangkit dan berlatih, melatih gerakan teknik Naga Melahap Matahari sambil mengaliri tangan nya dengan sedikit energi. Dia menemukan di ujung kepalan tangan nya. Terlihat riak gelombang yang bisa menghancurkan.
Setelah nya dia mandi dan berganti pakaian. Dia harus ke Sky Paviliun lebih dulu sebelum ke kampus..
Pukul 08:09 Zai bersiap berangkat namun di depan rumah Pak Rahman terlihat membawa dua orang wanita.
"Bos, ini dua orang yang Bos minta"
"Emmm... masuk lah dulu, kita bicarakan di dalam saja.. Pak Rahaman juga ikut kedalam, agar lebih enak" ucap Zai lalu mereka masuk bersama dan duduk di sofa ruang tamu.
"Jadi sebelum nya ibu dan ibu pernah bekerja dimana?" Tanya nya kepada dua orang wanita itu.
"Nama saya Diah Pak, saya sudah dua tahun tidak bekerja menjadi ART karna saya lagi membesar kan anak saya yang umur nya sudah dua tahun" sahut Diah jujur
Zai mengalihkan pandangan nya ke sebelah.
"Saya Yenny pak Bos, kemarin saya bekerja di rumah orang China, tapi rumah nya agak jauh dari rumah saya. Dan saya harus nginap disana. Jadi saya cari kerja yang lebih dekat, dan kebetulan pak Rahman ini, istri nya itu teman saya pak Bos dia cerita kata nya bos dari suami nya cari ART baru, jadi saya minta bantuan dengan Pak Rahman. Dan kita ketemu. Iyakan pak Rahman?" Yenni minta dukungan dengan Rahman.
"Benar pak...!" Sahut Rahman mendukung nya.
Zai terlihat berpikir. Padahal dia sedang melihat layar biru yang ada di hadapan nya, dia sedang menganalisa dua wanita itu, setelah tidak mendapati ada nya hal yang buruk, Zai langsung memutuskan untuk mempekerjakan mereka berdua.
"Berapa gaji kalian di tempat terdahulu. Biar ku bayar di awal dan besok silahkan langsung bekerja di rumah ini" tanya Zai dan langsung bersiap mentrasfer Uang.
Setelah mengatasi masakah gaji. Mereka bertiga keluar dari rumah. Dan Zai melihat Jam di ponsel nya, sudah pukul 09:20.
Dia pun mencari nomor Aisya. Lalu memanggil nya. Setelah terdengar dering dua kali terdengar suara di seberang sana.
"Bagaimana keadaan mu Ai? Apakah masih sakit.?"
"Iya nih, masih perih Zai meski pun untuk yang kedua kali nya. Tapi tetap saja jika yang sebesar itu masuk. Akan sakit Huh" Aisya terdengar menghela nafas nya.
"Jadi bisa kah kau pergi ke kampus?"
"Seperti nya tidak untuk hari ini Zai. Aku harus istirahat yang banyak" nada nya pun terdengar sedih.
"Baik lah.... nanti aku cari kan obat ampuh untuk mu.! Dadah." Hibur Zai lalu menutup sambungan telpon nya.
Zai berangkat menggunakan mobil nya, Dengan raungan bahagia di jalan dia meluncur bagai anak panah yang di lesat kan, Begitu kencang.
Parkiran Fakultas Lambung Mangkurat. Zai turun dari mobil nya lalu berjalan ke arah kelas nya. "Seperti nya aku terlambat" batin nya tapi dia terus berjalan dan mengetuk pintu.
Setelah ketukan tiga kali pintu terbuka.
"Apa kah kau mahasiswa baru?" Tanya sosok itu dengan lembut. Dia bukan wanita tapi laki-laki namun terlihat setengah waras 😁😁
"Iyaa Pak Dosen..."
Semua orang tertawa sambil menutup mulut mendengar mahasiswa baru itu berkata Pak.
"Panggil aku Sis Maya bukan Pak.!" Sahut nya lembut sambil memegang bahu Zai. tapi itu hanya sebentar. "Karna kau mahasiswa baru disini aku memaklumi nya. Tapi jika kita bertemu di luaran sana dan kau tidak memanggil ku dengan nama Sis Maya, akan ku pecah kan telur mu" tidak ada lagi suara lembut nya. Yang terdengar suara serak preman yang mengancam sambil menekan bahu kiri Zai.
"Maaf Sis Maya.." Zai tersenyum membuat pesona bagi kaum hawa disana.
"Jangan tebar pesona, kenalkan dirimu. Dan cari tempat duduk yang kosong.." ucap nya lalu Sis Maya berbalik ke tempat nya..