Alea baru mengetahui dirinya hamil saat suaminya telah pergi meninggalkannya. Hal itu di sebabkan karena sang suami yang kecewa terhadap sikapnya yang tak pernah bisa menghargai sang suami.
Beberapa bulan kemudian, mereka kembali bertemu. Suami Alea kini menjadi seorang CEO tampan dan sukses, suaminya secara tiba-tiba menemuinya dan akan mengambil anak yang baru saja dia lahirkan semalam.
"Kau telah menyembunyikan kehamilanmu, dan sekarang aku datang kembali untuk mengambil hak asuh anakku darimu,"
"Jangan hiks ... aku ... aku akan melakukan apapun, tapi jangan ambil putriku!"
Bagaimana selanjutnya? apakah Ady yang merupakan suami dari Alea akan mengembalikan putrinya pada ibu kandungnya? ataukah Ady akan mengambil putri Alea yang baru saja dia lahirkan semalam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32: Gehna
Arga berjalan menelusuri lorong rumah sakit, setelah di kabarkan bahwa adiknya telah masuk rumah sakit Arga pun langsung berangkat menuju rumah sakit.
"Arga," seru seorang wanita dan memeluk putra pertamanya itu.
Arga memeluk sang ibu, dia merasakan jika sang ibu menangis di dadanya. Netranya melihat sang ayah yang duduk dengan pandangan kosong.
"Adikmu Arga hiks ... adikmu hiks,"
Arga melepaskan pelukan sang ibu, dan menatapnya dengan penuh khawatir.
"Gehna kenapa mom?" tanya Arga, dia tak dapat menyembunyikan wajah khawatirnya di hadapan sang ibu.
"Adikmu hiks ... adikmu koma Arga, dia meminum racun hiks ... Mommy gak tau hiks," isak sang mommy.
Tiara Andini merupakan ibu dari Arga, wanita itu sangat terpukul saat mengetahui jika putrinya terbaring tak berdaya di rumah sakit dan di nyatakan koma.
"Dad, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Arga sambil berjalan menghampiri sang daddy.
"Daddy gak tahu pasti, tapi adikmu keracunan. Dokter masih mencari tahu racun apa yang ada di tubuh adikmu," ujar daddy Arga yang bernama Adelard Xander.
Arga tak tahu apa yang terjadi pada adiknya, dia bahkan tidak tahu adiknya kemana. Hubungan dia dan adiknya tak dekat seperti yang lain, mereka berbicara hanya sekedarnya saja karena kesibukan masing-masing. Terlebih Gehna selalu bermain bersama temannya.
"Tunggu mom, Hana? dimana Hana? biasanya Gehna selalu pergi bareng hana bukan? dia pasti tau apa yang terjadi pada Gehna?" tanya Arga pada sang mommy.
"Tadi Hana kesini, dia cerita kalau tiba-tiba saja Gehna mengalami kejang. Mommy hiks ...,"
Tiara tak sanggup lagi mengeluarkan kata, dia menduduki dirinya di sebelah sang suami. Adelard pun langsung memeluk istrinya guna menenangkannya, kejadian ini membuat Gehna sangat terpukul.
"Aku akan melanjutkan kasus ini ke pihak kepolisian," ujar Arga dan beranjak dari hadapan orang tuanya.
Adelard tak menahan putranya, apa yang terjadi pada putrinya adalah suatu kejahatan. Pasti ada dalang di balik ini semua, Adelard yakin hal itu.
Dertt!
Dertt!
"Sebentar mom," ujar Adelard dan melepaskan pelukan sang istri.
Adelard mengambil ponselnya yang berada di saku jas, dia melihat layar ponselnya yang terdapat nama Ady.
"Ady menelpon," ujar Adelard.
Adelard mengangkat panggilan itu, karena tidak biasanya Ady menelpon dirinya. Dia curiga terjadi sesuatu, untuk itu dia mengangkatnya.
"Halo Ady," ujar Adelard.
"Paman, bagaimana keadaan Gehna? apa dia baik-baik saja?" tanya Ady dari sebrang sana.
Adelard menghela nafasnya sebentar, ternyata berita itu sudah menyebar hingga Ady yang jarang tahu informasi pun mengetahuinya.
"Dia di nyatakan koma," ujar Adelard.
"Koma? apa yang terjadi dengan dirinya paman?" heran Ady yang terkejut mendengar jika Gehna koma.
Adelard pun menceritakan apa yang terjadi pada putrinya, terdengar Ady berbisik dengan yang lain dan Adelard tak tahu apa yang mereka bahas.
"Minta Arga untuk menghubungi detektif Jhon dan pengacara Li, sepertinya kasus ini kesengajaan seseorang paman," ujar Ady.
"Apa maksudmu?" tanya Adelard ketika mengerti jika ada hal yang Ady tahu.
"Aku harus memastikan jika nyawa yang lain juga tidak terancam, hubungi aku jika kau memperpanjang kasus ini hingga tahap hukum,"
Setelah mengatakan itu, Ady langsung mematikan sambungan telepon mereka. Adelard mencoba menghubungi Ady kembali, tetapi hanya suara operator yang terdengar.
"Apa maksudnya?" gumam Adelard.
***
"Tuan Arga, kami telah mengamankan gelas yang nona Gehna pakai dan juga beberapa barang mencurigakan lainnya. Kami akan segera melakukan pemeriksaan dengan barang itu," ujar salah satu polisi yang berada di samping Arga.
Arga membuka kaca mata hitamnya, dia menatap ke penjuru Resto. Berhubung Resto telah di tutup karena kasus ini, Arga pun dengan mudah mengamatinya tanpa ada orang yang mengganggu.
"Periksa para pegawai dan juga CCTV, aku mau lihat CCTV itu sekarang," titah Arga.
"Baik tuan, mari ikuti saya," ujar manager Resto.
Arga mengikuti manager itu hingga ke ruangan CCTV, tampak seorang pria tengah mencari rekaman CCTV saat makan siang tadi.
"Jam 12.23, nona Gehna datang bersama teman wanitanya. Tetapi teman wanitanya lebih dulu memesankan untuk nona Gehna dan kembali setelah 20 menit berlalu," ujar penjaga CCTV.
Netra Arga tak sengaja melihat Ady dan Alea,, dia pun meminta penjaga CCTV untuk memutar ulang rekaman.
"Kembalikan di 3 menit sebelumnya," titah Arga.
Mata Arga menajam, dia melihat Alea yang pergi ke kamar mandi dan meninggalkan Ady yang sedang meeting.
"Alea dan Ady disana, mereka pasti tau kejadian itu," gumam Arga.
Netranya kembali melihat sahabat dari adiknya yang juga tengah ke kamar mandi.
"Kirimkan salinan CCTV itu, kami akan memprosesnya," titah kepala polisi.
Arga keluar dari ruangan CCTV, tujuannya kini adalah rumah Ady. Dia yakin sekali jika Ady pasti tahu kejadian itu, bisa saja Ady menjadi saksi untuk menemukan pelaku.
Singkat waktu, Arga telah sampai di kediaman Dominic. Dia berjalan masuk dan tak sengaja bertemu dengan Razka.
"Bang Arga? tumben kemari," ujar Razka.
"Hm, abangmu ada?" tanya Arga.
"Ada tuh lagi jagain Ara, masuk aja," ujar Razka dan keluar dari rumah. Sekarang sudah sore dan jadwal Razka bermain sepeda miliknya.
Arga berjalan masuk, tujuannya adalah ruang keluarga. Terlihat Ady tengah tiduran di karpet berbulu dengan Ara yang tengkurep di dadanya.
"Ady," panggil Arga.
Ady terkejut, dia mengalihkan pandangannya televisi ke wajah Arga. Dia berdecak sebal karena melihat Arga yang mengganggu waktu santainya.
"Ngapain kesini? kurang kerjaan?" sinis Ady.
"Saya ingin bertanya tentang sesuatu," pinta Arga.
Ady hanya kembali fokus ke tayangan yang di siarkan, sedangkan Arga menduduki dirinya di sebelah Ady.
"Tadi kau ke Resto XX?" tanya Arga yang mana membuat atensi Ady teralihkan.
"Kok tau?" heran Ady.
"Kau pasti tau apa yang terjadi hari ini, Gehna ... dia di nyatakan koma dan aku harus mencari tahu tentang siapa yang menyakitinya dan berniat hampir membunuhnya," ujar Arga.
Ady bukanlah orang yang berteman dengan Arga, mereka selalu ribut entah karena masalah apa. Arga yang selaku memanas-manasi Ady, dan Ady yang emosian.
"Aku tidak tahu, saat aku selesai meeting ... aku pergi menjemput istriku. Namun, tiba-tiba saja ada remaja wanita kejang-kejang dan terjatuh dengan mulut berbusa. Di sebelahnya terlihat temannya yang tampak berteriak histeris," terang Ady.
"Hanya itu?" tanya Arga.
Ady mengangguk, dia belum yakin jika kartu tanda pengenal yang ada di tangan Alea adalah milik pelaku. Bisa saja orang yang berbeda tetapi membawa KTP sahabat Gehna, itulah pikiran Ady. Alea juga harus menemui langsung orang yang berbicara saat di toilet, dia adalah saksi yang mendengar percakapan tersebut.
"Yah, aku hanya ingin memberimu satu hal yang harus kamu waspadai. Terkadang kita tidak perlu mencari yang jauh, cukup dari yang terdekat," ujar Ady dan bangkit berdiri sambil memegangi tubuh kecil Ara.
Tampaknya Arga mencerna apa yang Ady ucapkan, Ady tahu itu karena terbukti dari ekspresi wajah Arga.
"Ini jamnya Ara meminum susu, aku akan membawanya pada istriku. Jika kau pulang, titip salamku pada orang tuamu," ujar Ady dan meninggalkan Arga yang masih terdiam dengan pikirannya.