cintanya yang terhalang restu dari wanita yang membesarkannya sedari kecil membuatnya harus melepaskan gadis yang teramat di cintai
Haikal Pramana seorang lelaki yang begitu penurut juga menyayangi ibunya harus bergelut dengan pilihan antara ibunya dan Maira
masa lalu Rima membuatnya lebih mementingkan egonya dari pada hatinya
Haikal dan Maira mencoba mempertahankan juga mendapatkan restu dari Rima
tapi Rima pun menghadirkan Diana di antara mereka
siapakah yang akan di pilih Haikal nantinya
cintanya ataukah menuruti kemauan ibunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon melukismimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tolong... tolong
"bagaimana hubungan mu dengan Haikal, Maira?" tanya Hesti saat Maira tengah bersiap untuk berangkat bekerja
"bukan kah sudah ku bilang waktu itu bu, kami sudah putus" jawabnya singkat
"apa tidak ada harapan lagi dengan hubungan kalian Mai?" tanya Hesti seraya menatap wajah Maira yang kini di rundung mendung kesedihan akibat pertanyaan nya
"aku berangkat dulu Bu" tanpa menjawab pertanyaan ibu nya segera Maira berlalu untuk berangkat bekerja karena semua tentang Haikal masih terasa membekas dalam hati nya
Maira masih menyimpan harapan akan hubungan nya dengan Haikal akan kembali seperti dulu bahkan dalam hati nya masih mempertanyakan mengapa Haikal bisa mengakhiri hubungan mereka secara sepihak
Sementara itu pagi ini Rima merasa begitu terharu melihat Diana yang begitu telaten merawat ibu nya yang mengalami stroke di sebagian tubuhnya
"Bu Rima, apa ibu sudah dari tadi" tanya Diana saat melihat Rima sudah berada di depan pintu kamar tempat ibu nya beristirahat
"bagaimana dengan ibu mu Diana? Lalu bagaimana dengan rumah nya apa kamu nyaman di sini?"
"Alhamdulillah Bu, terimakasih ya Bu atas semua pertolongan nya kalau tidak ada bu Rima saya tidak tahu akan tinggal di mana kami" ucap Diana tulus dan Rima pun hanya membalas dengan senyuman
Hari ini Diana ijin untuk libur bekerja agar bisa membersihkan rumah yang kini di tempati nya tentu Rima tidak keberatan dengan itu
Haikal sudah berangkat ke kedai lebih awal hari ini dengan alasan jika ada beberapa stok bahan yang harus di beli nya pagi ini padahal sebenarnya dia bukan ke kedai melainkan sedang menunggu Maira untuk berangkat bekerja. Haikal menunggu Maira di sekitar jalan biasanya Maira lewat dan saat Maira lewat dia hanya berani memandang dari jauh tanpa berani mendekat atau menegur nya.
Rasa tidak rela akan keputusan nya masih di rasanya tapi untuk kembali melanjutkan pun dia tak mampu jika harus melukai perasaan Rima
Maira yang hendak menyeberang pun tanpa sengaja melihat mobil Haikal, mobil yang selama hampir dua tahun selalu menjemput nya dan mengantarkan dirinya pulang bekerja
Maira berusaha acuh meski sebenarnya dia pun ingin menemui Haikal, dia terus menyeberang meski pikiranbnya sedang tak fokus sekarang ini hingga sebuah klakson panjang dari mobil yang melintas di jalan raya membuat nya tersentak kaget begitu pun dengan pengguna jalan yang lain
"eh neng kalau mau bunuh diri jangan di sini, nyusahin orang tahu" bentak seorang lelaki yang mengemudikan mobil, dia melongok dari jendela seraya menghardik Maira yang masih kaget karena insiden tersebut
Haikal yang berada di dalam mobil pun sebenarnya ingin keluar menemui Maira tapi keberanian nya hilang seiring bayang bayang kesedihan ibu nya beberapa Minggu lalu yang ia lihat
"kenapa harus kamu Mai yang berada di masa lalu ibuku" gumam nya lirih seraya terus memandang Maira dari kejauhan tak lama setelahnya ia pun segera pergi dari sana setelah memastikan jika Maira dalam keadaan baik baik saja
Sementara itu di rumah Rima kini sedang asyik memasak dengan Diana. Bik Surti yang sedang ijin libur karena sakit pun alhasil membuat Rima harus memasak juga membersihkan rumah nya sendirian sedangkan Diana yang kini tinggal di samping rumah Rima pun tanpa di minta ia ikut membantu Rima meski Rima berkali-kali menolak
"kamu ini Diana jadinya kan kamu harus kerja dua kali hari ini, habis beresin rumah mu sekarang kamu juga bantuin saya beresin rumah ini" omel Rima tapi Diana justru tersenyum mendengar nya
"ini itu gak ada apa apanya ketimbang apa yang udah Bu Rima lakukan untuk saya dan ibu saya" jawabnya "oh ya bu ini udangnya mau di masak apa ya?" tanya nya seusai mencuci udang hasil belanjaan Rima tadi pagi
"itu rencana nya saya mau bikin udang saus mentega menu favorit Haikal"
"oh gitu, ya udah deh Bu Rima biar saya saja yang masak ya kalau ibu gak keberatan" tawar Diana karena dia merasa bisa untuk memasak olahan tersebut
"boleh, saya juga pengen nyicip masakan kamu" akhirnya Diana pun mulai memasak udang tersebut sedangkan Rima pun ikut membantu dengan menyiapkan beberapa buah segar sebagai pencuci mulut
Usai memasak segera Rima menyisihkan untuk di bawa ke kedai sebagai makan siang putranya itu juga dirinya sedangkan Diana kembali ke rumah yang di tempati nya itu juga dengan membawa beberapa potong udang masakan nya yang sengaja di berikan oleh Rima
"bagaimana Kal enak gak masakan nya" tanya Rima saat mereka menikmati makan siang berdua
"enak Bu, emang ibu beli di mana makanan ini kok rasanya seperti masakan restoran" tanya Haikal
"iih kamu Kal ini itu yang masak Diana tadi dia yang bantuin ibu masak juga bersih bersih rumah"
"ooo pintar masak juga ya dia bu.... gimana sekarang keadaan ibunya Bu?" tanyanya saat teringat jika Diana juga merawat ibunya yang sakit
"ya yang ibu lihat sih ibunya keadaan nya lumayan jauh lebih baik daripada kemarin terus ibu juga lihat Diana itu sayang banget sama ibu nya dia juga telaten merawat ibu nya, beruntung sekali jadi ibu nya Diana punya anak yang sangat menyayangi nya" ucap Rima seraya menerawang jauh mengingat bagaimana tadi pagi Diana begitu peduli pada ibunya bahkan terlihat begitu telaten merawat ibunya
Haikal pun segera mendekat pada Rima lalu ia pun menggenggam tangan ibunya itu erat dan menciumnya
"Bu... Haikal juga sayang banget sama ibu, cuma ibu yang Haikal punya saat ini"
"Haikal jujur sama ibu bagaimana hubungan mu dengan gadis itu?" tanya Rima karena sebenarnya dia masih meragukan jika hubungan mereka sudah berakhir
"tidak usah membahas itu Bu sekarang prioritas Haikal cuma ibu jadi tolong jangan bahas Maira lagi"
"ibu sangat berharap kamu benar berhenti berurusan dengan keluarga mereka Haikal, ibu hanya ingin hidup tenang"
🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Saat usai tutup kedai tiba tiba saja mobil Haikal bermasalah karena hari yang sudah malam akhirnya Haikal pun membiarkan mobilnya terparkir di depan kedai dan memilih pulang mengendarai sepeda motor yang memang ia sediakan untuk operasional kedai
Haikal terus melajukan sepeda motornya hingga saat berada di jalan yang lumayan lenggang ia mendengar suara teriakan minta tolong di depan nya
Haikal melambatkan laju kendaraan nya hingga kemudian seorang gadis terlihat tengah berlari di susul di belakang nya dua orang lelaki mengejar nya
"tolong.... tolong.... tolong" teriak nya bahkan kini gadis itu pun sudah berada di depan Haikal yang kini menghentikan sepeda motornya
"mas tolong....." ucap gadis tersebut seraya memegang bahu Haikal
Haikal sejenak terpaku tapi setelahnya dia menatap kedua lelaki itu dengan murka