Viona merasa heran dengan perubahan sikap suaminya yang bernama Bara. Yang awalnya perhatian dan romantis tapi kini dia berubah menjadi dingin dan cuek. Dia juga jarang menyentuhnya dengan alasan capek setelah seharian kerja di kantor. Di tengah- tengah kegundahan dan kegelisahan hatinya, sang adik ipar yang bernama Brian, pemuda tampan yang tampilannya selalu mempesona masuk ke dalam kehidupan viona dan mengisi hari- harinya yang hampa. Akankah hati Viona akan tergoda dengan adik ipar dan menjalin hubungan terlarang sengannya karena merasa diabaikan oleh sang suami....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Kembali diacuhkan
Sudah tiga hari Karin menginap di rumah Viona. Dia selalu berangkat dan pulang pulang kantor bersama Bara. Mereka terlihat sangat akrab saat bersama. Tak ada kecanggungan lagi di antara mereka saat sedang menonton tv ataupun saat makan bersama. Mereka selalu terlibat obrolan seru. Baik obrolan ringan mau pun obrolan tentang pekerjaan di kantor. Tak jarang mereka juga sering melontarkan candaan- candaan receh hingga membuat mereka berdua tertawa lepas.
Sedangkan Viona hanya merasa menjadi nyamuk saja di antara mereka. Karena Viona hanya bisa menyimak dan melihat obrolan ataupun bercandaan mereka berdua. Hanya saja yang Karin sesekali bertanya atau pun mengajak berbicara sebagai basa basi saja karena tidak enak mengacuhkan sang kakak. Sedangkan Bara terlihat cuek saja pada Viona.
Kadang Viona merasa cemburu kenapa suaminya terlihat lebih nyaman ngobrol dengan Karin dibandingkan ngobrol dengannya.
Malam hari pun tiba, Viona merasa ngantuk lalu dia pun tidur. Sedangkan Bara masih sibuk dengan laptopnya sambil duduk di sofa. Tengah malam tiba- tiba Viona terbangun karena ingin buang air kecil. Tetapi dia tidak melihat keberadaan Bara di sampingnya.Di sofa pun tidak ada. Viona mengambil ponsel di atas nakas untuk melihat jam. Ternyata masih jam dua pagi.Viona segera turun dari tempat tidur lalu bergegas masuk ke kamar mandi karena sudah kebelet.
Beberapa menit di kamar mandi dia pun lalu keluar.Viona hendak keluar dari kamar untuk mencari suaminya. Tetapi baru saja dia akan memutar handle pintu tiba- tiba pintu terbuka dari luar. Viona pun kaget.
"Mas Bara..." ucap Viona begitu melihat yang membuka pintu dari luar adalah suaminya.
"Viona..." sahut Bara yang juga terlihat kaget melihat sang istri.
"Kamu mengagetkanku saja..." ucap Bara kesal.
"Aku juga kaget mas. Kamu dari mana sih mas malam- malam begini keluar dari kamar...?" tanya Viona.
"Aku dari dapur , aku haus..." jawab Bara cuek sambil berjalan ke tempat tidur.
"Mas Bara haus...? Tapi itu di atas nakas aku sudah siapkan air...." ucap Viona.
Iya tiap malam Viona memang menyiapkan air minum karena mereka suka merasa haus di tengah malam. Apa lagi setelah mereka melakukan hubungan suami istri. Tenggorokan mereka selalu merasa kering.
"I..iya, tapi aku nggak mau minum air biasa. Aku ingin minum air dingin dari kulkas..." jawab Bara sedikit gugup lalu segera membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Oh..." ucap Viona yang sedikit heren. Karena setahu Viona sang suami tidak suka minum air es. Jangankan di malam hari, siang hari saja dia tidak suka karena dia suka pilek kalau minum yang dingin- dingin.
Viona lalu menutup pintu dan kembali ke tempat tidur. Dia membaringkan tubuhnya di samping sang suami. Kemudian dia memeluk tubuh Bara.
"Mas, kok badan kamu keringetan...?" tanya Viona sambil melepaskan pelukannya.
"Iya, aku gerah makanya kamu jangan dekat- dekat dong, jauhan sana tidurnya...." ucap Bara sambil memiringkan tubuhnya membelakangi Viona.
Viona pun hanya menarik nafas panjang melihat sikap sang suami. Entah kenapa suaminya kembali bersikap dingin dan cuek padanya. Apa dia masih kesal gara- gara kemarin Viona mempermasalahkan dia yang membelikan kalung untuk Karin.Viona pun kembali tidur dengan menggeser tubuhnya sedikit menjauh dari Bara karena dia tidak ingin Bara marah lagi. Tak berapa lama Viona kembali tertidur.
****
Keesokan harinya, seperti biasa Viona sibuk di dapur menyiapkan sarapan bersama bi Yuni. Sementara Bara masih belum keluar dari kamar. Sepertinya dia sedang mandi. Begitu pun dengan Karin, kamarnya masih tertutup rapat. Selama tinggal di rumah Viona, Karin memang tidak pernah bangun pagi. Dia akan keluar dari kamar ketika waktu sarapan tiba dan dia sudah rapi akan berangkat ke kantor.
Viona membawa makanannya ke meja makan dibantu oleh bi Yuni. Tiba- tiba pintu kamar Karin terbuka. Karin pun keluar kamar masih menggunakan handuk kimono dan rambut yang masih basah. Sepertinya dia habis mandi keramas.
"Kak, pinjam pengering rambutnya lagi dong..." ucap Karin.
"Ambil saja di kamar kakak, sekalian bilangin kak Bara untuk segera turun, sarapan sudah siap..." ucap Viona sambil menata makanan di meja.
"Iya kak..." jawab Karin sambil menaiki anak tangga menuju kamar Viona.
Tiba- tiba terdengar bel pintu berbunyi.
"Bibi lanjutkan ini ya, saya mau buka pintu dulu , sepertinya ada tamu..." ucap Viona sambil berjalan menuju ruang tamu.
Viona pun segera membuka pintu. Ternyata yang datang adalah Brian.
"Bri..Brian..." ucap Viona sambil menatap wajah Brian.
Tiba- tiba Viona merasa gugup, dadanya berdebar- debar karena ingatannya kembali ke beberapa hari lalu di saat mereka bercumbu di ruang kerja Brian.
"Kak Bara ada...?" tanya Brian memecahkan lamunan Viona.
"Ehm..i..iya a..ada..." jawab Viona.
"Ma..masuk Brian..." ucap Viona.
Tanpa bicara apapun lagi Brian pun masuk ke dalam ruang tamu. Sikapnya begitu dingin dan cuek terhadap Viona. Viona pun heran dengan sikap Brian yang seolah- olah tidak perduli dengannya. Padahal beberapa hari lalu mereka telah bercumbu dengan mesra. Apa Brian sudah melupakan peristiwa itu begitu saja...? Viona pun menjadi kesal dengan Brian. Padahal dia gugup setengah mati saat kembali bertemu dengannya tapi Brian malah bersikap cuek seolah tidak pernah terjadi apa- apa di antara mereka.
"Ke dalam saja Brian, tunggu kakakmu di ruang tengah, kak Bara masih ada di kamarnya..." ucap Viona.
Brian pun menuruti apa kata Viona, dia berjalan menuju ruang tengah dan duduk di sofa. Sementara Viona kembali ke meja makan untuk menata piring.
Tak lama kemudian Bara keluar dari kamarnya bersama dengan Karin . Bara yang sudah rapi dengan setelan jas menuruni anak tangga diikuti oleh Karin di belakangnya masih menggunakan handuk kimono. Kali ini rambutnya sudah terlihat kering. Tadi Karin mengeringkan rambutnya di kamar Bara.
Melihat sang kakak keluar dari kamar bersama adik iparnya membuat Brian mengerutkan dahi.
"Ah itu dia mas Bara sudah turun..." ucap Viona sambil menoleh ke atas tangga di mana sang suami sedang menuruni anak tangga.
"Mas, ada Brian..." sambung Viona pada Bara.
"Lho Brian..." ucap Bara kemudian menghampiri sang adik.
"Karin, cepat kamu pakai baju, abis itu sarapan..." ucap Viona pada sang adik.
"Iya kak..." sahut Karin lalu masuk ke dalam kamar.
Brian melihat ke arah Karin lalu berganti melihat ke arah Bara. Seolah ingin penjelasan kenapa ada Karin di rumah kakaknya. Bara pun mengerti maksud Brian.
"Beberapa hari ini Karin menginap di sini, mertuaku lagi mengunjungi orang tuanya yang sedang sakit di kota Malang. Karena di rumah sendirian , Viona mengajak adiknya nginep di sini..." ucap Bara. Brian pun hanya mengangguk saja dengan wajah dinginnya.
"Ada apa Brian, pagi- pagi kamu sudah datang ke sini...?" tanya Bara.
"Papah menyuruhku untuk mengecek cabang perusahaan kita yang ada di Tanggerang. Ada sedikit kendala di sana. Jadi aku tidak bisa menghadiri rapat bersama pak Tristan. Ini aku serahkan materi rapat hari ini pada kakak. Nanti kakak yang akan menggantikanku rapat..." jawab Brian sambil memberikan berkas pada sang kakak.
"Habis ini aku langsung berangkat ke tanggerang bersama Angga kak..." lanjut Brian.
"Baiklah..." jawab Bara sambil mengecek berkas tersebut.
"Mas, makanannya sudah siap, ayo kita sarapan. Ajak Brian juga..." ucap Viona menarik pelan tangan sang suami.
"Ayo Brian kita sarapan..." ucap Bara.
"Aku sudah sarapan di rumah kak..." jawab Brian.
"Tapi kalau kopi aku mau..." sambung Brain.
"Baiklah kalau gitu aku bikinkan kopi dulu ya ..'' sahut Viona .
Viona pun bergegas ke dapur membuatkan kopi untuk Brian. Sekitar dua menit secangkir kopi pun sudah jadi kemudian Viona menyuguhkannya ke depan Brian.
"Ini kopinya Brian..." ucap Viona.
"Terima kasih kak..." jawab Brian sekali lagi tanpa menoleh ke Viona.
"Mas, Karin belum keluar juga...?" tanya Viona sambil mengambilkan nasi beserta lauk untuk sang suami.
"Belum..." jawab Bara.
"Ya ampun itu anak lama banget sih dandannya. Sebentar ya mas aku mau panggil Karin dulu..." ucap Viona.
Baru saja Viona mau ke kamar Karin, tiba- tiba pintu terbuka dan keluarlah Karin dengan penampilan yang sangat memukau. Dia terlihat cantik dengan riasan di wajahnya. Karin memakai kemeja lengan panjang dengan dua kancing bagian atas yang dibiarkan terbuka dan membiarkan benda kenyal di depan dadanya menyembul sebagian.
Dan bagian bawahnya dia memakai rok mini yang membuat kedua pahanya terekspos. Tak lupa dia memakai sepatu hak tinggi sehingga kaki nya terlihat sempura bak seorang model . Viona pun hanya menggelengkan kepalanya melihat penampilan sang adik yang menurutnya terlalu seksi. Tapi dia enggan untuk mengomentarinya apa lagi menegurnya untuk berganti pakaian.
Percuma saja, semua baju kerja Karin memang semuanya seksi- seksi. Dan Karin juga tidak akan mau merubah penampilannya walapun sudah pernah diperingati oleh Viona.
"Ayo Karin sarapan dulu.." ucap Viona.
"Iya kak..." jawab Karin sambil berjalan ke meja makan.
"Pagi kak Brian..." sapa Karin.
"Pagi..." jawab Brian sambil menyeruput kopi tanpa menoleh sedikitpun pada Karin.
"Kakak sudah selesai makannya...?" tanya Karin pada Bara.
"Sudah..." jawab Bara.
"Tungguin Karin ya kak..." ucap Karin segera memakan sarapannya.
"Iya Karin santai aja, kakak belum mau jalan kok..." jawab Bara.
"Kamu sih Karin kalau pagi dandannya lama banget...." ucap Viona.
"Iya kak, kan tadi Karin mengeringkan rambut dulu jadi lama deh..." jawab Karin.
"Lagian kamu kenapa sih tiap pagi keramas terus, apa kamu nggak kedinginan...?" tanya Viona.
Mendengar ucapan Viona Karin pun menjadi gugup sampai - sampai tersedak hingga batuk- batuk. Spontan Bara memberikan minumnya pada Karin.
"Pelan- pelan dong kalau makan Karin...'' ucap Bara.
"I..iya kak..." jawab Karin sambil menerima gelas berisi air putih dari Bara lalu meminumnya.
Melihat begitu perhatiannnya Bara pada sang adik ipar, Brian pun menatap dingin pada sang kakak. Viona yang menyadari Brian menatap ke arah Bara pun ikut menoleh ke arah sang suami.
Brian lalu berganti menatap Viona. Sama seperti tadi tatapan Brian begitu dingin tapi begitu lekat ke arah mata Viona. Hingga membuat Viona langsung menunduk karena tidak sanggup terlalu lama bertemu tatap dengan Brian. Dia pasti tidak akan bisa menyembunyikan kegugupannya.
Setelah sarapan Bara dan Karin berangkat ke kantor, sedangkan Brian langsung menuju ke tempat Angga sanga asisten untuk berangkat ke Tanggerang.
Bersambung...