Bercerita tentang kehidupan manusia yang terusik dengan keberadaan iblis, sehingga terbentuk suatu kelompok pembasmi iblis.
Diawal cerita pemimpin kelompok pembasmi iblis berhasil membunuh raja iblis yang sangat kuat tetapi harus mengorbankan nyawanya.
Perseteruan antara iblis dan manusia tidak sampai disitu, terus berlanjut pada keturunan berikutnya. Keturunan inilah yang menjadi akhir dari perseteruan antara iblis dan manusia.
Tokoh utama : 2 anak kembar anak dari pimpinan kelompok pembasmi iblis awal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifki Arifandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#25
“Coba kau ambil bunga itu,” ucap Key menunjuk bunga bewarna merah seperti kantung.
Sky mengambil bunga itu, kemudian memberikannya pada Key. Key melubangi bunga dan menjengking di atas mulutnya. Keluar air dari lubang tersebut, setelah meminumnya Key memberikannya kepada Sky.
“Air itu bisa kita minum, nama bunga itu adalah kantung semar. Jangan ambil air yang ada di bunga ini jika bunganya sudah mekar atau terbuka. Lebih baik kita mengumpulkan air, baru melanjutkan perjalanan,” kata Key, mengambil botol minum.
Sky setuju dan ikut mengambil botol minum, mereka mengumpulkan air dari banyak tetesan air kantung semar. Butuh waktu sedikit lama menunggu botol minumnya penuh karena jumlah bunganya sedikit dan sangat ditemui.
“Kenapa kita tidak boleh meminum air dari kantung semar yang sudah terbuka?” tanya Sky sambil meneguk air.
“Karena bunga kantung semar yang sudah mekar akan memproduksi enzim pencerna, dan mengandung asam yang berbahaya jika kita minum,” jawab Key.
Setelah air dalam botol penuh, mereka melanjutkan perjalanan. Langit mulai gelap, Sky memutuskan untuk beristirahat.
“Kita menginap di sini, besok pagi kita akan melanjutkan perjalanan lagi,” ucap Sky.
“Perutku lapar,” kata Key sambil memegangi perutnya.
“Kamu cari tempat aman untuk kita tidur, aku akan berburu mencari hewan yang bisa kita makan.”
“Oke siap,” jawab Key, mengangkat tangannya hormat dengan Sky.
Sky tersenyum, berjalan ke semak belukar dengan membawa pedang dan panah. Berjalan ke tengah hutan, matanya memantau pergerakan sekitarnya. Belum pergi jauh, Sky sudah menemukan ada semak bergerak.
Hewan yang beraktifitas saat malam hari kebanyakan adalah hewan bertaring, tapi mencoba untuk melihat semak yang bergerak itu dan berharap ada hewan yang bisa di bawanya.
Kagetnya Sky saat melihat ada beberapa anak burung hantu dengan induknya. Induk burung hantu langsung melirik Sky dengan tatapan tajam. Sky diam seperti patung, agar tidak di anggap membahayakan, tujuannya agar induk burung itu tidak menyerangnya. Sky lepas dari tatapan induk burung, ternyata induk burung sedang menyuapi makanan untuk anak-anaknya.
Melihat itu, Sky merasa tidak tega memburu induk burung. Perlahan pergi menjauhi sangkar burung.
“Setahuku, harusnya sangkar itu ada di atas pohon, kenapa ada di semak belukar?” ucap Sky.
Masih memantau sangkar burung menunggu induk burung pergi, tak lama menunggu, induk burung pergi meninggalkan anak-anaknya. Sky mendekat melihat ada beberapa ranting pohon di sekitar sangkar, sangkar itu ternyata terjatuh dari atas pohon. Sky mengambil sangkar beserta anak-anak burung, kemudian memanjat pohon dan menaruhnya di ranting pohon yang kuat.
Rasa laparnya ternyata tidak membuat Sky bernafsu memakan burung-burung itu. Lebih baik mencari hewan buruan lain. Sky melanjutkan perburuannya, setelah lama berjalan menyusuri hutan Sky tidak mendapat hewan yang bisa di makan. Kembali dengan tangan kosong.
“Key! Aku tidak mendapat hewan buruan yang bisa kita makan,” ucap Sky pada Key.
“Tak usah berburu lagi, aku sudah memiliki makanan,” jawab Key.
“Serius? Makanan apa?” tanya Sky terheran-heran.
“Aku lupa, banyak biskuit kering yang ku bawa dari rumah Silfi. Naiklah ke atas kita makan!” teriak Key dari atas pohon.
Sky naik, mereka duduk bersama dan makan biskuit. Sambil makan, Sky bercerita tentang burung hantu yang ia temui tadi.
“Tindakanmu sudah benar Kak, jangan biarkan kelaparan membuat kita gelap mata. Masih banyak cara lain untuk mendapatkan makan, kecuali burung itu adalah satu-satunya makanan yang tersisa di dunia ini baru kita ambil,” kata Key memegang bahu kakaknya.
“Sudah berani mengajari kakakmu ya?” jawab Sky sambil tertawa.
“Bukan mengajari, tapi terkadang aku heran dengan cerita yang ada di catatan ayah, banyak orang gelap mata dan gelap hati karena harta sampa-sampai menghalalkan segala cara mendapatkan kekayaan, bahkan rela menyembah iblis untuk mendapatkan harta, membunuh orang, dan merampas hak orang lain.”
“Tetaplah hidup Key, aku tidak ingin kehilangan adik sepertimu.” Sky tersenyum.
“Siapa juga yang ingin mati!” bentak Key.
“Hahaha… aku sudah kenyang, lebih baik kita beristirahat.”
“Aku juga sudah kenyang, yasudah kita tidur.” Key berbaring wajahnya memandangi bintang.
Malam itu langit dipenuhi bintang yang bersinar terang, cahaya bulan yang menembus bumi membuat langit terlihat sangat indah. Sky sudah terlelap, Key masih belum tidur.
Memikirkan apa yang terjadi dengan dunia ini, seandainya iblis menguasai bumi. Terbesit di pikirannya untuk berlatih, agar bisa membantu kakaknya membasmi iblis sampai ke akar-akarnya dengan begitu manusia akan hidup tenang.
Dengan sangat pelan-pelan Key bangun dan mengambil pedangnya. Turun mencari tempat untuk berlatih. Pedang yang Key pakai adalah pedang yang diberikan oleh Paman Max. Pedang miliknya sendiri masih di pegang oleh Sky dan tak boleh digunakannya. Key membuka bajunya, mulai melatih teknik berpedang dan pernafasan.
Baru sebentar berlatih badannya mulai berkeringat, nafasnya mulai terengah-engah. Sky sama sekali tidak terbangun. Keesokan paginya, Sky bangun menguap lebar sambil meluruskan tangannya. Meraba sebelah, tidak ada adiknya. Panik dan bingung, langsung bangun dari tempatnya.
Turun sambil berteriak, “Key! Dimana kau?!”
Sky berjalan menyusuri hutan, mencari Key. “Dimana kau Key?” ucap Sky, menebas semak belukar yang menghalanginya.
Sampailah Sky di tepi jurang, melihat Key sedang duduk. Sontak Sky memanggil Key, “Key! Sedang apa kau di sana?” teriak Sky.
Sky mendekat, tapi saat lebih dekat Sky merasakan kekuatan yang pernah terbangun dari tubuh Key. Langkah kaki Sky terasa berat dan terhenti, padahal jaraknya masih jauh dengan Key.
“Sadarlah Key!” teriak Sky mencoba bergerak melangkah.
Tiba-tiba Key menoleh ke arah Sky, saat melihat wajah Key, Sky terheran-heran. Rambutnya berubah warna putih keseluruhan, kedua matanya bercahaya putih terang. Tidak ada lagi tanduk, dan mata hitam.
“Tenanglah Kak, aku tidak apa-apa,” ucap Key sambil tersenyum.
Masih bingung Sky hanya terdiam. Key mulai terbangun dari duduknya, mendekat ke arah Sky. Semakin Key mendekat semakin berat tubuh Sky.
Sky berseru, “Berhenti, atau aku akan mati karena energi yang kau keluarkan!”
Langkah Key terhenti, terlihat Key memejamkan matanya. Perlahan kekuatannya menghilang dan menjadi manusia normal.
“Akhirnya aku bisa memiliki kekuatan sepertimu, Kak!” teriak Key tertawa bahagia.
Sky terjatuh, terbaring lemas. Lirih berkata, “Sungguh mengerikan kekuatanmu.” Sky menarik nafas dalam dan membuangnya perlahan.
Key berlari ke arah Sky langsung mengangkat tubuh Sky, berkata, “Kau tidak papa, Kak?”
“Gigi mu gak papa!” kontrol kekuatanmu itu, aku terasa sangat sesak.
“Hahaha, akhirnya aku bisa punya kekuatan! Menjauh lah jika aku mengeluarkan kekuatan. Aku masih belum bisa mengendalikan jarak efek kekuatanku.”
“Bagaimana caramu mengeluarkan kekuatan itu?” tanya Sky.
“Aku tidak bisa mengatakannya.”
Khawatir dengan kekuatan yang ada di tubuh Key, Sky membentak, “Jawab Key!”