Hidup penuh penderitaan sedari kecil, itu sudah makanan sehari-hari Leticia, gadis imut berumur duapuluh tiga tahun.
Karena hutang kedua orang tua angkatnya, Letisia terpaksa dinikahkan pada seorang Ceo arogan, yang kabarnya seorang playboy kelas kakap.
Damian Jhonson, Ceo yang terkenal arogan sangat membenci pernikahan yang tidak diinginkannya.
Dan, terpaksa menikahi Leticia karena desakan Ibunya untuk segera menikah.
Di karenakan usia Damian yang dikatakan tidak muda lagi, tiga puluh enam tahun.
Damian yang tidak mau terikat dengan pernikahan, berencana akan menjadikan Leticia sebagai pembantu dirumahnya.
Dan membuat perjanjian nikah kontrak pada Leticia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31.
Damian masih berdiri memegang gagang pintu.
Dia mencoba untuk setenang mungkin menghadapi Leticia yang masih belum mau menerima ketulusan hatinya.
"Walaupun kau merasa kita tidak mempunyai hubungan yang seharusnya sebagai suami-istri, apakah aku boleh minta tolong padamu, untuk memilih warna dan desain yang cocok untuk kamar utama?" tanya Damian akhirnya mengalah, dia akan pelan-pelan mendekatkan diri pada Leticia
" Maaf!" kata Leticia, "Aku tidak berani Tuan, aku rasa bagaimana kalau anda minta tolong pada Nona Amber!" kata Leticia masih tetap menolak permintaan Damian tersebut.
Seingat Leticia, kekasih Damian yang bernama Amber adalah wanita yang paling dicintai Damian.
Dia ingat bagaimana marahnya Damian padanya, karena tanpa sengaja menyenggol gelas minuman Amber dan membasahi rok wanita cantik tersebut.
Lalu Damian menghukumnya berdiri dihalaman Mansion dibawah guyuran hujan yang sangat deras.
Dan dia masih ingat, begitu mesranya mereka saat keluar dari dalam rumah, dan melihat dirinya dihalaman Mansion tanpa rasa kasihan sambil tertawa mesra satu sama lain.
Leticia mengingat itu dengan jelas di kepalanya, jadi menurut Leticia perubahan Damian ini pasti ada sesuatu yang memaksa Damian ingin berbaikan dengannya.
Damian yang mendengar perkataan Leticia tersebut semakin menggenggam gagang pintu begitu eratnya, wajahnya semakin gelap.
Dia ingat kalau didepan Leticia dia selalu mengumbar kemesraan bersama Amber, tidak tahu kenapa dia bisa berbuat begitu.
Tapi kalau Leticia sudah tidak ada didepan mereka lagi, dia merasa muak ditempeli oleh Amber.
Leticia masih tetap berdiri ditempatnya menunggu Damian bergerak pergi dari pintu paviliun.
Damian akhirnya melepaskan tangannya dari gagang pintu, lalu pergi dari sana meninggalkan Leticia.
Setelah merasa Damian telah pergi masuk kedalam rumahnya, Leticia kemudian mendorong troli makanan keluar dari paviliun menuju dapur Mansion.
"Nona...apakah makanannya tidak enak?" tanya Bibi Lina.
Dia melihat masih banyak sisa makanan.
"Aku masih kenyang, jadi makan hanya sedikit saja Bi!" kata Leticia seraya membawa piring kotor kedalam wastafel pencucian piring.
"Biarkan saya saja Nona!" kata Bibi Lina mengambil spons pencuci piring dari tangan Leticia.
"Tidak apa-apa Bi, biar aku yang cuci" kata Leticia tidak memberikan tugas tersebut pada Bibi Lina.
Bibi Lina sudah cukup baik pada Leticia, dia sudah menganggap Bibi Lina adalah sebagai pengganti Ibunya.
Didalam Mansion ini semua pelayan sangat perhatian padanya, dan selalu peduli padanya.
Jadi Leticia tidak ada keinginan untuk bermalas-malasan, walau mereka menganggap Leticia adalah Nyonya mereka.
Tapi bagi Leticia bahwa dirinya sama saja seperti Bibi Lina dan pelayan lainnya, hanya seorang pembantu di rumah Damian tersebut.
Hanya saja yang berbeda, tenaga Leticia tidak dibayar karena dia adalah pelunas hutang orang tua angkatnya yang telah membuang dirinya.
Brak!
Prang!
Bukk!
Terdengar suara gaduh dan ribut dilantai dua, suara-suara benda terdengar seperti dibanting kelantai dan dilempar ke tembok.
Bibi Lina dan Leticia spontan terkejut mendengar suara tersebut, mereka saling memandang satu sama lain.
"Sepertinya dari kamar Tuan Damian!" kata Bibi Lina.
"Kenapa lagi dia!" sahut Leticia heran.
"Mungkin ada yang membuat hatinya kesal!" kata Bibi Lina seraya menyusun piring yang telah dicuci Leticia.
Sementara itu didalam kamar Damian.
Damian begitu kesal setelah penolakan Leticia tadi, begitu dia sampai di kamarnya langsung mengamuk melihat kamarnya yang sudah membuat dia muak.
Keadaan kamar kacau balau, dia seperti orang kehilangan akal menghancurkan seisi kamarnya.
Bersambung.....