NovelToon NovelToon
Aerin

Aerin

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Bungapoppy

menceritakan seorang gadis yang memiliki sifat ceria dan keluarga yang bahagia. seketika hilang dan sirna begitu saja setelah kepergian dari mamahnya. kasus misterius yang membuat mamahnya harus merengut nyawa secara tidak wajar. dan bernekad ingin mencari siapa dalang pembunuhan mamahnya yang misterius
"Mah". Panggilnya dengan suara bergetar
"Mamah,.... Mah bangun mah". Tangis Aerin mulai pecah dia langsung mengambil alih kepala mamahnya dan ditaruh diatas pangkuan nya
Baju seragam putih nya pun mulai berubah menjadi merah karna darah.
"Mah bangun... MAMAHH!!". Teriak histeris Aerin
Tubuhnya begitu gemetar saat melihat dengan dekat darah segar yang terus mengalir dari tangan dan dadanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bungapoppy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11

...Selamat datang dicerita ku, mohon dukungan kalian. jangan lupa like,komen dan vote nya yah teman-teman. Selamat membaca😚...

Keadaan sunyi, keduanya sama-sama terdiam merasa canggung.

Aerin yang masih terisak akan sisa sisa tangisnya. Gavion sesekali melirik pada Aerin.

"Elo kalo mau nangis, nangis aja gak usah ditahan gua gak bakal ganggu kok". Ucap Gavion dengan sedikit grogi

Aerin memalingkan wajahnya ke samping lain arah dari Gavion. Airmatanya yang benar-benar tak bisa dia kontrol terus saja keluar.

Tanpa suara Aerin menangis tapi Gavion tau jika Aerin menangis mangknya dia memalingkan wajahnya.

Gavion menatapnya kasian. Dia tahu jika tangis tanpa suara itu adalah hal yang paling menyakitkan. Perlahan sedikit dia mendekatkan dirinya dan mengambil alih telapak tangan Aerin.

Aerin yang tersentak dia menatap nya. " Sorry tangan elu gemetar, pasti menggigil kan". Ucap Gavion menggosok gosokan tanganya untuk menghangatkan Aerin.

"Eh". Gavion kaget saat melihat sudut bibir Aerin luka dan pipinya merah

"Itu pipi sama bibir elo kenapa?" Kaget Gavion

Aerin melepaskan tangannya dan mengalihkan wajahnya kembali. "Bukan apa-apa". Jawabnya

"Gua bukannya mau kepo, tapi kalo lu mau nangis nangis aja ke gua, gua dengerin kok dan gua janji gak bakal cerita kesiapa pun". Ucap Gavion

Keduanya menatap kearah jalan dengan diam. Ntah lah Aerin benar-benar cengeng atau hati nya benar-benar sakit. Mendengar perkataan Gavi air mata nya keluar lagi tapi dengan cepat Aerin menghapusnya kasar.

Gavion melirik pada Aerin. Aerin benar-benar sudah tak ada tenaga, bahkan disaat Gavi memeluknya justru tangisnya semakin pecah.

"Nangis aja, gak papa". Bisik Gavi sambil mengusap punggung Aerin naek turun secara lembut.

Aerin benar-benar pecah, sudah lama dia tidak ada yang memeluknya saat menangis. Semenjak kepergian mamahnya dia memikul semuanya sendiri.

Tak lama Aerin tersadar dan langsung menghindar melepaskan pelukannya. "Sorry". Singkat Aerin

"Gak papa, kalo gitu gua anter yah". Saat Gavion melangkah kemotornya

Bruak!

Aerin yang tiba-tiba pingsan hingga membuat Gavi panik.

"Eh Rin bangun". Panik Gavi

Pria itu meriksa kening Aerin. "Panas lagi badan nya". Gumamnya semakin panik

Diperjalanan Gavi melajukan motornya. Awalnya hujan nya berhenti saat sampai dijakarta hujan kembali mengguyur. Hari yang sudah gelap dan hujan membuat jalanan sedikit sepi dan leluasa untuk Gavion melajukan motornya.

*****

Dikediaman Tama, dia benar-benar dibuat setres dan panik karna sampai sekarang dia dan anak buahnya belum lagi menemukan keberadaan Aerin.

Bahkan saat usulan jika Aerin dibandung pun tetap tidak ditemukan.

Anak buah Tama menuju kebandung saat Aerin sudah pergi bersama Gavion,

"Pokoknya cari lagi sampai ketemu". Perintah Tama

"Mas, mas tenang dulu yah, kita doain aja Aerin gak papa". Ucap Ratu menenangkan

*****

Jam menunjukan pukul 21.00 malam dengan menerjang hujan dan semua basah Gavion akhirnya sampai kerumah.

Seorang wanita yang sejak tadi berdiri mondar-mandir didepan pintu. Saat gerbang dibuka wanita itu langsung menatap sukur bahwa putranya sudah pulang.

"Astaga Gavi, kok kamu hujan-hujanan gini. Terus ini perempuan siapa yang kamu bawa hah?" Tanya panik Sarah saat melihat seorang gadis duduk dibelakang boncengan anaknya

"Mih nanti dulu ceritanya, sekarang bawa dulu dia soalnya dia pingsan". Sama sama basah kuyup Gavi menggendong Aerin masuk kedalam dan meniduri nya disofa.

Wajah pucat Aerin terlihat jelas, dan sudut bibir yang luka.

"Mamih tolong bersihin dia yah terus kalo bisa mamih pinjemin baju juga. Gavi juga mau mandi gak kuat dingin". Ucapnya sambil menggigil

"Iya sayang, kamu mandi air anget sana biar gak masuk angin biar gadis ini mamih yang ngurus".

Beberapa menit Sarah dan Gavion sedang terdiam memperhatikan saat Aerin sedang diperiksa oleh dokter.

"Gimana dok kondisi nya?" Tanya Sarah pada dokter Erik

Sarah yang memang langsung memanggil dokter Erik kerumah untuk memeriksa keadaan Aerin. Dokter Erik adalah dokter pribadi keluarga nya.

"Dia hanya demam biasa, dan nyonya tidak usah khawatir. Dan ini obatnya nyonya karna kebetulan sekali saya bawa obatnya". Ujar dokter Erik setelah memeriksa Aerin

"Kalo gitu saya permisi nyonya, mari den". Pamitnya lalu keluar dengan diantar oleh bi Lina

Sarah menatap putra nya yang sedang duduk sofa. "Sekarang jelasin ke mami, sebenernya dia siapa Gavi?" Tanya Sarah

"Dia itu temen sekolah Gavi namanya Aerin, dan waktu Gavi mau pulang itu keburu keguyur hujan dan Gavi neduh. Dan gak sengaja liat dia lagi duduk dimakam". Jawabnya tenang

"Makam? Makam dimana?" Tanya Sarah kaget

"Masih daerah bandung sih mam". Jawab Gavion

"Kenapa dia bisa sampe bandung Gav?" Tanya Sarah semakin penasaran

Gavi bergidik kedua bahunya keatas tanda tidak tahu. "Lah mana Gavi tau, orang waktu Gavi tanya dia cuman nangis aja. Eh tau tau pingsan".

Sarah menghela nafasnya panjang lalu kembali menatap Aerin dengan lekat. "Muka nya kaya mirip seseorang, tapi siapa?" Gumam Sarah pelan sambil mengingat

"Kenapa mam?" Tanya Gavi karna sekilas maminya bergumam

Sarah bergeleng lalu berdiri dari duduknya. "Gak, yaudah mami mau buatin dia wedang jahe dulu biar anget, dan kamu awas macem²". Sarah memberi peringat pada putra nya

"Yaelah mam, emangnya Gavi bakal ngapain dia".

Sarah meninggalkan Gavi yang sedang menunggu Aerin dikamar tamu.

Setelah mami nya keluar pandanganya menatap Aerin lalu mendekat menghampiri menduduki dirinya dibibir ranjang samping Aerin

"Ternyata dia cantik juga Kalo lagi kaya gini, muka nya tenang tapi kenapa kalo bangun muka nya jutek banget". Gavion bermonolog sambil menatap lekat wajah Aerin yang pucat

Ting!

Gavion langsung menoleh pada ponsel yang baru saja berbunyi tanda ada pesen masuk.

"Itu hp dia kan". Gumam Gavion

Gavion menatap Aerin lagi lalu menatap kearah ponsel nya lagi.

"Liat gak yah".

Ting!

Ponselnya terus berbunyi. Dengan ragu Gavion meraih ponselnya Aerin yang terletak diatas meja.

Ting!

Saat pesannya masuk lagi otomatis hp nya hidup. Pertama yang menjadi pusat Gavion bukan isi pesannya tapi wallpaper hp Aerin.

Terlihat foto Aerin yang sedang tersenyum bahagia hingga memperlihatkan giginya yang rapi juga foto seorang ibu-ibu yang sama cantiknya.

Tanpa disadari bibir Gavion mengukir senyum kecil.

"Kalo senyum gini malah lebih keliatan cantik". Gumam Gavion

Ting!

Gavion tersadar saat pesen kembali masuk. Dilihat banyak panggilan tak terjawab juga beberapa pesan yang masuk dari papah yang tertulis nama kontaknya.

Tidak banyak yang kebaca oleh Gavion, karna hp nya pun di lock screen Hanya pesan baru lah yang kebaca oleh Gavion.

(Aerin maafin papah sayang, tolong pulang yah)

Begitulah pesan yang kebaca oleh Gavion.

"Jadi dia lagi berantem sama bokapnya".

"Eh!" Gavion tersentak dan langsung menaruh ponsel ketempat semula saat Aerin memperlihatkan pergerakan.

"Aww, gua dimana". Lirih Aerin berusaha membuka matanya dan bangkit dari tidurnya sambil memegangi kepalanya.

"Elu udah sadar". Kata Gavion tersenyum menatap Aerin

Garis wajah Aerin berubah saat melihat cowok yang didepannya. Lalu dia berkeliling melihat sekitar.

"Elo yang bawa gue kesini?" Tanya Aerin

Dengan polosnya Gavion mengangguk sambil tersenyum.

Aerin melotot sempurna saat menyadari pakaian yang dia pakai sekarang dan sedikit merabanya.

"Elo apain gua hah!! Elo Udah apaian Gua!!" Pekik Aerin yang tiba-tiba melempar bantal pada Gavion

"Eh, woy gua gak apa-apa lu njirr, woy udah geh". Gavion terus menghindar dari lemparan bantal Aerin

"DASAR COWOK BRENGSEK!! BUKTINYA GUA UDAH GANTI BAJU!! PASTI ELO UDAH NYENTUH GUE KAN!! DASAR COWOK BRENGSEK, BAJ*NGAN!!" Aerin teriak sambil terus melempar sesuatu yang ada didekatnya.

Gavion yang kewalahan dia bangkit, dan pas sekali Sarah datang dan Gavion langsung berlari bersembunyi dibelakang Sarah.

"Ehh ada apa ini?" Tanya Sarah bingung

"Mih tolongin Gavi". Pinta Gavion

Aerin yang terdiam saat Sarah datang. Dia menatap lekat siapa wanita yang baru datang itu.

"Kamu apain dia?" Sarah memarahi Gavion

"Gak di apa-apain Mih tiba² aja dia langsung nuduh aku yang gak²".

"Heh! Jujur aja elo kan yang udah gantiin baju gue!! Dan elo ngambil kesempatan dalam kesempitan!!" Sarkas Aerin

"Tuh Mih liat kan". Ucap Gavion

Sarah tersenyum kecil dan menggeleng kepalanya kecil. Sarah menaruh gelas keatas meja yang dia bawa tadi lalu duduk disamping Aerin.

"Kamu gak usah khawatir, yang bersihin dan gantiin baju kamu itu Tante". Ucap lembut Sarah

"TUHH denger! Mangkanya kalo apa² itu tanya dulu gak usah asal". Cibir Gavion

Aerin melirik tajam pada Gavi yang sedang berdiri dibelakang Sarah.

"Sstt! Wajar lah dia gitu namanya juga cewek, dan orang pertama yang dia liat kan kamu". Kata Sarah

*****

Jam menunjukan pukul 23.00 malam, Tama yang belum juga menemukan Aerin sangat kacau. Dia terus memarahi dan membentak para pekerjanya karna gagal mencari Aerin. Namun jika difikir ini juga salah nya, kalau saja dia tidak memain tangan tak mungkin Aerin pergi.

"Aerinn kamu dimana sih sayang". Gumam panik Tama yang tersusun mondar-mandir diruang tamu. Yang sesekali melihat ponselnya untuk melihat pesan yang dia kirim tak kunjung dibalas.

"Maaf tuan, kami belum berhasil menemukan non Aerin, bahkan kami sudah kerumah lama tuan yang ternyata juga kosong". Ucap salah satu pekerja yang baru tiba.

Tama yang pasrah menghempaskan dirinya kesofa, dia menyenderkan kepalanya dengan mata terpejam sembari memijit pelipisnya.

"Aerin kamu dimana sih, maafin papah sayang". Gumam Tama

"Apa kalian tau teman temannya sekolah Aerin?" Tanya Tama tanpa membuka matanya

"Waktu itu ada 3 gadis tuan yang maen kesini, tapi hanya sekedar maen dan kita tidak tau alamat mereka masing-masing". Jawab Bi Tuti yang memang sedang berdiri di situ

Raut wajah bi Tuti tak kalah cemas, wanita itu selalu berdoa dalam hatinya.

"Yasudah kalian kembali aja, kita tunggu sampai besok, jika besok Aerin juga belum pulang

terpaksa kita lapor polisi". Semua pekerja kembali ketempat nya masing-masing setelah mendapat perintah.

Begitupun dengan Tama dia kembali kekamarnya sedang kan Ratu dia sudah pulang 2 jam yang lalu dengan diantar supir.

Sungguh pak Tama panik tidak ada kebohongan dalam dirinya. Dia benar-benar sangat mengkhawatir kan Aerin.

Sesampainya Tama dikamar dia menduduki dirinya dipinggir ranjang. Pria paru baya itu meraih sebuah bingkai yang terletak di atas meja. Dimana menunjukan foto dirinya serta putri dan mendiang istrinya sedang tersenyum bahagia dibingkai foto tersebut.

"Rika, maafin saya, sekarang saya gagal menjadi seorang ayah untuk Aerin". Tama bermonolog sambil menatap foto.

"Saya bukannya mau mengkhianati kamu, cuman saya butuh temen hidup sebelum saya pergi, tapi kamu tetap akan menjadi nomor satu dihidup saya".

"Maafkan saya Rika, maafkan saya".

****

"Maaf Tante siapa yah?" Tanya Aerin setengah pusing

"Ini nyokap gue, dan sekarang elu dirumah gue. Gak inget apa yang bawa lo itu gue waktu Lo pingsan". Sahut Gavion

"Iya bener, Tante ini mami nya Gavion, dan katanya Gavi ketemu kamu dibandung. Emangnya kamu dibandung mau kemana sampe² masih pake seragam sekolah?" Tanya Sarah

Mendengar pertanyaan Sarah bukannya menjawab justru Aerin tertunduk. Matanya berkaca-kaca dengan sekuat tenaga Aerin menahan agar tidak jatuh.

Sarah dan Gavion saling pandang saat melihat respon dari Aerin.

"Yasudah kalo kamu gak mau cerita gak papa. Lebih baik kamu minep dulu yah, karna udah malem. Ntar besok kalo mau pulang biar Gavi antar kamu". Usul Sarah lalu pergi meninggalkan mereka yang sama-sama diam dengan fikiran mereka masing-masing.

Aerin menatap Sarah yang keluar dari kamar, lalu melirik tajam pada Gavion yang sedang berdiri diam.

Dengan sangat malas Aerin merebahkan dirinya membelakangi Gavion lalu menarik selimut menutup seluruh tubuhnya.

"Woy! Gak liat apa ada gua disini!" Kesal Gavion karna merasa dia abaikan

"Yaudah pergi sana!" Usir Aerin membuat Gavion terkaget

Gavion melirik pada ponselnya Aerin dan menoleh lagi pada Aerin.

"Eee... Elu gak ada niatan mau buka hp apa, dari tadi hidup terus tuh". Ucap Gavion

"Gak!" Singkat Aerin

Gavion menghela nafasnya panjang, lalu pergi meninggalkan Aerin.

"Makasih". Langkah Gavi terhenti saat samar² dia mendengar suara Aerin.

"Hah! Apa gua gak denger?" Tanya Gavion

"Makasih karna udah nolongin gue". Ucap Aerin

"Oh sama-sama, santai aja kali". Setelahnya itu Gavion keluar dan menutup rapat-rapat pintu kamar.

Mendengar suara pintu tertutup Aerin menoleh pada arah pintu. Diam sejenak lalu meraih ponselnya. Terlihat banyak sekali panggilan tak terjawab dan beberapa pesan yang diterimanya.

Ingatan tadi siang terputar kembali difikiran Aerin, dia memegangi pipi kanannya yang terkena tamparan oleh papah nya sendiri.

Tanpa mau menjawab gadis itu menaruh hp nya kembali keatas meja lalu memejamkan matanya.

Sedangkan dibalik pintu Gavi yang berusaha menahan senyumnya. "gua kira dia gak tau makasih". Katanya sebelum kembali kekamarnya.

*****

sinar pagi hari menembus kedalam kamar mengenai seorang yang masih terpejam memeluk selimut.

Garis itu mulai terjaga, dan mulai bangun mengucek kedua matanya. Dia bangkit dari tidurnya sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.

Dengan perlahan gadis berjalan tergontai untuk pergi kekamar mandi. Beberapa menit dia selesai dengan ritual mandinya untuk menyegarkan diri.

Tok tok

Aerin menoleh pada suara ketokan pintu. "Iya". Jawab Aerin

Perlahan pintu itu terbuka dan menampikan seorang pria dengan memakai seragam SMA lengkapnya.

Tatapan Gavion sedikit terpaku saat melihat wajah pagi Aerin setelah segar habis mandi dengan rambut yang masih basah. Walaupun wajahnya pucat tapi masih terlihat cantik dan mampu menghipnotis Gavion

"Apa?" Tanya Aerin saat melihat Gavion melamun

"I-ini kata nyokap gue, kalo elo mau sekolah seragamnya udah kering, kalo gak kuat juga gak papa". Kata Gavion gugup sambil menyodorkan seragam nya

"Kalo udah keluar cepet, disuruh ikut sarapan juga".

Beberapa menit Aerin keluar dengan seragam yang sudah rapih dia kenakan. Dia menghampiri tuan rumah yang sedang sarapan bersama dimeja makan.

"Eh Aerin sini sayang". Panggil Sarah

Semua menoleh pada Aerin. Dengan ragu dia menghampiri.

"Ohh jadi ini temen nya Gavi yang Gavi tolong". Seru Burhan

"Pagi om". Sapa Balik Aerin

"Ayo sini ikut sarapan". Ajak Sarah

"Makasih Tante, om cuman Aerin langsung pergi aja yah. Ntar Aerin beli makan aja diluar". Tolak Aerin lembut

"Loh ngapain beli diluar, ayo gak papa ikut sarapan bareng. Dan nanti juga berangkatnya bareng sama Gavi aja kan kalian satu sekolah". Ucap Burhan dengan senyum

"Udah gak usah malu-malu. Ntar disekolah pingsan gimana, kenapa grogi yah makan sama orang ganteng kaya gue". Sahut Gavi sambil mengunyah

"Sstt". Tegur Sarah

"Sekali lagi makasih Tante, om". Dengan ragu Aerin duduk disamping Gavion.

"Aerin kamu bener udah sehat, apa mending kamu gak usah sekolah dulu aja, oh yah kamu udah ngabarin orang tua kamu belum?" Tanya Sarah

"Udah Tante". Bohong Aerin

Sekilas Gavi melirik pada Aerin. Burhan yang menyadari pun tersenyum kecil. "Aerin ini temen kamu Gav?" Tanya Burhan

"Iya ded". Jawab Gavi

"Yakin cuman temen.... atau malah pacar".

"Uhuk...uhuk.. Ucapan Burhan tadi berhasil membuat keduanya tersedak oleh makanan mereka masing-masing.

"Deddy ngomong apa sih". Tegur Sarah

"Tau nya Deddy ini ngaco deh". Ngelak Gavion

"Gak Deddy cuman mastiin aja, soalnya lirikan Gavi beda mih". Ledek Burhan

Aerin hanya mampu tersenyum kaku, sedangkan Gavi berusaha menutupi salting nya.

"Gila bisa-bisa si Deddy merhatiin gua, aduuhh mau di taro dimana muka gua ini, ternyata ketauan ngeliat nih cewek". Gerutu Gavion dalam hati.

...Thanks untuk para pembaca aku, see you next bab selanjutkan yah. Jangan lupa vote,like, dan komen yah, biar makin semangat Hehe😁...

1
Soraya
semangat thor lanjut
Soraya
ternyata dugaan ku benar klo yg bunuh ibunya Aerin lusa
Soraya
bingung mau komen apa
DISTYA ANGGRA MELANI
Berarti yg bunuh bunda nya airin bpkny sendiri donk...
Soraya
semangat thor lanjut updatenya
Soraya
semangat thor lanjut
Soraya
ternyata tama sm lusi menyembunyikan sesuatu
Soraya
apa mungkin ulah lusi sama Tama kok q curiga klo lusi bukan adiknya tama
Soraya
masih misteri
DISTYA ANGGRA MELANI
Kok enak bngt main matiin orang gtu.. Bahkan korban nya gak cuma 1 kapan donk ketangkap nya.. Gak mungkin kan mamah nya gavin jg mw dijadikan korban...
Soraya
makin penasaran thor lanjut
Nur Haeni: ditunggu ya, pokoknya pantengin terus jangan sampe ketinggalan😁👍
total 1 replies
Soraya
ku kasih bunga thor biar semangat
Nur Haeni: makasih, love you buat kk nya😚
total 1 replies
Soraya
kok q agak curiga ya sama lusi
Shuhairi Nafsir
Thor sertakan Sistem untok Aerin. Supaya Aerin jadi wanita yang tangguh lagi success serta dapat mencari pembunuh ibunya. dan juga teman teman yang menghinanya. jsupaya ceritanya menjadi seru
Nur Haeni: Makasih kk untuk masukannya untuk aku yang udah buntu ini, nanti bakal dicoba dari masukan nya,terima kasih sudah mendukung cerita aku😚
total 1 replies
Soraya
semangat thor lanjut
Nur Haeni: Ditunggu yah😚
total 1 replies
Soraya
ditunggu updatenya ya thor lanjut
Soraya
bukannya Aerin dh cerita sama sara klo mamahnya dh meninggal
Soraya
blum terungkap simuka topeng
Soraya
satu vote buat author
Soraya
masih misteri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!