"Aahh apa yang kak Angga lakukan?" teriak Nara dengan kencang sambil mendorong tubuh Angga menjauhi nya, Angga pun terjatuh dari ranjang yang otomatis penyatuan yang baru separo jalan pun terlepas karena Nara sadar dari obat tidurnya.
Dengan bibir bergetar dan air mata yang sudah mengalir deras di wajah, Nara mencoba turun dari ranjang tapi sayangnya Angga telah sigap dan menjatuhkan tubuh Nara kembali ke ranjang serta menaiki tubuh Nara kembali.
"Lepas kak lepasin Nara, jangan sakiti Nara, please." iba nya disela tangisan dan suara yang serak karena lelah berteriak. Tetapi bukan nya iba Angga malah menarik paksa selimut yang menutupi tubuh polos Nara.
Nasib sial di alami Nara, gara-gara ia menolak cinta Angga, berakhir dengan kesuciannya yang terenggut oleh kakak tingkatnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Renggut Paksa
Ketika semua sedang asyik menari dengan teman maupun pasangan nya tanpa kenal lelah, di suatu kamar yang luas mewah telah berbaring seorang gadis yang tak sadar diranjang luas milik Angga.
Yaa Angga lah otak dibalik ketidakberdayaan si gadis tersebut yang telah meminum obat tidur yang di campur dengan minuman soft drink hingga Nara tidak sadar.
Angga memandangi gadis yang telah berani menolak cinta nya, dia juga mengelus wajah mulus nan cantik Nara, serta menyibak rambut yang sebagian menutupi wajah cantik nya.
Detik selanjutnya Angga mengecup puncak kepala Nara dengan begitu lama, lalu turun pada bibir Nara yang sensual pink alami, angga mengecup bibir tersebut tanpa ada nya pergerakan dari sang lawan, setelah puas mengecup sebentar Angga tak lupa sedikit melumat bibir Nara.
"Sayang mulai malam ini kamu akan jadi milikku....kalau saja kemaren kamu tidak menolak cintaku mungkin aku tidak akan melakukan hal gila seperti ini"
Angga berucap disertai dengan melepaskan resleting dress yang dipakai Nara.
Angga pun mulai menanggalkan pakaian Nara, menit berikutnya Nara sudah polos dan hanya memakai bra merah maroon dan dalaman dengan warna senada.
Wajah Angga memerah melihat lekuk tubuh Nara yang ternyata seksi dan memiliki buah gunung kembar yang cukup besar dan menantang.
Angga mulai mencium leher jenjang sang gadis disertai hisapan yang begitu kuat yang bahkan meninggalkan bekas nya, tangan nya tak lupa meremas kedua buah dada Nara yang masih terbungkus bra maroon nya.
Selanjutnya Angga sudah menanggalkan semua dalaman milik Nara, dan kini Nara berbaring tanpa helai benang pun menutupi tubuh indah nya.
Jantung Angga berdetak kencang di iringi nafas yang begitu berat melihat pemandangan yang begitu menggairahkan, selanjutnya Angga pun yang sudah diliputi kabut gair*h akhirnya juga menanggalkan semua pakaian nya.
Sampai pada paha Nara di bentangkan, terbuka lah taman kecil Nara yang terawat rapi dan bersih, seketika itu pula Angga bernafsu dan langsung mencium aroma kewanitaan Nara serta sedikit memberikan pelumas untuk main ke permainan inti.
Namun sialnya baru setengah masuk milik Angga, seketika itu Nara tersadar dan kaget ketika membuka mata nya wajah Angga yang dilihat dengan tubuh yang polos dan seketika dia pula melihat tubuhnya yang juga polos akhirnya kaget dan berteriak.
"Aaahhhhhh apa yang kak Angga lakukan?" teriak Nara dengan kencang sambil mendorong tubuh Angga menjauhi nya, Angga pun terjatuh dari ranjang yang otomatis penyatuan yang baru separo jalan pun terlepas karena nara sadar dari obat tidurnya.
Angga yang juga kaget pun akhirnya berusaha mendekati Nara kembali. Nara langsung menutupi tubuh telanjang nya dengan selimut, dan menjauh mundur diranjang ketika Angga mulai mendekati nya kembali.
Dengan bibir bergetar dan air mata yang sudah mengalir deras di wajah, Nara mencoba turun dari ranjang tapi sayangnya Angga telah sigap dan menjatuhkan tubuh Nara kembali ke ranjang serta menaiki tubuh Nara kembali.
"Lepas kak lepasin Nara, jangan sakiti Nara, please" iba nya disela tangisan dan suara yang serak karena lelah berteriak. Tetapi bukan nya iba Angga malah menarik paksa selimut yang menutupi tubuh polos Nara.
"Aaah tidak kak, jangan...." Pinta Nara kembali namun karena sudah bern*fsu Angga pun mengacuhkan permintaan Nara. Karena Nara yang selalu berontak Angga pun mencekal pergelangan tangan Nara dan langsung melumat kembali bibir Nara.
Nafas Nara begitu berat diperlakukan seperti itu, tak lupa wajahnya telah basah karena air mata.
"Kak sakit, lepas kak ini sakit sekali." Namun tangisan Nara tidak digubris oleh Angga yang telah terbakar g*irah,
Malam itu Angga berhasil melakukan penyatuannya dengan Nara, walau banyak hambatan. Pria itu telah berhasil mengoyak kesucian Nara yang telah ia jaga.
Darah keperawanan Nara pun pecah dan mengalir ke seprai kasur Angga yang berwarna cream. Angga yang melihat darah Nara di senjatanya merasa bahagia karena dialah akhirnya orang pertama yang telah menyentuh Nara.
Malam semakin larut dan suasana masih ramai di luar dengan anak anak muda sedang party tanpa memperdulikan dua orang yang sedang asik bercumbu Walau pun sang gadis tidak menikmati nya.
Akhirnya Nara pun tertidur karena kelelahan 2 kali Angga memakai dirinya secara paksa. Angga yang melihat itu merasa kasihan kepada Nara, tapi dia jujur tidak merasa menyesal melakukan aksi nya karena dengan ini dia bisa mendapatkan Nara.
Sungguh gila pemikiran Angga, entah itu cinta atau obsesi yang jelas Angga menikmati pengalam s*x pertama nya, apalagi itu dilakukan bersama gadis yang sudah lama ditaksir Angga, walau pun itu secara paksa.
Angga yang melihat Nara ketiduran dengan tubuh polosnya langsung menyelimuti tubuh Nara dengan selimut, menit kemudian Angga tertidur di samping tubuh Nara dengan memeluk erat tubuh gadis pujaan nya.
Jam menunjukan pukul 11 siang tetapi kedua insan ini masih dengan lelapnya tertidur dengan tubuh yang sama sama polos yang hanya ditutupi oleh selimut.
Kamar pun diketuk dari luar beberapa kali, Angga yang merasa terganggu oleh suara tersebut pun terbangun.
"Iya tunggu bentar" ucap Angga disertai langkahnya yang menuruni ranjang dan menyambar celana pendek untuk menutupi tubuh bawah polosnya.
Dengan nyawa yang belum terkumpul Angga berjalan sempoyongan menuju pintu yang diketuk dari luar. Ketika membuka pintu ternyata kedua sohib nya telah berada diluar.
"Ngapain sih kalian ganggu aja, sana pergi" usir Angga kepada Fiki dan Bisma yang merasa waktu nya tidak tepat.
"Semalam gimana bro, lancar gak? Trus si Nara lagi apa sekarang??" tanya Bisma yang selalu ingin tahuan.
"Iya gimana bro ceritain ke gue juga?" tanya Fiki tak kalah penasaran nya
Angga hanya menghela nafas dah mengatakan " kepooo luuuu" sambil berlalu masuk lagi ke kamar, menutup pintu dengan kencang nya yang bikin sohib nya terkaget kaget.
Teman nya yang tidak mendapat jawaban dari Angga hanya melongo.
"Busyet nih anak gak tau diri banget udah dikasih ide dari kita tapi gak mau juga cerita lanjutnya."
Bisma pun dengan muka merengut melihat punggung Angga yang telah hilang.
"Lagian elu juga sih kenapa tanya gitu kepo amat" ucap Fiki menimpali omongan.
"Palingan kelanjutan nya mesti Angga dah belah duren sama si Nara." celetuk Fiki yang sok tau menjelaskan ke Bisma.
"Sompret Luh omongan nya."
***Dikamar Angga***
Angga duduk d samping Nara yang terlihat lelah masih pulas tertidur, Angga terus saja menatap wajah Nara dan sesekali membelai rambut dan wajah Nara, karena sinar matahari yang cukup silau Dimata Nara membuat Nara sedikit membuka mata nya perlahan.
"Ka....kak Angga" Nara terkejut sembari beringsut mundur sedikit menjauhi Angga, tak lupa memegang selimut erat yang menutupi tubuh polos indah Nara.
Nara menangis kencang karena mengingat kejadian semalam, Angga pun mendekati Nara dan membawa tubuhnya ke pelukan Angga.
Nara menolak dan memukul keras dada Angga berkali kali, Angga hanya diam saja sambil terus memeluk tubuh kecil Nara.
"Kamu jahat kak, kenapa kamu lakukan ini ke aku, kenapa kak.....aku salah apa sama kakak" tangisan Nara pun terdengar serak karena kehabisan suara dari semalam teriak terus.
"Maafin kak Angga, aku lakukan ini karena gak mau kamu dimiliki lelaki lain."
"Aku benci kak Angga, aku benci kamu kak" . Nara terus saja menangis dan berontak dalam dekapan Angga.
"Maafin kakak, bencilah aku semau kamu, yang jelas kak Angga tulus cinta kamu".
Wajah kedua nya saling bertatapan, Angga pun membelai rambut Nara, hanya diam itu yang dilakukan Nara ketika Angga menyentuh surai rambut nya dan Nara memalingkan wajahnya.
"Aku ingin pulang!!" Rajuk Nara dan itu membuat Angga menuruti keinginan Nara yang memohonnya sambil menitikan air mata.