Dengan sebilah pedang di tangan, aku menantang takdir, bukan demi menjadi pahlawan tetapi agar terciptanya kedamaian.
Dengan sebilah pedang, aku menantang empat penjuru, langit dan bumi, menjadi tidak terkalahkan.
Dengan sebilah pedang, aku menjelma menjadi naga, menghabisi iblis, menyelamatkan kemanusiaan.
Dengan sebilah pedang, aku menemukan dunia dalam diri seseorang, menjaganya segenap kekuatanku, bersamanya selamanya.
Dengan sebilah pedang, kuukir sebuah legenda, tentang anak manusia menantang langit, legenda pendekar naga!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shujinkouron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 24 - Serangan
“Bunda, lihat anak ini mengajariku membuat burung kertas!”
Yin Xuehua bersemangat ketika melihat Mu Rong, Ibu kandungnya berjalan mendekatinya. Xiao Chen bisa melihat mata Mu Rong mengandung ketakutan saat memandang Xuehua.
Mu Rong memaksakan diri tersenyum tipis pada Xuehua dan mendengarkan kisahnya tentang burung kertas. Mu Rong sedikit terkejut karena jika Xuehua mampu melipat kertas menjadi burung kertas itu artinya Xuehua belajar mengendalikan kekuatannya.
“Nyonya, perkenalkan namaku Xiao Chen…”
Xiao Chen memperkenalkan dirinya sebagai murid dari Fang An, raut wajah Mu Rong sedikit berubah karena dia juga menghormati Fang An yang melindungi mereka sepanjang perjalanan.
“Xuexue, Chen’er lebih tua darimu jadi seharusnya kau tidak boleh bersikap demikian padanya.” Mu Rong memperhatikan Xuehua memanggil Xiao Chen seolah sebaya dengannya, Mu Rong berpikir Xiao Chen setidaknya berusia 10 tahun.
Xuehua sedikit kebingungan karena dia mendengar Xiao Chen hanya lebih tua darinya kurang dari setahun tetapi Xuehua tidak ingin membuat Mu Rong menegurnya sehingga dirinya menurut.
“Chen gege…” Xuehua memanggil Xiao Chen separuh hati.
Xiao Chen sebenarnya tidak terlalu memikirkannya karena jika mengingat usia mental yang dia miliki, Xuehua seharusnya memanggil dirinya dengan sebutan Kakek.
Sebelum Xiao Chen bisa menanggapi panggilan tersebut, tiba-tiba dia merasakan nafsu membunuh datang dari arah belakangnya.
“Menunduk!” Xiao Chen menarik Xuehua agar menunduk, seketika itu juga sebuah pedang menusuk ke tempat sebelumnya kepala Xuehua berada.
Mu Rong begitu kaget, sementara Xiao Chen dengan cepat menendang orang yang menghunuskan pedang tersebut.
“Apa yang kau lakukan?!” Mu Rong tidak bisa percaya karena orang yang menyerang Xuehua secara tiba-tiba adalah salah satu dari empat pendekar kelas satu yang menjaga mereka.
Pendekar itu sama tidak percayanya ketika Xiao Chen begitu cepat menanggapi serangannya bahkan memberikan serangan balik. Pendekar itu tidak berpikir untuk menghindari tendangan Xiao Chen karena berpikir anak seusianya tidak akan memiliki kekuatan yang besar, nyatanya tendangan tersebut berhasil membuat pendekar itu terpental mundur beberapa meter.
Ketiga Pendekar kelas satu yang lain akhirnya tersadar, mereka segera bergerak untuk melumpuhkan pendekar yang berniat jahat tersebut.
“Kenapa kau melakukan ini?!” Salah satu pendekar lain tidak bisa menerima rekannya berkhianat karena mereka sudah bekerja pada Yin Song sejak lama.
“Kalian tidak akan mengerti…” Pendekar yang berkhianat itu menghela nafas panjang, perutnya masih sakit karena tendangan Xiao Chen.
“Chen gege, kau tidak apa-apa?” Yin Xuehua menyadari tindakan Xiao Chen menyelamatkan nyawanya, dia menjadi khawatir terhadap keadaan Xiao Chen.
Xiao Chen mengatakan dirinya baik-baik saja tetapi pikirannya sebenarnya sedang kacau, seharusnya kejadiannya tidak seperti ini. Xiao Chen tidak pernah mendengar bahwa salah satu pendekar yang menjaga Yin Xuehua menjadi penyerangnya.
Jika memang penyerangnya berasal dari salah satu penjaga maka Yin Song tidak akan menyalahkan Lembah Seratus Pedang pada kehidupan sebelumnya.
“Salah satu tindakanku telah mengubah masa depan tanpa kusadari…” batin Xiao Chen.
Tidak lama Yin Song, Fang An serta Wang Ergou mendatangi lokasi tersebut setelah mendengar laporan dari salah satu penjaga.
“Chen’er, kau baik-baik saja?” Fang An memeriksa kondisi Xiao Chen.
“Tenang Guru, Murid baik-baik saja…”
Wang Ergou sedikit pucat, dia tidak menyangka akan ada penyerangan di Vila Pedang Raja. Jika terjadi sesuatu pada Mu Rong ataupun Yin Xuehua maka dirinya yang akan bertanggung jawab.
Xuehua menceritakan pada Yin Song tentang Xiao Chen yang menyelamatkannya, Mu Rong juga memberikan kesaksian yang sama.
“Chen’er, Terima kasih telah menyelamatkan Xuexue…” Yin Song sebelumnya sudah merasa Xiao Chen bukan anak biasa karena itu dirinya tetap tenang.
“Sudah kewajibanku melindungi Tuan Putri…” Xiao Chen menjawab sambil tersenyum.
Wang Ergou sebaliknya menatap Xiao Chen kebingungan, dia yakin saat bertemu dengan Xiao Chen di Paviliun Pedang Muda hampir dua tahun yang lalu dirinya telah memeriksa bakat bocah tersebut dan menemukan Xiao Chen tidak memiliki bakat istimewa sebagai pendekar.
Nyatanya sekarang Xiao Chen berhasil menyelamatkan Xuehua dari serangan mendadak seorang pendekar kelas satu yang bahkan tidak sempat dihentikan oleh tiga pendekar kelas satu lainnya. Selain itu Xiao Chen mampu menyerang balik dan kekuatan serangan itu cukup untuk membuat seorang pendekar kelas satu terluka.
“Guru, kita tidak boleh menurunkan kewaspadaan…” Xiao Chen menggunakan kesempatan ini untuk mengatakan pada Fang An sekaligus Yin Song bahwa ada kemungkinan orang yang berniat mencelakai Yin Xuehua bukan hanya satu pendekar tersebut.
Ketika Xiao Chen menyarankan untuk memeriksa semua identitas penghuni Vila Pedang Raja raut wajah Wang Ergou langsung berubah.
“Beraninya kau menuduh Lembah Seratus Pedang memiliki penyusup!” bentak Wang Ergou.
“Wakil Ketua Wang, perkataan Chen’er ada benarnya, tidak ada salahnya kita berjaga-jaga atau nantinya akan terjadi sesuatu yang kita sesali.” Fang An tentu tidak bisa tinggal diam dengan sikap Wang Ergou.
Yin Song menengahi keduanya dan meminta pada Wang Ergou untuk memenuhi permintaan Xiao Chen, ini juga menyangkut keselamatan dirinya. Wang Ergou tentu tidak bisa menolak jika Yin Song yang memintanya.
“Jika ternyata tidak seperti yang kau pikirkan maka kau harus menerima hukuman!” Wang Ergou menunjuk Xiao Chen.
Fang An ingin angkat bicara tetapi Xiao Chen menahannya, kemarahan Wang Ergou wajar karena Vila Pedang Raja adalah milik keturunannya dan semua orang yang bekerja disini adalah orang-orangnya.
Wang Ergou sambil mendengus kesal akhirnya memerintahkan untuk memeriksa setiap penghuni Vila Pedang Raja. Sekitar dua jam kemudian sebuah kabar membuat wajah Wang Ergou menjadi pucat pasi.
Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata ada tujuh orang tidak dikenal menyusup dan berbaur dalam Vila Pedang Raja, mereka semua memiliki kemampuan pendekar kelas satu. Diyakini masih ada beberapa penyusup lagi yang telah berhasil melarikan diri sebelum diperiksa.
“Wakil Ketua Wang, Jika bukan karena Chen’er mengingatkan soal ini…” Yin Song tidak menyelesaikan kata-katanya tetapi nada bicaranya begitu dingin.
Wang Ergou berusaha menjelaskan, dia sungguh tidak menduga bahwa ada penyusup dalam Vila Pedang Raja. Yin Song nyatanya tidak berniat mendengar penjelasan tersebut terlalu lama.
“Saudara Fang, Jika anda tidak keberatan bisakah aku tinggal di Vila Pedang Bambu bersama Istri dan putriku?” Yin Song mengatakan dirinya hanya bisa tenang jika mendapatkan perlindungan dari Fang An.
Vila Pedang Bambu juga aman dari penyusup karena yang tinggal disana hanyalah Fang An dan Xiao Chen.
“Xuexue juga pasti ingin ditemani oleh Chen’er, kuharap Saudara Fang bisa menerima permintaan egoisku ini…” Yin Song tersenyum ke arah Xiao Chen, dia mulai menyukai bocah di hadapannya tersebut.
Fang An memandang Wang Ergou yang terlihat begitu cemberut, merasa tidak bisa menolak permintaan tersebut akhirnya Fang An mengawal Yin Song ke Vila Pedang Bambu.