Hyuna Isvara, seorang wanita berusia 29 tahun yang bekerja sebagai seorang koki di salah satu restoran.
4 tahun menjalani biduk rumah tangga bersama dengan Aksa Dharmendra, tidak juga diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk memiliki anak.
Namun, kehidupan rumah tangga mereka tetap bahagia karena Aksa tidak pernah menuntut tentang anak dari Hyuna.
Akan tetapi, kebahagiaan mereka sedikit demi sedikit menghilang sejak Aksa mengenalkan seorang wanita kepada Hyuna tepat di hari annyversary mereka.
Siapakah wanita yang Aksa kenalkan pada Hyuna?
Bagaimanakah rumah tangga mereka selanjutnya?
Yuk, ikuti kisah Hyuna yang penuh dengan perjuangan dan air mata!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 18. Pulang Kampung.
"Mau di antar ke mana, Buk?"
Lamunan Hyuna terhenti saat mendengar suara supir taksi itu. "Em ...." Dia bingung harus pergi ke mana saat ini. "Cari penginapan atau hotel yang ada di daerah sini aja, Pak."
"Baik, Buk."
Hyuna kembali menyandarkan tubuhnya dengan lelah. Semua yang terjadi benar-benar menguras emosi jiwa dan raga, sampai akhirnya semua pekerjaan terbengkalai.
"Sekarang apa yang harus aku lakukan?"
Hyuna mengusap wajahnya dengan kasar. Saat ini dia harus mulai menata hidupnya tanpa Aksa, dan harus berdiri dengan kedua kakinya sendiri sama seperti saat belum menikah.
Beberapa saat kemudian, sampai juga Hyuna di salah satu penginapan yang berada tidak jauh dari rumahnya. Dia kemudian membayar biaya taksi dan segera keluar dari mobil tersebut.
Setelah mendaftar dan mendapatkan kunci, Hyuna segera di antar menuju kamarnya. Dia meletakkan tas punggung yang dia bawa, sementara barang-barangnya yang lain ada di dalam koper.
Ponsel yang sejak tadi berada di dalam tas terus berdering menandakan bahwa ada yang menelepon. Namun, Hyuna enggan untuk mengangkatnya karena tahu bahwa nada dering itu khusus jika Aksa yang meneleponnya.
Hyuna lalu membersihkan diri dan segera bersiap untuk pergi ke restoran. Dia ingin kembali mengambil cuti untuk menenangkan diri sejenak, dan berencana untuk pulang ke rumah orang tuanya.
"Kau sudah banyak mengambil cuti, Hyuna. Memangnya ada masalah apa denganmu?"
Hyuna terdiam saat Manager restoran itu bertanya, dan tentu saja dia enggan untuk menceritakan apa yang sudah terjadi pada rumah tangganya.
"Maafkan saya, Pak. Saya sedang ada masalah keluarga yang harus di selesaikan, jadi saya mohon pengertian dari Anda."
Manager bernama Dayu itu menghela napas kasar. Dia tahu jika Hyuna adalah seorang koki yang sangat hebat, dan selalu berhasil membuat restoran itu ramai dengan hasil masakannya, tetapi bukan berarti wanita itu bisa semena-mena dengan pekerjaan.
"Kalau kau tidak bisa mengatakan yang sejujurnya, maka saya juga tidak bisa memberi cuti, Hyuna."
Hyuna menatap Dayu dengan memelas, tetapi sepertinya laki-laki itu sama sekali tidak akan memberikan cuti padanya jika dia tidak mengatakan yang sebenarnya.
"Saya ingin pulang ke rumah orang tua saya sejenak, Pak. Mungkin beberapa hari saja,"
"Kenapa? Apa orang tuamu sedang sakit?" Dayu semakin merasa penasaran. Dia bukannya tidak mau peduli, tetapi sebagai seorang manager dia harus tegas pada semua pekerjanya.
Hyuna menggelengkan kepalanya lalu mulai menceritakan apa yang terjadi pada rumah tangganya, tetapi hanya sebatas bertengkar karena adanya orang ketiga saja.
"Kau sudah lama berumah tangga kan, Hyuna? Masalah seperti ini seharusnya segera di selesaikan, jika berlarut-larut maka kalian bisa saja berpisah."
"Saya memang sudah berpisah dengannya, Pak." Ingin sekali Hyuna mengatakan semua itu, tetapi dia tidak ingin membuka aib rumah tangganya.
"Baiklah. Saya akan memberi waktu 3 hari untukmu."
"Be-benarkah, Pak?" tanya Hyuna dengan tidak percaya dan dijawab dengan anggukan kepala Dayu.
"Tapi ini terakhir kali kau cuti dalam tahun ini, Hyuna. Bahkan saya tidak akan memberi cuti saat lebaran nanti."
Hyuna mengangguk paham dan langsung mengucapkan terima kasih pada sang atasan, setelah itu dia pamit untuk kembali dan bersiap pulang ke rumah kedua orang tuanya.
Pada saat yang sama, Aksa masih saja bersitegang dengan Laura dan juga ibunya walau Hyuna sudah pergi dari rumah. Dia benar-benar tidak ingin berpisah dengan Hyuna, dan mengancam akan langsung menjatuhkan talak pada Laura jika mereka tidak membawa Hyuna kembali pulang.
"Dia pergi atas kemauannya sendiri, Aksa. Kenapa jadi kami yang harus membawanya kembali?" Mona menatap putranya dengan tajam, begitu juga dengan Laura.
"Tapi dia pergi karena kedatangan kalian, Bu. Jika tidak kami akan baik-baik saja."
Laura mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Dia harus segera mencari cara agar Aksa benar-benar melepaskan Hyuna dan melupakan wanita itu. Kini dia sudah berhasil membuat Hyuna pergi, dan sebentar lagi dia akan menguasai Aksa seutuhnya.
"Kau benar-benar sudah gila, Aksa. Sebenarnya apa sih, yang kau lihat dari dia? Kau sudah punya Laura yang lebih baik dan sempurna, dia mungkin sudah mengandung anakmu sekarang."
Aksa tersentak kaget dengan apa yang ibunya katakan, apalagi saat sang ibu membahas tentang anak. Dia lalu melirik ke arah Laura yang juga sedang menatapnya.
"Sudahlah, aku lelah jika harus bertengkar dengan Ibu. Pokoknya aku mau Hyuna kembali ke rumah ini dan tetap bersamaku, hanya itu."
Aksa lalu berbalik dan berjalan keluar dari rumah. Dia ingin melihat Hyuna di restoran karena saat ini dia yakin jika sang istri sudah berangkat kerja.
Hyuna sendiri sekarang sudah berada di terminal bus untuk berangkat ke kampung halaman. Dia memang tidak pernah membawa mobil sendiri karena tidak bisa menyetir, juga tidak naik taksi karena akan memakan biaya yang cukup besar.
Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya bus yang Hyuna naiki sudah berangkat menuju tempat tujuan. Terlihat ada banyak penumpang yang membawa anak-anak membuat Hyuna tersenyum dengan hati kembali berdenyut sakit.
Aksa yang sudah sampai di depan restoran segera masuk ke tempat tersebut. Dia lalu memanggil pelayan untuk memesan sesuatu sebagai alasan.
"Wah, Anda suaminya mbak Hyuna 'kan?"
Aksa tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Benar. Tolong jangan katakan pada istriku jika aku di sini, karena aku tidak mau mengganggu pekerjaannya."
"Ah begitu." Pelayan itu mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu tiba-tiba dia teringat dengan sesuatu. "Tapi mbak Hyuna tidak ada, jadi dia tidak akan tahu jika Anda di sini."
"Tunggu, tidak ada di sini?" tanya Aksa sambil beranjak bangun dari duduknya dan dijawab dengan anggukan kepala Hyuna.
Kebetulan Dayu yang ingin mengecek keadaan dapur melintas di hadapan Aksa dan mendengar apa yang laki-laki itu ucapkan.
"Apa istriku tidak masuk kerja?" Aksa bertanya dengan tajam membuat pelayan itu mengernyit bingung, sementara Dayu yang mendengarnya tersenyum tipis dan berlalu pergi karena tidak ingin berurusan dengan laki-laki itu.
"Cih, kenapa sekarang dia sibuk mencari Hyuna setelah berselingkuh?"
•
•
•
Tbc.