Elea Inglebert putri semata wayang Delia Djiwandono dan Jarvas Inglebert yang memiliki segalanya namun kurang beruntung dalam hal percintaan. Cintanya habis pada cinta pertamanya yang bernama Alan Taraka. Alan Taraka merupakan seorang CEO Perusahaan Taraka Group yang didalamnya berkecimpung dalam bidang pangan, hotel dan perbankan. Tak hanya itu, Alan Taraka juga berkecimpung dalam dunia bawah yang dimana ia memperjual-belikan senjata api serta bom rakitan dan menjualnya kepada negara-negara yang membutuhkannya. Hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui Alan di dunia bawahnya, dan ia lebih dikenal di dunia bawah dengan sebutan “TUAN AL”. Akankah Elea Inglebert bersatu dengan cinta pertamanya yang merupakan seorang CEO sekaligus MAFIA terkejam di Negeri ini? Lets read!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Endah Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
“Alan, apa kau akan membawa seseorang di hari pernikahanku?”, tanya Q tanpa basa-basi.
“Fokuslah pada acaramu besok!”, jawab datar Alan.
“Apa perlu aku yang mencarikan?”, tanyanya Q lagi.
Alan hanya memutar bola matanya dan meninggalkan Q sendiri di halaman belakang rumahnya.
“Look! Anak kutub itu meninggalkanku! Aku ini kakakmu! Tak sopan kau ya! Awas kau, ku buat esok hari tak berkutik! Dasar siluman tokek! Huh! Benar kata El dan Denis! Dia sepertinya bukan manusia!”, kesal Q menatap punggung adiknya yang semakin menghilang dari pandangan.
“D, Diz, kemari kalian!” Titah Q pada adik kembarnya.
“Ada apa Kak?”, tanya D.
“Bisakah kalian membantuku?”, tanya Q sambil mengedipkan sebelah matanya.
“Aaah pasti ini soal Kak Alan? Benar?”, tebak Diz.
“Ahh kau memang cerdas!”, puji Q pada Diz.
….Jadi begini.. Kakakmu si siluman tokek itu..” ucap Q terpotong sedang melirik sekitar.
“Kau hubungi Denis atau El, tolong kau atur juga beberapa wanita entah model atau apapun lah kau atur saja!! Cukup 3 atau 4 sajalah ya jangan terlalu banyak. Dan pastikan wanita-wanita itu tak berharap lebih oke! Aku hanya ingin membuat siluman itu tak berkutik! Selebihnya kalian aturlah”, jelas Q.
“Itu bisa di aturrr…..”, jawab D dan Diz kompak sambil berlalu meninggalkan Q di halaman belakang.
“Dasar anak kembar!! Menjawab pun apa harus berbarengan?! Ckk….!”, kekeh Q.
——————————————————————————————————————————
“Sayaaang.. Cepatlah turun!! Eleaaaa…”, teriak Mutti dari ruang keluarga.
“Yaa Mutti, sebentarr…”, Elea berlari kecil menuruni anak tangga.
….Mutti… Bisakah ketika memanggilku jangan selalu dadakan dong.. Aku kan jadi panik!”, keluh Elea yang di balas senyuman sambil geleng-geleng kepala oleh Muttinya.
“Sebentar lagi ada Mbak Dwi dan Mbak Manda. Kita lakukan perawatan di rumah saja ya. Vatimu tak mengizinkan untuk kita keluar rumah. So, enjoy it!!”, perintah Delia lembut.
“Ahh.. Hal yang paling tak ku suka kenapa harus seperti ini Mutti!!”, kesal Elea.
“Hei sayang, lihat Mutti!! Kami ingin mengenalkanmu pada beberapa rekan bisnis Vatimu. Jadi tolong menurutlah sayang. Demi kecantikan paripurnamu yaa… Mengapa kau tak menyukai hal itu sayang? Wanita diluaran sana padahal sangat menyukainya.”, ucap Delia.
“Aku lebih suka merawat tubuhku sendiri tapi yasudahlah. Sekali ini tak mengapa.” Elea mengalah toh menolak pun percuma.
15 menit kemudian akhirnya mereka melakukan perawatan di rumah saja. Selama 4 jam penuh mereka melakukan perawatan dan tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore.
“Mutti… Aku akan beribadah terlebih dahulu. Dan ya Mutti aku ingin spagetti, bisakah Mutti membuatnya untukku? Heheee…”, pinta Elea sengaja membuat Muttinya sibuk di dapur. Padahal saat ini ia ingin merias wajahnya semaksimal mungkin.
“Baiklaah anakku.. 15 menit lagi akan siap jadi cepatlah”, ujar Delia.
Ceklek, pintu kamar tertutup rapat dan Lea menguncinya dari dalam.
“Hmm… Baiklah…. Saatnya beribadah terlebih dahulu lalu saatnya berkutat dengan peralatan lenong”, gumam Elea.
Setelah melakukan ibadahnya. Elea benar-benar sibuk merias dirinya semaksimal mungkin.
“Apa ini terlalu berlebihan ya?”, tanyanya dalam hati. “Ahh tidak!! Sudah saatnya kau ini dikenal banyak orang bukan?! Kau harus percaya diri dengan penampilanmu saat ini!! Ya, harus!!”, gumamnya lagi.
“Ahh aku menyukai model rambut ini. Terima kasih Elea. Kau serba bisa!! Aku bangga pada diriku!!”, Elea memuji dirinya.
(Sumber: Pinterest)
Acara pesta pernikahan Q dan Liam di mulai hari ini tepat pada pukul 20.00 WIB untuk akadnya dan resepsi di mulai pukul 21.00 WIB s/d selesai (tepat pada pukul 00.00 WIB)
Tuan Jarvas tak bisa menyaksikan momen akadnya karena terjebak macet total. Pada pukul 21.30 WIB keluarga Tuan Jarvas dan Nyonya Delia barulah tiba. Ia langsung disambut dengan antusias dari para rekan bisnisnya. Mereka mendengar kabar bahwa Tn. Jarvas akan membawa putri tunggalnya.
“Selamat malam Tuan Jarvas dan keluarga. Terima kasih sudah memenuhi undangan pernikahan putri kami”, tulus Tuan Taraka.
“Tak perlu berbicara seperti itu. Kita ini teman sudah kewajibanku baik suka maupun duka untuk hadir.. Hehehe…” tawa Jarvas.
“Perkenalkan ini putri tunggal kami, Elea Inglebert”, ucapnya lagi.
Elea mencium lengan Tuan Taraka dan istrinya. Begitu terkejut mereka melihat Elea saat ini dan dengan kesopanannya.
“Elea.. Ini Elea? Teman kecil D dan Diz?”, tanya Ny. Taraka yang sangat terpesona pada Elea. Ia bahkan sangat lupa diri untuk mengontrol volume suaranya saking takjubnya melihat Elea.
Beberapa orang langsung beralih pandangan pada putri tunggal Tn. Jarvas. Semua mata tanpa terkecuali. Semua membicarakan kecantikan dan kesopanan Elea. Tak sedikit juga beberapa anak dari rekan bisnisnya merasa tersaingi dengan kecantikan Elea bak seorang dewi.
“Dia memang cantik! Sangat cantik!”, kata perempuan 1.
“Ya, kau benar! Lihatlah penampilannya! Rambutnya yang sangat indah! Kulitnya yang terkena sinar lampu menjadikannya semakin bercahaya! WAW AKU IRI!!”, ujar perempuan 2.
“Apakah dia datang kemari ingin menggaet Tuan Muda Alan? Aahh ku rasa aku akan mundur perlahan apabila dia mendekatinya”, ucap perempuan 3.
“Diamlah! Kalian kenapa berisik sekali!! Kalian tak punya mata hah?! Dia itu belum seberapa dibanding denganku!! Dan ya! Tidak ada yang bisa meluluhkan Tuan Muda Alan. Karna Tuan Muda Alan hanya akan menungguku seorang!”, ucap Tiara Raznari dengan percaya diri. Tiara Raznari merupakan putri dari Tn. Max Raznari dan Ny. Julia Raznari yang dimana merupakan rekan bisnis Tuan Muda Alan.
Ketiga perempuan tadi hanya melirik saja ke arah Tiara. Pikiran mereka berkelahi sendiri dengan omongan yang keluar dari mulut Tiara. Di dalam hati mereka menertawakan kesombongan ucapannya.
“Hahaha…. Kau ini selalu sajaa…”, tawa Delia pada Ny. Taraka sehingga membuyarkan beberapa orang yang melihat Elea tak berkedip.
“Ahh kau cantik sekali sayang!! Aunty sangat terpesona padamu!!”, puji Ny. Taraka tulus.
“Aunty terlalu berlebihan hehe..”, Elea tersipu malu.
Terlihat dari sudut ruangan, Denis dan El berteriak memanggi Elea namun ia tak mendengarnya efek dari live music di acara tersebut. Alhasil Denis menghampiri Elea dan mengajaknya untuk bergabung.
“Aunty cantiik….” Rayu Denis pada Delia.
“Hei anak nakal. Sejak kapan kau disini? Dimana El?”, tanya Delia mencubit pipi Denis.
“Ada disana bersama beberapa teman-teman. Aunty bolehkah aku mengajak Elea bergabung sebentar? Aunty dan Uncle silahkan melanjutkan menikmati acaranya nanti akan aku kembalikan Elea padamu ok” Denis mengedipkan sebelah matanya pada Delia dan merangkulnya.
“Hmm baiklah. Asal kau jaga dia dan jangan lepas dari pandanganmu dan El!” Perintah Delia.
“Siap 86!!!”, Denis memberi hormat pada Delia sehingga membuat yang lain tertawa gemas.
Setibanya di meja, El langsung memeluk adik kecilnya.
“Kemana saja kau!! Aku sangat merindukanmu adik kecilku!! Dan ya, kau terlihat berbeda sekarang!!! Ahhh…. Kau semakin dewasa dan mempesona!! Aku akan melindungimu dari semua mata jahat!!”, ucap El masih tetap memeluknya.
“Kaak.. Semua orang melihat ke arahku. Aku malu, cepat lepaskan!” Ucap Lea.
“Hei kau!! Sejak kapan kau bisa memprotes kakakmu?!”, kesal El melepaskan pelukannya. “Kenapa?! Apakah kau sudah memiliki kekasih? Bagaimana bisa kekasihmu tak mengizinkanku memelukmu hah! Mana orangnya! Sini biar ku hajar dia!”, sulut El.
“Aku belum memiliki kekasih Kakaaak…. Apabila aku memiliki seorang kekasih maka aku dengan segera menyerahkannya pada kalian! Hehehe…” ucap Elea tertawa sangat anggun.
Denis hanya tersenyum saja melihat El yang sangat menjaga Elea walau dari jauh. Ya selama ini El memperkerjakan seorang bodyguard untuk melindungi dan memantau Elea namun dari jarak jauh saja. Elea tentu tak tahu hal itu. El melakukan itu supaya pikirannya tenang ketika El dan Denis bekerja. Selepas kejadian itu, El ketakutan melihat Elea down jadilah ia menyewa seorang bodyguard untuk Elea.
Tanpa disadari, terlihat Alan meneguk wine (0% alcohol) dengan cepat dan tersenyum tipis. Melihat penampilan Elea saat ini membuatnya sedikit terpana. Untuk pertama kalinya, Alan merasakan jantungnya sedikit nyeri.
“Duduklah…. Apa kalian ingin merusak mataku!”, ucap Alan datar.
“Ya? Ckk.. Siluman tokek kumat!”, ejek El.
Sekilas tatapan Elea dan Alan beradu. Lalu Elea membuang pandangannya. Segera ia duduk disamping El. Ia begitu canggung saat ini didepannya ada seseorang yang pernah ia sukai sangat lama.
“Apa ini?! Mengapa jantungku berdetak cepat!! Apa iya aku masih menyukainya!! Tidak tidak!! Kau sudah bersusah payah mengubur itu! Lalu dengan berhadapan dengannya belum ada 1 jam saja kau sudah tak karuan! Oh Elea come on!!!” Batin Elea.
“Tiara, lihatlah! Apa ku bilang! Putri Tn. Jarvas sedang bersama Tn. Muda Alan! Kau lihatlah dengan mata kepalamu sendiri!”, kompor perempuan 1.
“Ahh ya. Bagaimana bisa dia terlihat akrab dengan kakak beradik Tn. Ashkara?!” Tanya perempuan 3.
“Benar-benar jackpot sekali putri Tn. Jarvas. Dikelilingi manusia-manusia tampan dan kaya. Bukan hanya mereka bertiga saja tapi lihatlah sekelilingmu! Semua putra dari rekan-rekan bisnis ini tak beralih pandang menatapnya. Ahhhh aku benar-benar iri”, ucap jujur perempuan 2.
“Lihatlah!!!”, ujar Tiara yang merasa sangat jengah melihat Elea bersama Alan.
“Hey Tiara! Kau jangan berulah!”, peringat perempuan 2 yang hanya dibalas oleh lambaian tangannya saja.
Tiara berjalan mendekati meja Alan. “Apa aku boleh bergabung disini?!”, tanya Tiara melihat Alan. Seperti biasa Alan tak pernah menggubris wanita siapapun dan dari jenis manapun.
“Halo… Tn. Muda Alan, bolehkah?”, tanyanya lagi namun tak kunjung ada jawaban.
Elea, Denis dan El hanya saling pandang. “Pergilah!! Sebelum kau membangunkan seekor harimau lebih jauh lagi!!”, peringat El.
“Diam kau! Siapa kau mengaturku!”, kesal Tiara dan tanpa menunggu jawaban Alan, ia langsung duduk di sebelah Alan dan merapatkan tubuhnya pada Alan.
“Gatal sekali mulutku ini!!!”, kelakar Elea dalam hati. Ia ingin mengumpat kelakuan wanita itu namun ia tak berani karna takut terjadi keributan di acara Tn. Taraka.
Tiba-tiba Alan berdiri dan duduk di sebelah Elea. El dan Denis saling pandang namun mereka juga tahu bahwa Elea saat ini tak memiliki rasa apapun pada Alan. Jadi mereka membiarkannya saja.
“Apa ini!! Kenapa pula dia tiba-tiba duduk di sebelahku!!! Oh jantungku!!! Tolong pelankan suara detakanmu itu!! Ahhhh rasanya aku ingin cepat pulang saja bisa gila berlama-lama disini!! Mutti selamatkan aku!!! Kak El, Kak Denis, Vati…. Tolooong”, gumam Elea dalam hati.
Tiara melihat hal itu membuatnya semakin membenci Elea. “Lihatlah j*l**g!! Akan ku balas kau!”, dendam Tiara lalu pergi meninggalkan meja Alan.
“Nenek lampir telah pergi. Kau tak ingin duduk kembali ke tempatmu?”, tanya Denis yang tak sengaja mengusir Alan dengan halus yang dibalas tatapam tajam oleh Alan.
“Apa ini!!! Ckk…”, batin El.
Tiba-tiba MC memberi tantangan pada seluruh tamu baik tua maupun muda semua harus terlibat.
“Apabila seseorang atau bahkan bisa 2 orang atau lebih terkena sorotan lampu maka wajib menyumbangkan suara emasnya pada pengantin malam ini, mari kita mulai. Silahkan lightning….”, ucap MC acara.
Tiba-tiba sorot lampu mengenai Elea dan si kembar D dan Diz. Elea berbinar melihat teman semasa kecilnya. Begitu pun D dan Diz, ia langsung berlari menghampiri Elea dan membawanya ke atas panggung. Namun sebelum sampai ke tengah panggung, Q menghadang Elea dan mereka berpelukan. Q sangat menyayangi Elea sedari kecil. Karna ia tak memiliki adik perempuan dan pada saat itu Elea sering ke rumah untuk belajar bersama adik kembarnya dari sanalah Q sangat dekat dan menyayangi Elea seperti adik kandungnya sendiri.
“Selamat atas pernikahan Kakak dan Kak Liam. Aku sengaja tak membawakan hadiah saat ini tapi esok akan sampai dikediamanmu Kak.”, ucap Elea tulus.
“Kau repot sekali!! Dengan kedatanganmu saja sudah membuatku bahagia!! Kenapa kau jarang sekali ke rumah? Hmm?!”, tanya Q.
“Baiklah, Nona Q… Bisakah Nona di depan anda untuk memulai aksinya?”, tanya MC membuat Elea melambaikan tangan meninggalkan Q disudut panggung. Q terkekeh melihat tingkah Elea. Liam? Tentu saja ia sangat terkejut. Bagaimana bisa Lea yang selama ini dikenal dengan mata duitan (karna bekerja menjual jasa namun dengan bayaran setinggi langit) itu bisa berada disini dan Q mengenal baik. Berarti dia bukan dari kalangan yang sederhana namun ia sangat giat mencari uang.
“Elea menjelma bak seorang dewi. Sudah lama aku tak berjumpa dengannya. Ketika hadiahmu datang maka akan ku tolak!! Lihat saja!! Aku ingin kau yang mengantarkan langsung padaku! Huh dasar!!”, gumam Q.
“Baiklah…. Nona….” MC menggantungkan ucapannya.
“Elea Inglebert”, jawab D dan Diz kompak. Sehingga membuat seluruh tamu menatap mereka.
“Nona Elea Inglebert dan Tuan Muda D serta Tuan Muda Diz akan menyumbangkan suara emasnya!! Berilah tepuk tangan yang meriah pada mereka bertiga…..”, ucap MC heboh.
“Ku serahkan padamu Lea, lagu apa yang kau inginkan kita akan mengikutinya. Hehehe….”, ucap D.
“Diz, kau berilah kode pada salah seorang pemain musik, kita akan membawakan lagu Marry You. How?”, titah Elea. Dan Diz langsung bergerak.
Tak lama, alunan musik telah terdengar….