Raisa terpaksa menikah dengan Adam, bodyguard dari Papanya sendiri, karena insiden di satu malam yang telah di rencanakan pesaing partai Papanya.
Posisi Papanya yang menjadi orang momor satu dari sebuah partai politik membuat Raisa terpaksa menerima pernikahan yang sama sekali tidak pernah ia inginkan itu demi menyelamatkan Papanya juga nama baiknya sendiri karena foto-foto vulgarnya itu telah di sebar luaskan oleh orang tak di kenal.
Namun bagaimana Raisa yang keras kepala dan sombong itu menerima Adam sebagai suaminya sedangkan Raisa sendiri selalu menganggap Adam hanyalah penjilat dan pria yang mengincar harta Papanya saja.
Rasa bencinya pada Adam itu tanpa sadar telah menyakiti hati pria yang menurutnya kaku dan menyebalkan itu.
Bagaimana juga Raisa berperang melawan hatinya yang mulai tertarik dengan sosok Adam setelah berbagai kebencian ia taburkan untuk pria itu??
mari ikuti perjalanan cinta Raisa dan Adam ya readersss...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masalah baru
Hari sudah berganti pagi, semalam Raisa merasakan tidurnya kembali nyenyak setelah beberapa hari tertimpa masalah yang membuat kualitas tidurnya menjadi buruk.
"Emmmhhh!! Selamat pagi dunia yang kejam!!" Dia merenggangkan otot tubuhnya dengan menggeliat beberapa kali. Menurutnya menggeliat di saat bangun tidur adalah sesuatu yang mengasyikkan.
Mata Raisa langsung menelisik ke seluruh kamarnya. Namun lagi-lagi dia tidak menemukan Adam ada di sana.
"Tidur di paviliun lagi??" Gumamnya dengan nada kecewa. Entah Raisa sadar atau tidak dengan ucapannya itu.
Ting..
Ting..
Ting..
Ting..
Bunyi notifikasi ponselnya yang tanpa henti membuat Raisa begitu penasaran. Jantungnya kembali terasa tak normal karena firasatnya mengatakan jika ada sesuatu tengang dirinya di dalam sana.
Razia masih ingat betul kejadian ini sama persis saat videonya dengan Adam tersebar luas. Saat itu, ponsel Raisa juga berbunyi tanpa henti seperti sekarang ini.
"Jangan sampai hari ini jadi hari yang buruk lagi. Aku mohon ya Allah" Bibir Raisa spontan berdoa dengan sendirinya.
Raisa membuka ponselnya, menuju ke laman media sosialnya yang telah di penuhi oleh ratusan pesan.
Klik...
Jempolnya bergetar membuka ikon media sosialnya itu.
Deg...
Jantungnya yang sejak tadi terus berdetak kencang tiada henti kini justru terasa berhenti. Dadanya seakan ditekan dengan kuat, sesak dan susah bernafas.
Mata Raisa yang baru saja terbuka kini mulai memanas. Mengeluarkan cairan bening yang tiba-tiba menyeruak. Tangannya gemetar memegang ponselnya. Melihat satu persatu sumber kegaduhan di pagi ini.
Raisa tak bisa berkata-kata lagi. Dia hanya bisa menangis di paginya yang baru ia awali itu. Tampaknya dia menyesali ucapannya saat membuka mata tadi. Harusnya dia tak menyapa dunia yang terlihat kejam kepadanya.
Raisa masih menatap foto dirinya dan Rio yang kini sudah tersebar luas dengan berbagai komentar.
Rasanya Raisa ingin mengutuk orang yang telah menyebarkan fotonya itu. Terlebih foto itu semakin membuat publik murka karena Raisa terlihat begitu mesra di sana.
Tangan yang di genggam Rio, Raisa yang bersandar di bahu Rio serta usapan tangan Rio pada kepala Raisa semua ada di sana.
Berita tentang dirinya kali ini pasti akan memicu huru-hara lagi. Masalah kemarin baru saja selesai, tapi karena kecerobohannya kini timbul maslah baru.
Tampaknya dia harus menerima kemarahan Papanya lagi. Entah apa yang akan di dapat Raisa nanti di hadapan Papanya.
RAISA WICAKSANA, PUTRI POLITIKUS SATYA WICAKSANA KEMBALI BERULAH.
DIA DIAM-DIAM BERTERMU DENGAN MANTAN KEKASIHNYA DAN MENGATAKAN INGIN BERCERAI SETELAH PEMILIHAN UMUM TAHUN DEPAN.
APA PERNIKAHAN KEMARIN HANYALAH SANDIWARA UNTUK MENUTUPI AIBNYA SAJA??
APA SATYA WICAKSANA IKUT TERLIBAT DALAM PERMAINAN INI DEMI MEMPERBAIKI NAMA BAIK PARTAINYA??
Begitulah sepenggal berita yang tersebar luas saat ini. Dan masih banyak lagi dugaan mereka gang tak sanggup Raisa baca.
"Apa yang harus aku lakukan??"
Raisa tak sanggup membaca semua komentar yang ada di sana. Sudah bisa di tebak jika Raisa pasti hanya akan menerima hujatan-hujatan yang menyakitkan. Lain halnya kalau Raisa belum berstatus sebagai istri orang. Pasti Raisa tidak akan takut seperti ini.
Citranya saja sudah buruk sejak videonya dengan Adam tersebar, apalagi saat ini.
Seketika Raisa teringat ucapan Adam tadi malam. Dimana pria itu sempat mengingatkannya tentang sesuatu yang harus ia hadapi sendiri.
"Apa dia sudah tau kalau akan muncul berita seperti ini??"
Raisa bangkit dari ranjangnya, secepat mungkin membersihkan dirinya dan bersiap turun ke bawah.
Hari ini Raisa tidak terlihat seperti biasanya. Raisa yang cantik dengan penampilan yang modis serta polesan make up yang menyempurnakan tampilannya.
Raisa turun ke bawah hanya dengan dress navy sebatas lutut. Wajahnya yang hanya di olesi pelembab wajah itu hanya di tutupi dengan kaca mata untuk menyamarkan matanya yang sembab tanpa riasan. Rambutnya pun hanya di cepol dengan asal. Sungguh bukan Raisa yang seperti biasanya.
Saat Raisa tiba di lantai bawah, di saat Raisa melangkahkan kakinya dari anak tangga paling bawah. Tepat saat itu juga Raisa melihat Adam berjalan ke luar.
Mata mereka berdua sempat bersinggungan sebelum Adam dengan sengaja membuang wajahnya ke samping. Terlihat sangat jelas jika pria itu enggan menatap Raisa.
Sementara Raisa justru mematung di tempatnya. Tidak tau harus bagaimana menyikapi situasi saat ini. Dia yakin jika Adam juga sudah melihat fotonya dengan Rio yang sedang tranding pagi ini.
Ada rasa kecewa saat Adam tak mau melihat ke arahnya. Apalagi pria itu terus berjalan melewati Raisa tanpa menegurnya atau menyinggung masalahnya sama sekali.
Raisa segera mengejar Adam saat suaminya itu sudah sampai di pintu keluar rumahnya. Tidak mungkin dia membiarkan Adam meninggalkannya untuk berangkat ke kantor. Raisa juga ingin mencari kesempatan untuk bicara dengan Adam saat ini.
Brakk...
Raisa tersentak karena Adam sengaja menutup pintu mobilnya dengan kasar. Sebenarnya Raisa juga sudah melihat gurat kemarahan dari pria itu sejak tadi. Namun Raisa bisa apa, dia terlalu naif untuk mengakui kesalahannya sendiri.
Tanpa menghiraukan tatapan tak suka dari Adam, Raisa ikut masuk begitu saja ke dalam mobil suaminya.
Sementara Adam tetap diam dan membiarkan Raisa duduk di sampingnya. Pria itu hanya menatap lurus ke depan dengan alis yang menyatu sejak tadi.
Wajah datar dan kaku kini bisa di lihat oleh Raisa lagi setelah kemarin Raisa sempat melihat senyum memabukkan dari Adam.
"Kenapa gue lebih suka dia marah-marah dari pada diam kaya gini??"
Raisa masih menggenggam ponselnya dengan kuat. Merasakan getaran dari ponselnya akibat ulah dari Rio dan dua sahabatnya yang terus menghubunginya. Namun untuk saat ini, Raisa sungguh malas untuk menerima cecaran pertanyaan dari mereka semua.
Pikiran Raisa justru dipenuhi dengan Adam dan Papanya yang sampai saat ini belum menghubunginya juga.
"Apa Papa juga nggak peduli lagi sama kaya dia??" Raisa melirik ke arah Adam. Dia sungguh membenci situasi seperti ini.
"Emm, tentang foto itu gu...".
" Aku nggak peduli!!"
Satu kalimat yang langsung membuat Raisa bungkam. Kalimat yang sudah menunjukkan penolakan atas dirinya. Kalimat yang bertanda bahwa Raisa harus menyelesaikan semuanya sendiri seperti apa kata Adam tadi malam.
Raisa hanya bisa memejamkan matanya. Menahan air matanya agar tidak keluar untuk saat ini meski tiba-tiba saja dadanya terasa sangat sesak.