Di jual oleh Bapak dan di beli Dosen tampan.
Kinayu, gadis berumur 22 tahun di jadikan sebagai alat penebus hutang. Menjadi istri dari Yudha Prasetya, yang ternyata adalah seorang dosen serta anak dari pemilik kampus tempatnya menimba ilmu.
Kenyataan pahit harus kembali ia terima saat dirinya mengetahui fakta jika ia bukan yang pertama. Bahkan harus tinggal satu atap dengan istri pertama.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka?
Apakah Kinayu kuat saat ia tau tujuan Yudha menikahinya?
Ig: weni0192
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Malam ini Silvi memutuskan untuk pulang dan melanjutkan pemotretan esok hari. Padahal sebelumnya jika jadwal padat ia lebih memilih untuk pulang ke apartemen yang diam-diam ia beli atau menyewa kamar hotel di sekitar lokasi.
Berhubung kedatangan Kinayu yang merupakan ancaman baginya. Membuat Silvi memutuskan untuk pulang ke rumah, ia tidak ingin malam ini Yudha kembali tidur di kamar Kinayu. Dan dirinya pun sudah berniat menggoda Yudha agar melupakan bayangan Kinayu.
"Mas ..." Silvi masuk ke kamar tepat di saat Yudha keluar dari kamar mandi. Tanpa aba-aba, ia segera berlari dan menaiki tubuh Yudha hingga membuat pria itu seketika oleng ke belakang, beruntung kakinya kuat menahan.
Silvi mengalungkan kedua tangannya leher Yudha dan mengapit perut Yudha dengan kedua kakinya.
"Tumben pulang? kata bibi ada pekerjaan?"
"Aku merindukanmu mas, makanya aku pulang. Aku menginginkanmu," ucap Silvi merayu Yudha dengan mencium leher jenjang sang suami yang kini ada di hadapannya.
Yudha yang sejak sore sudah mulai on, dengan mudahnya masuk ke dalam rayuan Silvi.
Membawa tubuh Silvi ke ranjang dan mendaratkan dengan perlahan. Memulai dengan gairaah yang memacu sebuah erangan.
Silvi tersenyum saat dengan mudah membuat suaminya dalam genggaman, bahkan kini sedang bergerak liar di atasnya. Dengan hentakan yang membuat keduanya hilang akal dan mengeluarkan suara khas pergulatan yang terdengar hingga ke kamar sebelah.
Yudha benar-benar menumpahkan semua hasraat yang tadi hampir meledak dan ia tahan sekuat tenaga saat mengingat tubuh Kinayu. Tapi di saat bersama dengan Silvi ia seperti menemukan pelampiasan yang sejak tadi ingin di keluarkan. Tak seperti dengan Kinayu, dia tampak lembut saat bersama Silvi. Walaupun sepintas bayangan akan dirinya yang bermain dengan Kinayu terlintas jelas dan rasa berbeda yang Kinayu suguhkan begitu memabukkan.
Kinayu yang sejak tadi menutup telinganya dengan bantal akhirnya dapat tertidur dengan nyenyak setelah suara kepuasaan terdengar. Membuatnya lega walaupun sedikit nyeri di dada membayangkan apa yang terjadi di kamar sebelah.
Kinayu bukan gadis bodoh yang tak tau apa yang Yudha dan Silvi lakukan, tapi ia ingin menutup mata dan telinga mencoba menyadari jika statusnya bukan satu-satunya.
Pagi ini Kinayu sudah bersiap untuk berangkat kuliah, ia keluar kamar berbarengan dengan Yudha yang juga keluar dari kamar bersama dengan Silvi.
Silvi tersenyum tipis, ia sengaja mengeratkan pelukannya di lengan Yudha dan berjalan mendahului.
"Ayo mas, kita udah kesiangan loh gara-gara semalam," ucapnya dengan manja.
"Hhmmmm..." Yudha menatap Kinayu sekilas kemudian melewatinya. Turun ke bawah menuju meja makan.
Kinayu menarik nafas dalam, tak ada rasa cemburu hanya sesak setiap kali teringat akan statusnya. Wanita itu berjalan menuju pintu utama untuk segera berangkat. Tak ada niat sedikitpun untuk singgah di meja makan dan bergabung dengan mereka.
Langkahnya terhenti saat Yudha dengan lantang memintanya untuk kembali.
"Berhenti dan cepat duduk di sebelahku Kinayu!" ucapnya dengan nada tinggi dan wajah dingin.
Kinayu memejamkan mata dan mengepalkan tangannya, jengkel dengan keadaan yang ada. Dengan langkah berat ia kembali mendekat dan duduk di sisi kanan Yudha.
Silvi yang melihat Kinayu kembali seketika memasang wajah sinis, ia benci dengan sikap Yudha yang meminta Kinayu untuk ikut makan bersama. Tapi sebisa mungkin ia menutupi rasa bencinya dengan sengaja memamerkan kemesraan.
"Mas, nanti aku pulang malam ya, kamu nggak usah nungguin aku seperti semalam. Kalo ngantuk langsung tidur aja di kamar kita ya mas." Dengan manja Silvi berdiri di belakang Yudha dan merangkulnya dengan mesra. Menatap Kinayu yang diam menundukkan kepalanya.
"Cepat duduk! aku ingin sarapan Silvi!" ucapnya tegas membuat Silvi senyuman di wajah Silvi memudar. Kemudian dia kembali duduk di tempatnya.
Bibi datang dengan membawakan jus untuk Silvi, kemudian berniat mengisi piring Yudha seperti biasa tetapi segera di tahan olehnya.
"Biarkan istri ku yang menyiapkannya Bi."
Bibi segera mundur dan kembali ke dapur sedangkan Silvi hanya diam tak ada niat menyiapkan makan Yudha. Dan Kinayu tak berani karena ia berpikir ada istri tua yang lebih berhak.
Hingga Yudha kesal dan menggebrak meja.
" Tak ada yang niat melayani ku? apa aku harus menikah lagi dan mencari wanita yang mengerti akan perannya?"
Silvi dan Kinayu di buat terkejut, keduanya sempat terjingkat kala Yudha dengan keras menggebrak meja. Apalagi mendengar kata-kata Yudha yang ingin menikahi wanita lain lagi. Sedangkan satu saja Silvi di buat sakit hati dan tak terima hingga hati begitu membenci.
"Apa maksud kamu mas? biasanya juga nggak begini, kenapa dengan mu mas?" ucapnya tak terima.
Yudha hanya diam menatap ke depan, tak menjawab dan tak juga niat untuk menoleh ke Silvi yang begitu marah. Hingga Kinayu yang melihat kilatan amarah dan Silvi yang tak kunjung beranjak untuk mengerjakan. Dengan sigap berdiri dan mengambil piring Yudha lalu mengisinya.
Sontak hal itu membuat Silvi semakin murka, dengan cepat ia menepis piring yang Kinayu pegang hingga terjatuh dan berhamburan di lantai.
"Silvi!" sentak Yudha, dia tak habis pikir dengan sikap Silvi. Yudha yang ingin merasakan di layani oleh istri setelah 5 tahun tak pernah ia rasakan. Dan sekali ia dapatkan dari Kinayu hanya ingin mengulangi nya. Mendapat perlakuan baik dan di hormati. Bukan di jadikan bahan keributan seperti yang Silvi lakukan.
Sedangkan Kinayu tercengang dengan tindakan silvi yang begitu cepat dan suara bentakan Yudha yang membuat jantungnya berdebar.
"Ini kan yang kamu mau mas, kamu ingin di layani oleh istri muda mu. Padahal sejak 5 tahun kita menikah hal sepele ini tidak pernah kamu permasalahkan. Tapi sejak datangnya dia!" Silvi menunjuk Kinayu dengan sengit. "Kamu berubah, di kasih apa kamu sama dia mas?"
"Diam Silvi! harusnya kamu mengerti dan introspeksi diri kenapa aku begini, bukan malah marah-marah dan tak terima. Sekarang aku tanya sama kamu? kamu istri ku atau hanya sekedar wanita pemuas ranjangku?" tanyanya dengan tegas.
"Mas!" hati Silvi begitu hancur mendengar pertanyaan yang Yudha layangkan. Lima tahun menikah tak pernah sedikitpun Yudha berkata kasar atau membentak. Bahkan Silvi jarang pulang pun Yudha hanya diam. Tapi setelah menikahi Kinayu emosi Yudha meluap-luap.
Hal ini membuat Silvi semakin membenci Kinayu, dia menganggap Kinayu sebagai wanita penghancur rumah tangganya.
"Ini semua gara-gara kamu wanita murahan!" sentak Silvi kemudian berlari menyerang Kinayu hingga tubuhnya terpelanting ke lantai.
Yudha yang melihat itu pun tak tinggal diam, ia segera menjauhkan keduanya dan membantu Kinayu untuk berdiri lalu membawanya pergi dari sana.
"Mau kemana kalian?" Silvi berlari mengejar dan menarik lengan Yudha agar menghentikan langkahnya.
"Apa lagi? aku mau bekerja dan Kinayu harus kuliah. Sebaiknya kamu siap-siap dan berangkat. Anggap masalah pagi ini sudah selesai!" tegas Yudha yang tak ingin ada perdebatan lagi antara kedua istrinya.
"Tapi kamu bisa pergi sendiri mas dan biarkan dia!" Silvi mengetuk kaca mobil Yudha hingga ia hampir terjatuh karena Yudha segera melajukan mobilnya.
"Berengs3k!"
terima kasih
saat membacanya aqu 😭😭😭
karna samaa