Isa adalah seorang Presdir tampan, ia dipaksa ibunya untuk menikahi Jinan, gadis kampung yang masih imut karena dia baru lulus SMA.
Untuk menguji ketulusan Jinan, Isa berpura-pura menjadi sopir. Ia tak menyangka, Jinan malah bekerja di perusahaannya sebagai OG.
Bagaimana caranya Isa menyembunyikan jati dirinya dari Jinan, dan akan mereka benar-benar jatuh cinta.
Silakan baca kisah kocak and romantis mereka dalam Novel : Dikira Sopir Ternyata Presdir.
Baca juga kisah Novel saya yang lain :
Dia Ameera (Sang Putri Arab)
Terjebak Kawin Kontrak dengan Tuan Muda Arab
Mona Si Gadis Petualang (Novel Misteri Memecahkan Misteri pembunuhan di kampus)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maunah mom's zuzu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fitnah Vina
Wajah Jinan berbinar seketika melihat gedung di depannya. "Om, kok, ngajak Jinan ke sini?" tanya Jinan sembari melihat-lihat area gedung.
"Bukannya kamu pengen daftar kuliah, ya Mas ajak kamu daftar dulu, moga kamu suka kampus ini ya!"
"Gedungnya sih, ok banget, tinggal periksa penghuninya sama sistem mengajarnya bagus atau gak?"
"Ya udah, ayo masuk! kita langsung ke kantor aja. Oh ya, nanti kamu mau daftar jurusan apa?" ajak Isa. Dia berjalan mendahului Jinan yang masih melirik ke kanan-kirinya mengamati area kampus.
" Jurusan management, Om. Oh ya, Inan keliling aja dulu ya? mau lihat-lihat dulu, takut gak cocok," ucap Jinan sambil melangkah menjauhi Isa.
Dengan langkah tegap, Isa langsung menuju kantor rektor. "Assalamualaikum, Pak Budi! saya di luar." ucap Isa lewat sambungan telefon.
Tak lama kemudian, Pintu ruangan rektor pun terbuka. "Alaikum salam, silakan Pak!" sambut rektor pada Isa dan segera mengajaknya masuk.
"Silakan duduk, Pak Isa. Apa ada hal penting sehingga langsung ke sini tanpa pemberitahuan?" tanya sang rektor dengan hormat.
"Saya ingin mendaftarkan seseorang di sini. Datanya sudah saya kirim ke email Anda. Tolong jaga dia baik-baik di sini!"
"Baik Pak Isa. Anaknya akan mendaftar di jurusan apa?"
"Dia mau daftar Jurusan management, nanti Pak Budi tinggal menyuruh Dekan dan bagian pendaftaran untuk meloloskan dia saja."
"Baik Pak Isa. Saya akan laksanakan," sahut sang rektor.
"Ok, saya permisi sekarang. Satu lagi, jangan mengatakan pada Jinan bahwa saya pemilik kampus ini."
Setelah dari kantor, Isa langsung mencari Jinan. Yang ternyata sudah ada di luar kantor. "Kamu dari mana, bagaimana menurutmu, apa kamu suka?" tanya Isa pada Jinan.
"Tadi habis keliling, suka kok Om, Inan mau kuliah di sini,' jawab Jinan dengan antusias.
Isa pun tersenyum dan mengangguk.
"Ok, Om tadi udah daftarin kamu. Besok kamu tinggal ke sini, ke bagian pendaftaran, nanti akan ditemani teman Mas."
"Ok, Om. Terus, masalah biayanya bagaimana, apa Om ngajuin beasiswa? Inan gak mau nyusahin Om."
Isa terkekeh mendengar ocehan Jinan. Karena dia tak mau Jinan kepikiran, Isa pun mengangguk membenarkan. "Alhamdulillah, tapi Inan maunya kuliah pas hari libur, krn Inan gak mau berhenti kerja," Jinan kembali merajuk.
"Ok, terserah kamu. Yu, kita kembali ke kantor. Mas gak mau kamu dimarahi," Isa segera menarik tangan Jinan dengan lembut, kemudian bergegas membawanya kembali ke kantor.
Sesampainya di kantor, Jinan kembali ditegur karena terlambat. "Jinan, kamu ini kemana saja sih, kok terlambat terus?" tanya Egi.
"Dia kan habis kerja sampingan, iya kan Jinan?" sahut Dena menyindir Jinan, tapi karena Jinan tak paham, Jinan malah membenarkan.
*Iya, benar. Inan tadi nyari kerja sampingan biar nanti bisa kuliah," jawab Jinan dengan polosnya. Dia tak tahu kalau temannya yang sesama OB, sudah dicemari oleh prasangka kejam yang berasal dari fitnah Dena dan orang yang iri dengannya.
"Ya ampun, kuliah kok, dengan uang haram?" celetuk yang lainnya. Jinan melotot mendengar tuduhan orang di sekitarnya.
"Uang haram apaan, kalian keterlaluan!' sergah Jinan mulai gusar dengan fitnah mereka, tapi sayangnya Egi menghentikan percakapan itu dan menyuruh anak buahnya segera melaksanakan tugas masing-masing.
"Jinan, aku disuruh bersihin ruangan Bu Vina, tapi perutku mules, bisa gak gantiin aku bersihin mejanya dan buang sampahnya?" pinta Dena, teman Jinan, karena Jinan tak ada pekerjaan lain, Jinan pun mengiyakan.
"Kenapa kamu yang datang ke sini?' tanya Vina dengan sinis saat melihat Jinan masuk ke ruangannya.
"Eh, Tante sekretaris, Tante jangan khawatir, Jinan cuma gantiin tugas teman," sahut Jinan sambil bergegas masuk dan membawa kain lap dan penyemprot kaca.
Jinan pun segera melaksanakan tugasnya dengan mengelap meja Vina, tapi kemudian Vina sengaja menyenggol dia hingga menyenggol laptop dan membuat layar laptop tertutup dengan sendirinya.
"Eh, apa yang kamu lakukan?" Vina berteriak ketika melihat layar laptopnya off. "Ya ampun, Jinan, kamu keterlaluan. Layar laptopku jadi tertutup. Aku lagi ngerjain dokumen dan belum kusave, ini malah ilang. Kamu kurang ajar!" bentak Vina dengan suara lantang.
"Vina, ada apa ini, kenapa kamu berteriak?' tanya Rafa yang kaget mendengar bentakan Vina. Dia juga heran melihat Jinan ada di ruangan Vina. "Nan, kok, kamu ke sini?' tanya Rafa pada Jinan.
"Ini Pak Rafa, OG ini kurang ajar sakali. Tadi saya sedang mengerjakan file kontrak kerja sama dengan PT ADMA yang bernilai miliyaran rupiah. Tadi saya belum sempat matiin laptop, saya tunda minum dulu. Eh, dia keburu ngelap duluan, dan membuat layarnya mati sebelum di save. Pak Rafa, ini tidak bisa ditolelir. Lagian ngapain dia ke sini, ini bukan tugasnya, dia pasti sengaja mau saya dimarahi Pak Direktur."
Vina teus nyerocos memfitnah Jinan, hingga membuat Jinan kesal. "Dasar Nenek Bulu, main fitnah aja. Inan cuma ngelap kok, lagian ngapain kamu kebingungan, kamu ini kan sarjana, kok, lemot banget sih? Ngembaliin data yang kehapus aja gak bisa!" sahut Jinan mengejek Vina hingga membuat Rafa tertawa melihat Jinan bertingkah lucu.
Sementara Vina kini terlihat bak kebakaran jenggot. Dia merasa tertohok karena ucapan Jinan, tapi dia gengsi untuk mengakui kekurangannya. 'Kamu banyak alasan, file itu sangat berharga, perusahaan bisa rugi besar kalau sampai file itu hilang. Pak Rafa, baiknya pecat dia!" seru Vina masih dengan keangkuhannya.
"Kamu lancang sekali Vina, yang mempekerjakan Jinan di sini adalah Pak Isa, jadi kalau kamu mau dia dipecat, harus melalui beliau,' sahut Rafa tegas.
"Baik, kalau begitu, kita ke ruangan Pak direktur sekarang!" jawab Vina sambil meraih laptopnya dan tangan satunya menarik tangan Jinan dengan sedikit kasar. "Ayo ikut!"
Rafa tersentak melihat Jinan ditarik. "Duh, kalau begini, bisa runyam urusannya, baiknya aku telefon Pak Isa." Rafa bergumam sambil membuka ponselnya dan mengabari Bosnya itu sebelum Vina masuk ke ruangannya.
Isa yang sedang duduk di kursinya kini membalikkan kursinya agar menghadap tembok dan memunggungi Vina dan Jinan yang baru masuk kemudian disusul oleh Rafa .
"Pak, ini OG yang selalu bikin masalah. Dia kali ini menghilangkan file kontrak kerjasama dengan PT ADMA, Bapak harus hukum dia!" terang Vina dengan senyum mengejek.
Karena takut ketahuan oleh Jinan, Isa sama sekalih tak menoleh.Dia mengirim chat pada Rafa agar mampu membantunya bicara. "Vina, apa sebelum mengerjakan kamu gak mengesave secara otomatis?" tanya Rafa mewakili Isa. Sebuah pertanyaan yang membuat Vina menunduk.
"Dasar nenek bulu. Itu berarti bukan Jinan yang salah, tapi Tante sendiri. Lagian kan bisa dibalikin lagi. Emangnya Tante sekretaris gak bisa?" sahut Jinan mengejek Vina hingga membuat Rafa dan Isa tertawa.
"setelah sampai kantor Jinan pun menuju tempat keja OG dan bertanya sama Rima" terus.....baru reader paham,,nih terus pada nanya Rima,,diingat Rima sama numpang dimobil,ataupun pertanyaan tadi dituju sama Isa.