Vindra adalah menantu yang tinggal di rumah keluarga istrinya dan selama itu juga, Vin selalu mendapatkan hinaan dan di rendahkan karena kastanya yang rendah.
Namun suatu hari, tanpa sengaja ia mendapatkan batu permata dan mengaktifkannya kembali yang membuatnya memiliki kemampuan medis dan berhasil menyelamatkan seorang anak yang berada diambang Kematian. Berkat pertolongannya membuat Vin mendapatkan black Card yang mampu mengubah hidupnya.
Bagaimana kisah Vindra, Mengubah hidupnya dari menantu hina menjadi Penguasa tak tertandingi bersama batu permata dan keahlian Medis yang dimilikinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dina Auliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Undangan Makan Malam
Setelah dagangan habis, Ningrum pun mengajak Vin dan Sifa pulang ke rumah, untuk makan siang bersama.
Sesampainya di rumah, Ningrum langsung pergi ke dapur untuk masak, Vin segera ke dapur membantu ibunya dan meninggalkan Sifa yang duduk kepanasan di ruang tamu.
"Gak usah bantu ibu, Vin. Ibu bisa menyiapkannya sendiri, lebih baik temani istrimu di luar." tolak Ningrum, tapi Vin tak mendengarkan.
"Biarkan saja dia sendirian Bu, kalau dia butuh teman nanti juga datang kesini sendiri." jawab Vin.
"Kamu ini kenapa Vin? Apa kamu benar-benar mau cerai dengan Sifa?"
"Entahlah Bu, Sifa memberiku syarat yang terlalu berat lagi kali ini. Tapi jujur bu, aku masih mencintai Sifa, dan aku pun yakin alasan Sifa memberikan syarat itu karena dia juga tidak ingin bercerai hanya saja dia terlalu gengsi untuk mengatakannya. Aku tak perduli bagaimana keluarga Sifa memandang diriku, selama Sifa menjadi istriku aku kan tetap menghargai mereka."
"Ibu hanya minta satu hal padamu Vin, Jangan pernah menyombong diri, tetaplah rendah hati dan jangan pernah menyakiti orang lebih dulu. Ibu membesarkan kamu dengan cinta bukan dengan kekerasan." ucap Ningrum.
"Iya Bu, Bagiku ucapan mu adalah perintah bagiku. Aku akan berusaha sebisaku, diam bukan berarti kalah, benar kan Bu." Vin pun memeluk ibunya dengan kasih sayang.
Setelah selesai, mereka bertiga pun makan siang bersama. Sifa begitu menikmati masakan ibu mertuanya, walaupun ia tak pernah keluar kata pujian dari mulut Sifa, namun Ningrum paham dari caranya menyantap makanannya dia begitu menikmati.
"Vin, kita harus segera pulang dan bersiap. Kakak ipar Mateo mengundang kita makan malam. Aku rasa kita harus datang, walau bagaimanapun dia masih keluarga." Ucap Sifa.
"Dalam rangka apa dia mengundang kita?" tanya Vin yang masih tak yakin.
"Syukuran, atas jalinan kerjasama perusahaan Mateo dengan salah satu perusahaan tambang."
Vin pun menyetujuinya, ia merasa malam nanti akan ada kejutan yang tak terlupakan bagi Mateo.
****
Waktu begitu cepat berlalu, Vin dan Sifa pun pergi ke restoran di mana makan malam itu akan di adakan.
Kali ini Vin mengenakan pakaian senada dengan Sifa, dan semua itu keinginan Sifa. Entah apa maunya, Vin hanya bisa mengiyakannya.
Ternyata Mateo mengundang beberapa tamu penting juga. Semua orang memuji keberhasilan Mateo, di usia mudanya sudah berhasil mengembangkan usaha dan bisa bekerja sama dengan perusahaan besar, membuat mereka begitu besar kepala.
"Kamu lihat Sifa, betapa hebatnya suamiku. Dalam beberapa tahun bisnisnya sudah berkembang dengan pesat dan menjadi suami kebanggaan. Lihatlah suamimu Vin, dari dulu sampai sekarang tidak ada kemajuan sama sekali, yang ada selalu menghabiskan uangmu saja. Laki-laki seperti itu seharusnya di buang jauh-jauh, Menantu tidak berguna seperti Vin hanya jadi sampah keluarga saja " sindir Rania.
"Cukup kak! jangan Bandung- bandingkan, aku tau Vin saat ini memang tidak berguna, tapi aku yakin suatu saat nanti Vin akan menjadi lelaki kebanggaan." ucap Sifa sambil menatap Vin.
"Benarkah? sebegitunya kamu membelanya sekarang. Apa yang sudah dia lakukan sampai kamu mau bertahan dengannya. Dasar adik bodoh. Kalau aku jadi kamu sudah aku buang jauh-jauh dia dari dulu."
"Tapi kamu bukan aku." sela Sifa.
Di tengah perdebatan Rania, Orang tuanya Mateo pun datang dan langsung menghampiri Rania dan Mateo.
"Halo Tante, Om. Sapa Sifa dan berjabat tangan, "Kenalkan ini suamiku Vin." ucap Sifa memperkarakan Vin pada mertua kakaknya.
"Oh, jadi dia yang di ceritakan Mateo yang memberikan hadiah murahan untuk ayah mertuanya. Pantas saja kalau begitu, dari penampilannya saja sudah kelihatan kalau dia gembel dan lihatlah dia memakai jam KW. sungguh memalukan, bagaimana bisa tuan Gultom mau menerimanya sebagai menantu, sangat tidak berkelas. " ucap ibunya Mateo tanpa berfikir dulu untuk menghina Vin.
Sifa ingin membalas kata-kata ibunya Mateo yang secara tidak langsung juga menyakiti hatinya, namun Vin menahan untuk tidak meladeni mereka.
"Tapi Vin, mereka sudah keterlaluan menghinamu. Aku tidak terima karena mereka hanya orang asing." ucap Sifa berbisik namun Vin tetap melarangnya.
"Jangan membalas pukulan dengan pukulan itu hanya akan tambah menyakitkan. Tunggu saja waktunya, aku kan membungkam mulut mereka semua." jawab Vin.
"Apa yang akan kamu lakukan? aku tidak yakin kamu bisa membalas mereka. Mereka harus di beri pelajaran Vin." saut Sifa yang mulai kesal.
Perdebatan kecil mereka pun terhenti saat acara makan malam dimulai. Vin yang sudah lapar pun segera menyantap makanan yang sudah tersaji, saat itu Mateo datang menghampiri Vin.
"Aku mengundang mu kemari, karena aku ingin menawarkan pekerjaan untuk mu. Aku Kasihan melihat kamu hanya hanya mengandalkan uang dari istrimu. Aku baru saja kerja sama dengan perusahaan batu bara terbesar dan aku butuh tenaga kerja yang lebih banyak." ucap Mateo.
"Siapa yang bilang aku mengandalkan uang dari istriku? Kamu tidak pernah melihatku meminta uang padanya kan. Aku tidak butuh belas kasihmu, dan aku juga tidak mau bekerja di perusahaan mu." Saut Vin sambil terus menusukkan makanan dalam mulutnya.
"Dasar pria bodoh, di kasih hati malah di tolak. Terserah, aku tidak akan pernah perduli padamu. Aku tadi menawari kamu pekerjaan agar kamu tidak terlihat rendah sebagai menantu, tapi pikiranku salah. Kamu memang pantas menjadi lelaki miskin, jika cara pikirku seperti itu." jawab Mateo kesal. Namun Vin tidak peduli.
Tak lama, beberapa orang masuk memberi kabar bahwa tuan Robi pemilik tambang batu bara terbesar datang dan meminta semua orang datang untuk menyambutnya.
Mateo sangat senang dan ia ingin bergegas keluar, "Apa kamu tidak dengar, ayo cepat keluar dan sambut tamu kehormatan ku!" bentak Mateo.
"Itu tamu mu, aku tidak perduli, karena aku disini juga tamu. Aku akan keluar untuk menyambutnya, setelah dia datang kemari dan minta maaf padaku." ucap Vin dengan santai dan melanjutkan makannya.
To be continued ☺️☺️☺️
Sambil menunggu update lagi, yuk mampir di karya Sistem dan Mafia karya author biar ikutan ramai juga. Di tunggu jejaknya ya.
Sistem Permainan Takdir.
Mengisahkan seorang pria yang mendapatkan sistem yang mengendalikan Takdirnya setelah berusaha melakukan percobaan bunuh diri 99 kali dan selalu gagal.
Rafandra (Belenggu Dendam Mafia)
Menceritakan Rafandra sebagai ketua Mafia Dragon, ingin balas dendam pada Mafia Serigala Hitam yang telah membunuh keluarganya.
Jangan lupa tinggalkan jejak 😁😁🙏