NovelToon NovelToon
Terkena Tulah Jimat Leluhur

Terkena Tulah Jimat Leluhur

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Roh Supernatural / Pusaka Ajaib
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Abah NasMuf

Berawal dari menemukan seekor kadal di sawah ladangnya, Kadal yang tak lajim. Ekor ( buntut ) bercabang dua, dan berlekuk seperti lekuk keris.
Bu Surmi, wanita paruh baya yang menemukan kadal tersebut.
Namun naas, bagi hewan tersebut yang dibunuh Bu Surmi. entah apa alasannya.
***
Namun siapa sangka.
Ternyata kadal itu kadal jejadian dari sebuah JIMAT PUSAKA yang akan diturunkan pada Surmi. Sebagai salah satu keturunan dari cerita legenda Eyang Cakra Buana. Ratusan tahun silam.
Karena telah membunuhnya, akhirnya Bu Surmi terpaksa harus meminta maaf pada Eyang Cakra Buana yang akhirnya memaafkan Bu Surmi.
Bu Surmi sah diwarisi benda pusaka/Jimat.

apakah Bu Surmi bisa menggunakannya, ketika mendapatkan Jimat tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abah NasMuf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8. Didatangi Orang Utan.

#Bu Surmi Masih di alam ketidaksadaran ( Pingsan )

Bu Surmi menarik nafas panjang, setelah menceritakan kejadian atau kronologis saat berada di sawah dan ladangnya beberapa jam kebelakang.

Sang kakek manggut-manggut mendengar cerita Bu Surmi, lalu ia berkata, seolah berkata pada dirinya sendiri.

Pandangan matanya tampak kosong namun diarahkan ke sebuah bukit tinggi besar yang berjarak mungkin di bawah puluhan kilometer di hadapan Si Kakek dan Bu Surmi. Bukit besar yang menjulang tinggi besar itu disebut dengan Gunung Halimun.

" Hmmm.... pantas saja, membuat Mbah Eyang sedikit murka. Untung menimpa pada kamu, Surmi. Kalau terjadi pada orang lain, pasti akan dibalas dengan setimpal atau bahkan dengan nyawa."

Kening Bu Surmi seketika mengerut, raut wajah wanita paruh baya itu menandakan ketidakmengertian, tidak faham sama sekali dengan apa yang dikatakan baru saja oleh Sang Kakek.

" Ma..maksud kakek bagaimana, kok ada balasan nyawa segala. Terus, apa hubungannya dengan Saya...?"

Sang Kakek menarik nafas panjang. setelah kelihatan sedikit tenang, kemudian melanjutkan bicaranya lagi.

"Beberapa jam yang lalu. Dengan secara tiba-tiba, kakek dipanggil oleh Eyang Cakra Buana. Panggilan yang tak seperti biasanya, membuat Kakek merasa heran dan juga takut."

Sang Kakek terdiam sejenak. Terlihat oleh Bu Surmi, sang kakek mengatur nafasnya lagi, tangan kiri sang kakek, mengusap kasar wajah nya yang sudah dimakan usia senja itu, walau memang, tatapan mata sang kakek masih tajam, dan masih berwibawa penuh kharismatik.

"Perlu kamu ketahui, kadal yang kamu bunuh itu adalah sebenarnya Kadal bukan sembarang kadal, dan bisa jadi kadal jejadian. Sebenarnya, kalau kamu mau memegang Kadal itu, ia akan berubah menjadi sebuah pusaka. Entah itu berupa sebuah keris atau kujang. Tergantung bentuknya menyerupai apa." Lanjut Sang Kakek.

"Sa...saya sama sekali tidak tahu, Kek. Saya kira, hewan Kadal itu, kadal biasa. Walaupun Saya juga merasa heran, kenapa Saya tiba-tiba ingin membunuhnya." Jawab Bu Surmi.

"Itulah yang membuat Eyang Cakra Buana murka. Dan kamu merasakannya betapa sakit dan nyerinya setelah kamu pulang dari sawah ladang. Sebenarnya, itu belum seberapa. Beruntung, Kakek segera mengetahuinya. Dan langsung memerintahkan Mbok Darsih datang ke rumah kamu untuk mengobati rasa sakit yang kamu rasakan. Terlambat sedikit saja, bisa fatal.!" Jelas si Kakek lagi. Tatapannya tajam ke arah Bu Surmi, membuat wanita paruh baya itu mendadak merasa salah tingkah dan merasa berdosa karena telah membinasakan hewan yang tidak berdosa itu.

"Terus bagaimana, Kek? Apa yang harus Saya lakukan atas kejadian yang sudah terjadi. ?" Tanya Bu Surmi, ingin penjelasan yang lebih detail lagi dari Si Kakek.

Beberapa saat kemudian, si Kakek terdiam. Setelah mengatur nafasnya. Baru si kakek berbicara lagi.

.

"Surmi, Cucuku... ketahuilah olehmu. Kakek ini sebenarnya seorang kuncen yang mengurus dan merawat kediaman Eyang Cakra Buana, yang berada di atas puncak bukit itu, yang terkenal dengan sebutan Gunung Halimun" Kata Sang Kakek, setelah menoleh ke Bu Surmi, detik kemudian menunjukkan jari nya ke arah depan yang dari kejauhan tampak sebuah bukit besar yang lumayan cukup tinggi.

Kemudian, Sang kakek melanjutkan ceritanya lagi.

" Nama Kakek adalah Suradipa Manggala. Orang-orang yang mengenal Kakek, memanggil Kakek dengan sebutan Kakek Sura. Adapula yang memanggil Kakek Dipa Manggala."

Setelah berhenti beberapa detik, kakek Suradipa melanjutkan lagi pembicaraannya.

"Kalau kamu ke puncak bukit sana, kamu akan menemukan sebuah makam panjang. Yang panjangnya mungkin 2 sampai 3 meter. Dengan batu yang dijadikan nisan, tinggi 1 meteran, dan jarak dari makam tersebut, ada bangun seperti gubuk bambu, yang selalu didatangi oleh orang-orang yang ingin mendapatkan kekayaan secara instan. Dengan mengorbankan rasa iman dan yakinnya pada Tuhan Yang Maha Esa."

Mendengar penuturan Sang Kakek, Bu Surmi tampak menganggukan kepalanya beberapa kali, tandanya mengerti apa yang disampaikan oleh Sang kakek walaupun belum sepenuhnya bisa dimengerti. Karena memang, penuturan Sang Kakek juga belum sampai tuntas, ( nih gimana sih, thor... aya aya wae. )

Sebelum melanjutkan pembicaraannya, Kakek Sura menawarkan minuman atau makanan ke Bu Surmi, barangkali haus atau lapar.

"Kalau boleh mah, minum aja Kek. Makan mah belum lapar, tadi sebelum aku pingsan aku baru makan, lagi pula mana ada di tempat seperti ini ada minuman atau makanan." Jawaban Bu Surmi, sedikit ragu. setelah ada penawaran dari Sang Kakek.

Seperti biasa, Kakek tua itu hanya terkekeh ketika mendengar penuturan Bu Surmi.

" Kamu tunggu sebentar, nanti juga ada yang kesini membawa minuman untuk kita." kata si kakek, kemudian memasukkan jari telunjuk dan ibu jari ke dalam mulutnya, sepertinya sebuah isyarat sebuah panggilan, memanggil seseorang hanya dengan sebuah suwitan.

" ....swiiii....tttt, wiiiit ...!!"

Setelah terdengar suara suwitan yang sangat nyaring dan keras dari mulut si Kakek, kemudian ia langsung memejamkan kedua matanya, lalu, mulutnya komat kamit seolah lagi melafalkan sesuatu.

"Siapa, Kek...? Apa ada orang lain selain kita di tempat ini..?". Tanya Bu Surmi memecah keheningan di sekitar manusia berbeda jenis kelamin dan usia tersebut.

"Temen Kakek, yang selama ini selalu menemani Kakek."

" Oowh, kirain mah, kakek sendirian di tempat ini." Sela Bu Surmi seraya manggut-manggut.

Baru saja Bu Surmi selesai bicara, tiba-tiba Bu Surmi teriak setengah histeris pada si Kakek tua di dekatnya itu.

"Keeek... Awaaas Keeek... Iiih ta... takuuut...o...o..oraaang utaaan Keek...!!"

Spontan, Bu Surmi mendekatkan diri pada si Kakek, sambil memegang pergelangan tangan si Kakek dengan erat. Wajahnya menampakkan ketakutan yang hebat.

Melihat kejadian tersebut, si Kakek malah tertawa walau pada mulanya sedikit kaget dengan teriakan Bu Surmi barusan. Si Kakek tak menghiraukan Bu Surmi, malah berbicara pada sosok Orang Utan yang perawakannya tinggi besar itu.

" Terimakasih, Jalu... Kau memang pengikutku yang setia." ucap si Kakek dengan menjulurkan kedua tangannya ke arah orang utan itu.

Kini baru Bu Surmi sadari, orang utan yang sekarang di hadapannya itu ternyata teman si Kakek.

Dan ternyata Bu Surmi baru 'ngeh' orang Utan yang dipanggil si Jalu itu, kedua tanganya penuh dengan bawaan, yang dilihat jelas oleh Bu Surmi, orang Utan itu membawa dua buah kelapa muda yang siap untuk diambil airnya dan buah-buahan lainnya.

Bu Surmi hanya bisa terkesiap, hampir saja dia mati berdiri dengan mulut yang ternganga melihat penampakan yang barusaja ia lihat. Beruntung, sang kakek langsung mencairkan suasana, seraya berkata nada perintah pada Orang Utan itu.

"Kamu boleh pergi, Jalu. kecuali nanti Aku panggil lagi. Kamu boleh kesini lagi!"

Mendengar perintah dari si Kakek. Si Jalu seolah sudah faham dengan bahasa si Kakek. Kemudian, dengan sangat cepat, si Jalu berlalu pergi dari hadapan Kakek dan Bu Surmi, setelah menganggukkan kepalanya tanda hormat.

1
dede rohimah
lanjut thoor
dede rohimah
ngeri yah... suara genderewo
dede rohimah
serem thor bergidik ngebayanginnya
dede rohimah
waaah jadi gelut ini mah..

lanjut thoor
dede rohimah
ki durgala harus kalah, thooor
dede rohimah
pasti orang jahat si durgala itu
dede rohimah
jangan sampe kalah thooor.. walau seorang wanita
dede rohimah
jangan sampe kalah mbok darsih nya, thor
dede rohimah
legenda cakra birawa apa buana
dede rohimah
orang tua ku sering mmpringatkan.. wayah beudug, waktu dedemit berkeliaran
dede rohimah
karya yang bagus menurutku... kayaknya ini bukan author kaleng an...

gaya bahasa dan tutur nya seolah membawa halu pada reader
dede rohimah
kok berani yah.. kalau aku mah udah jijik duluan thor
dede rohimah
apa ada, thor kadal bercabang.. atau kadal canggah
dede rohimah
bikin bergidik..
dede rohimah
aku gabung, thooor... enak banget baca nya.
alur ceritanya bukan kaleng-kaleng
Aji Wandi
hutannya serem banget... malam purnama di hutan bikin bergidik
Rina Mes
siyap thooor
sehat selalu
Rina Mes
jangan hiatus ya Thor
sehat selalu
Rina Mes
suara buto ijo thor
Fathiya Fitri
misteri kadal berekor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!