AWAS... BANYAK ADEGAN UWU YANG BISA BIKIN BAPER SAMPE TER DILLON DILLON... 😁
WILLOW JANE FOSTER, memiliki trauma akan masa lalunya ketika masih remaja. Dulu dia hampir saja diperkosa oleh kakak tirinya. Sebelum itu, Willow sering mengalami kekerasan yang dilakukan oleh kakak tirinya. Hingga kejadian ini berhenti ketika kakak tirinya masuk penjara karena menyerang sahabat Willow yang membela dirinya.
Kejadian percobaan pemerkosaan itu sangat ditutup rapat oleh keluarganya karena menurut ayah Willow itu merupakan aib keluarga. Bahkan para sahabat Willow pun tak tahu hal ini.
Karena kejadian itulah, Willow menjadi gadis introvert dan memiliki trauma mendalam pada laki laki kecuali ayahnya. Dia tak bisa bersentuhan dengan seorang pria dan memiliki panic attack atau anxiety disorder yang cukup parah.
Pertemuannya dengan Dillon Riley Robert mulai mengubah hidupnya sedikit demi sedikit.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#28
Willow mendekati Dillon yang duduk di ranjang. Lalu tiba tiba dia berhenti.
"Aku tak bisa. Mustahil kulit kita tak bersentuhan jika aku memakaikanmu celana," ucap Willow.
"Baiklah, aku akan mencobanya sendiri. Mungkin ini saatnya aku harus belajar mandiri dan tak mengandalkan orang lain terus menerus," kata Dillon.
Dillon mencoba membungkuk dan memakai celananya tetapi karena kakinya masih di Gips, jadi itu membuat tangannya tak bisa mencapai telapak kakinya.
Willow melihat hal itu dan merasa kasihan sekaligus ingin tertawa karena Dillon tak berhasil melakukannya.
Willow menggigit bibirnya agar tak tertawa.
"Aku tahu kau ingin menertawakanku karena aku terlihat bodoh, bukan?" tanya Dillon yang akhirnya menyerah memakai celana.
Willow tak bisa menahan tawanya lagi dan akhirnya dia tertawa lepas.
"Ya ya ya... Tertawalah sepuasmu, honey. Kurasa aku tak akan memakai celana seharian ini," ucap Dillon pasrah.
Dillon melihat wajah Willow yang memerah karena tawanya tak berhenti sejak tadi.
"Maaf ... Aku sungguh tak bisa menahan tawaku," kata Willow yang masih saja tertawa.
"Tak masalah aku tak memakai celana, asalkan bisa membuatmu tertawa. Dan itu membuatku ikut senang. Setidaknya istriku bahagia tinggal bersamaku," kata Dillon.
Willow menghentikan tawanya ketika mendengar ucapan Dillon yang selalu manis itu. Tetapi dia menutup mulutnya agar tawanya bisa berhenti.
"Keluarlah. AKu akan mencari cara agar celanaku terpasang. Mungkin aku harus tidur dulu dan mengangkat kakiku keatas," ucap Dillon.
Dan otomatis Willow membayangkan hal itu dan kembali tertawa.
"Honey ... Apakah kau bisa berhenti tertawa?" tanya Dillon.
"Aku tak bisa. Otakku langsung membayangkan hal itu, Dillon. Oh God... Kau membuat perutku sakit pagi ini," ucap Willow yang sangat berusaha menahan tawanya sembari memegang perutnya.
"Lalu apa yang harus kulakukan?" tanya Dillon dan sudah lelah mencari cara memasang celananya.
Wilow kembali berpikir untuk memasangkan celana itu karena setiap hari Dillon akan melakukan hal itu bukan? Tidak mungkin jika memanggil seseoarang untuk membantunya memakai celana Dillon setiap Dillon akan berganti celana.
Willow kembali mendekati Dillon. Kali ini dia punya keyakinan bahwa dia dan Dillon akan bisa bersentuhan seperti halnya pada Isaac.
Willow kini sudah berdiri di depan Dillon dan mengambil celana Dillon. Mungkin jika Willow tak gugup, dia akan bisa bersentuhan dengan Dillon tanpa rasa takut.
Dillon memperhatikan apa yang akan dilakukan Willow untuk memasangkan celananya. Willow duduk berlutut di depan Dillon dan dengan sangat perlahan memasukkan celana Dillon melewati kakinya yang terpasang gips.
Willow kembali menggigit bibirnya karena sepertinya dia akan tertawa lagi dan bukannya ketakutan. Dia merasa sedang merawat anak balita yang akan dipakaikan celana.
"Tertawalah jika kau ingin tertawa," ucap Dillon yang melihat Willow menahan tawanya.
Willow hanya menggeleng dan melanjutkan menaikkan celana DIllon sampai sebatas lutut.
"Sudah, aku akan menaikkannya sendiri sampai keatas," kata Dillon.
Willow mengangguk dan langsung berdiri kemudian keluar dari kamar lalu tertawa kembali sampai terbahak bahak. Dia tak menyangka hal ini justru membuatnya geli dan merasa sangat lucu.
Dillon tersenyum mendengar tawa Willow yang ada di depan pintu.
"Setidaknya aku sudah bisa membuatnya tertawa," kata Dillon yang kemudian berdiri dan memakai celananya.
Dia sengaja melakukan hal itu agar Willow tak tegang dan bisa lebih rileks jika sedang bersamanya. Dillon masih sabar menunggu Willow untuk mau menyentuhnya tanpa Dillon harus memaksanya.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA❤❤❤