Eileen Gloria di hidupkan kembali setelah mengalami sebuah tusukan dari suaminya, Kenan Alexi De Evrot. Pria yang ia cintai menusuknya bahkan di saat universary pernikahannya.
"Seharusnya kau tidak hadir dalam kehidupan ini."
Satu kalimat itu membuat Eileen tercekat, ia menatap lembut pria tersebut.
Selama satu tahun dia mencintai pria yang berstatus suaminya meskipun dia harus menjadi istri kedua demi sahabatnya, namun yang di terimanyalah hanyalah pengkhianatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9
"Sayang kau kenapa?" tanya Ketty. Dia melihat jari yang mengapit sebuah rokok. Jika suasana hati Kenan tidak baik, dia pasti akan menghisap sebuah rokok. "Apa ada sesuatu yang membuat mu jengkel?"
Kenan menoleh, dia tidak tau harus curhat pada siapa. Tapi ia ingin mengatakan sesuatu pada Ketty. "Eileen, dia membawa teman laki-lakinya ke rumah barunya." Mengingat semua itu membuatnya semakin kesal.
"Kenapa kamu tidak menginap saja di sana?" tanya Ketty.
Kenan menatap Ketty. "Kau tidak keberatan?" tanya Kenan. "Aku takut kau marah."
"Kau bisa kesana, temani Eileen." Ketty tersenyum, dia ingin memperbaiki hubungan Eileen dan Kenan. "Pergilah, aku tidak masalah berada di sini."
Kenan tersenyum, dia merasa senang. "Terima kasih Ketty, kau mengerti diriku."
Ketty menatap Kenan, kemudian berbalik dan melihat ke arah mobil Kenan. Tak butuh waktu lama, pria itu pun sampai. Di sana dia melihat Kenan yang melambaikan tangannya dan kemudian masuk ke dalam mobilnya.
"Kenan." Ketty tersenyum, sepertinya tidak akan lama lagi dia bisa memiliki anak dengan Kenan. Sejenak kedua netranya melihat mobil yang berhenti di luar pagar. "Siapa?" Dia bertanya-tanya, tidak ada gelagat aneh pada mobil tersebut.
Sedangkan di tempat lain.
Kenan sudah sampai, Ia melihat mobil pria itu masih ada. Dia pun langsung masuk dan melihat David, tangannya hendak menyentuh wajah Eileen. Dengan sigap dia menahan lengannya.
David menoleh dan kemudian berdiri dengan tegak. "Emm, tuan kenapa masih ke sini?"
"Hah, ternyata kau ingin melakukan sesuatu pada Ei, untung saja aku kembali ke sini." Tangannya mencengkram kerah baju David. Sebelah tangannya sudah hendak melayang ke wajahnya.
"Kenan, kenapa kamu di sini?"
"Seharusnya aku yang tanya, kenapa kamu dengan mudahnya membawa seorang pria? Sadarkah kamu tadi dia hampir melecehkan mu."
"Tidak Ei, tidak seperti yang dia katakan. Aku tidak melakukannya. Aku hanya ..."
"Hanya apa? Kau hendak menyentuh wajahnya." Dia pun hendak memukul David.
"Kenan sudah, lepaskan David." Dia menoleh ke arah David. "David sebaiknya kau pergi."
Kenan melepaskan cengkramannya. Dia menatap nyalang seakan ingin memakannya hidup-hidup. "Kau tidak percaya dengan ucapan ku?"
"Baiklah, sampai berjumpa lagi."
"Tidak ada yang namanya jumpa-jumpaan," ucap Kenan dengan nada ketus.
Eileen menggelengkan kepalanya. Ia merasa aneh dengan Kenan, akhir-akhir ini Kenan selalu muncul di hadapannya. "Kau ini kenapa sih? Selalu saja muncul di hadapan ku. Sebaiknya kau pergi saja."
"Aku mau menginap di sini. Ketty mengizinkan ku berada di sini. Jadi aku mau berada di sini atau jangan-jangan kamu tidak mau aku di sini karena ada pria itu."
"Sudahlah terserah dirimu, masih banyak kamar di sini." Eileen menuju ke arah gerbang. Dia pun mengunci gerbang dan melihat sebuah mobil hitam yang berada di depan gerbang. Ia pikir mungkin hanya seseorang yang ingin berhenti saja. Dia pun menutup pintu depan.
"Ei, kau marah pada ku?" tanya Kenan. Dia merasa jika Eileen marah dan merasa takut.
Eileen menoleh, dia sejenak merasa hidupnya repot dengan kedatangan Kenan. "Kenan, dulu kau tidak peduli pada ku. Tapi sekarang kenapa kau seakan bersikap bahwa kau peduli?" Dia tidak mengerti arah pikiran Kenan. "Kau tau, kejadian malam itu bukan berarti kita harus terikat."
Kenan merasa ada yang menusuk jantung di dada kanannya. Kedua tangannya mengepal kuat. Rasanya sangat sakit. "Memang, tapi bukan berarti kau membawanya. Aku akan tidur." Dia memilih tidur di sofa tempat Eileen tadi.
Eileen melengos, dia menaiki anak tangga dan menutup pintu kamarnya dengan rapat. Dia membaringkan tubuhnya, memejamkan kedua matanya dan selang beberapa menit dia tidak bisa tidur. Dia pun bangkit, dia teringat dengan Kenan. "Dasar pria menyebalkan."
....
Eileen menutup mulutnya sambil melangkah ke dapur. Dia melihat seorang pria memunggunginya dan menggunakan sebuah celemek.
Dia mengambil roti panggang di sampingnya dan menaruhnya di atas piring. "Kau sudah bangun?" tanya Kenan tersenyum. Dia menaruh piring yang berisi roti panggang tersebut. "Sarapan dulu jika kau mau bekerja."
Eileen menggaruk kepalanya yang tak gatal. Perasaan tadi malam dia bertengkar, tapi anehnya Kenan malah bersikap seperti tidak terjadi sesuatu. "Bukannya tadi malam kita bertengkar dan seharusnya kau pergi."
"Masalah tadi malam, suami istri memang begitu. Dalam rumah tangga ada hal unik yang dinamakan pertengkaran. Aku akan menganggapnya angin lalu. Aku minta maaf masalah tadi malam."
Bagaikan sebuah bom yang meledak, Eileen kembali di buat tercengang "Baiklah, aku akan sarapan."
Kenan menyuruh sekretarisnya untuk mengantarkan pakaian kantor ke rumah Eileen. Di saat seperti ini, ia tidak mungkin pulang karena akan memperlambat waktunya pergi ke kantor. "Ei bagaimana kalau kita berangkat bersama saja?"
"Tidak perlu, aku bisa menggunakan motor ku."
"Hah, kau ini. Ya sudah, Makanlah. Aku khusus membuat sarapan untuk mu."
Eileen memakan sarapan dengan nikmat. "Kau tidak menghubungi Ketty."
Kenan merasa tak nyaman membahas Ketty, bagaimana pun juga ia ingin menghargai perasaan Eileen. "Jika bersama seperti saat ini, jangan membahas yang lainnya."
"Kau membual?"
Di sisi lain.
Seorang pria duduk dengan santai di sofa sambil menaikkan sebelah kakinya ke atas kakinya yang lain dengan menekuk, pria itu menunggu kehadiran Ketty. Tak butuh waktu lama, dia akhirnya melihat Ketty. Dia tersenyum senang melihat wanita yang ia rindukan.
"Ketty."
"Kenzo." Ketty tersenyum tipis. Pria di hadapannya pun memeluknya. Rasanya hangat seperti dulu.
"Aku merindukan mu Ketty."
Ketty mengusap punggung Kenzo. "Aku juga merindukan mu. Bagaimana kabar mu? Kenapa kau meninggalkan pernikahan kita Kenzo? Kau tidak mencintai ku."
"Maafkan aku, aku mencintai mu. Waktu itu ada orang yang membius ku dan aku di buang ke jurang. Aku tidak tau siapa pelakunya, aku curiga pasti Kenan yang melakukannya karena dia juga mencintai mu."
Ketty tidak percaya, Kenan sangat menyayangi Kenzo. "Tidak mungkin, pasti ada orang lain yang membuat mu salah paham."
"Tidak Ketty, aku mengetahuinya. Aku yakin, o iya aku diam-diam membuntuti Kenan. Dia menuju ke salah satu rumah, aku yakin dia mengkhianati mu. Sebenarnya beberapa hari yang lalu aku bertemu dengan Kenan."
Ketty tersenyum, sepertinya pria itu salah paham. "Dia ke rumah Eileen, sebenarnya aku menyuruh Kenan menikah dengan sahabat ku."
"Apa? Kenan mau saja? Apa yang dia lakukan sampai menyakiti mu? Kau seharusnya tidak melakukannya. Kau bisa mengadopsi."
Ketty menggelengkan kepalanya. Rasanya pasti berneda anak sendiri dan anak orang lain. "Aku ingin memiliki anak sendiri. Kenan dan Eileen sebenarnya tidak mau, tapi aku berusaha menyatukan mereka. Eileen meminta bercerai, aku hanya ingin anak. Aku sudah berjanji akan melepaskannya setelah menikah."
ei mndngan kmu kabur kmn gtu m ankmu SMA sama kamu