Calvin Carroll adalah sosok yang paling ditakuti didunia karena kiprahnya sebagai pimpinan sebuah organisasi.
Tiba-tiba kabar tentang dirinya pensiun dari segala jenis kegiatan yang berkaitan dengan organisasi bawa tanah maupun organisasi pembunuh menghebohkan dunia internasional.
Calvin dijuluki sebagai Dewa pembantai oleh musuh-musuhnya karena caranya mengeksekusi setiap musuh yang menjadi target pembunuhannya sangat sadis dan brutal
saat ini dia hanya menjalani kesehariannya dengan menjadi menantu mitra lokal dan melayani istrinya yang super cantik dari sebuah keluarga yang berpengaruh dikota Astana.
sang istri yang bernama Stella Valentino dari keluarga Valentino salah satu keluarga teratas dikota Astana.
Shella selalu berusaha untuk mencari cara agar calvin meninggalkannya, namun walaupun berbagai cacian dan hinaan yang dia terima dari Stella, Calvin sebisa mungkin bersabar menghadapi perlakuan istrinya yang semena-mena.
Ikuti terus Kisahnya dan jangan lupa di vote ya?👌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Potong Lenganmu
"Oh, jadi kau anggota harimau pemburu, aku pikir kamu berasal dari suatu tempat yang lebih kuat ..."
Calvin tertawa terbahak-bahak, mendengar tawa itu, ekspresi pria itu membeku.
"Ada organisasi pembunuh yang lebih kuat dari luar negri, kau tidak perlu membual tentang organisasimu disini!" Tambah Calvin dengan tegas.
"Apa? Kamu tahu organisasi Harimau Pemburu?" pria berbaju hitam itu tercengang. Harimau pemburu telah menyelesaikan misi yang tak terhitung jumlahnya dimasa lalu, tapi mereka selalu berakhir diam tanpa menonjolkan diri.
Orang-orang diluar negri tidak banyak yang tahu tentang mereka, jadi wajar saja jika orang-orang dari spirit land tidak mengenal mereka.
"Jika aku tidak salah, pimpinan organisasimu bernama Samuel, kan?"
"Beraninya kamu memanggil tuan Samuel dengan namanya!"
Hahahaha
Pria berbaju hitam itu tertawa terbahak-bahak.
"Kamu seharusnya tidak datang kesini jika kamu tahu sejak awal siapa itu tuan Samuel!"
"Sepertinya dia sudah melupakan janjinya padaku ..." Calvin kembali mengepul cincin asap dari mulutnya kemudian melanjutkan, "Samuel perna berjanji padaku, bahwa harimau pemburu akan berhenti melawanku dimasa depan, lalu sekarang apa? Apa dia melanggar janjinya?"
Pria berbaju hitam itu menyunggingkan senyum sinis dan berkata, "Kamu pikir kamu siapa? mengapa tuan Samuel harus berjanji pada orang sepertimu ...?" sebelum pria itu menyelesaikan kalimatnya, kilatan sinar gelap berkedip diudara, Calvin menekan belati hitam dileher pria itu.
Pria itu merasakan hawa dingin yang mencekam memenuhi tubuhnya, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak gemetar ketakutan.
"Inilah sebabnya dia telah berjanji padaku!" Calvin berkata sambil memegang belati ditangannya.
Pria berbaju hitam itu menundukkan kepala, kemudian kembali mengangkat sedikit kepalanya, pupil matanya menyusut saat melihat belati yang tampak asing itu.
Belati itu, berbeda dari belati biasanya, ada banyak gigi tajam pada bilahnya, tapak seperti taring naga.
Terlebih lagi, belati yang berwana gelap dan tajam itu tipis dan tajam. Melihatnya saja membuat orang merinding dan tampak menyeramkan, sehingga pria berbaju hitam itu gemetar ketakutan hingga menimbulkan bau Pesing didalam kamar hotel itu.
Faktanya, semua orang yang berada diorganisasi harimau pemburu pernah melihat belati itu sebelumnya. Samuel pernah memberitahu setiap anggotanya bahwa, hanya ada satu belati seperti itu diluar negri, tidak ada yang bisa meniru belati itu.
Selain itu, mereka tidak boleh bermain-main dengan dewa pembantai sang pemilik belati itu.
pria berbaju hitam itu menatap belati itu dengan mata terbelalak.
"Tunggu sebentar, kamu ... Kamu adalah sang dewa pembantai?" dia akhirnya mengingat apa yang dikatakan Samuel saat dirinya pertama kali bergabung dengan harimau pemburu.
Menurut Samuel tidak ada satu orang pun di organisasi Harimau Pemburu yang boleh menyinggung pemilik belati itu dan juga tidak ada yang menandinginya. Namun pria berbaju hitam itu, tidak bisa menerima kenyataan bahwa, Calvin adalah pria misterius yang ditakuti semua kelompok pembunuh diseluruh dunia. Semua seperti mimpi baginya.
"Saat itu, aku memutuskan untuk menyelamatkan nyawa Samuel. kupikir dia akan menepati janjinya, tapi sepertinya dia sudah bosan menjalani hidup yang damai sekarang ..."
Calvin menyilangkan tangan dibelakang punggungnya, memancarkan aura agung dan kuat.
"Aku minta maaf, aku tidak tahu jika Tuan Dewa Pembantai yang agung sedang berada di Astana. Aku minta maaf, seharusnya aku sadar diri!"
"Aku sendiri yang telah memutuskan semua ini seenaknya. harimau pemburu tidak ada hubungannya dengan ini!"
Pria berbaju hitam itu menjelaskan dengan suara yang gemetar. Dia tidak bisa membayangkan jika Calvin menyalahkan semuanya pada harimau pemburu. Jika itu terjadi, maka akan terjadi malapetaka bagi seluruh anggota harimau pemburu.
"Siapa majikanmu?" tanya Calvin.
"Selama kamu melepaskan harimau pemburu, aku akan memberitahumu!" pria berbaju hitam itu mengertakan giginya.
"Kamu tidak punya hak untuk bernegosiasi denganku! Aku akan memberimu waktu tiga detik untuk membuat keputusan!"
"Jika kamu menolak untuk memberitahuku, aku akan membunuhmu, dan organisasimu akan kulenyapkan!" mata Calvin setenang danau, namun siapapun yang mengenalnya dengan baik, dapat merasakan niat membunuh dibalik sorot matanya yang tenang itu.
"Majikanku tidak meninggalkan informasi apapun tentangnya. Aku hanya tahu dia dari chaotic city.
Chaotic city? Kerumitan terukir diwajah Calvin.
Chaotic city adalah adalah tempat yang sangat berbahaya dan dimana kasus pembunuhan sering terjadi.
Ternyata orang yang ingin membunuh Stella berasal dari chaotic city. Calvin merenung sejenak dan berkata, "Potong sendiri tanganmu sekarang juga. Ini adalah kesempatan terakhirmu!" setelah mengatakan itu, suara Calvin perlahan menghilang.
Pria berbaju hitam itu, menghela nafas lega. Bajunya sudah basah oleh keringat dingin. Sepertinya dia telah mengalami momen paling mengerikan dalam hidupnya.
Dia tidak pernah berpikir jika dewa pembantai yang terhormat akan mengampuni nyawanya.
Dia menundukkan kepalanya dan melihat lengannya, kemudian dia menelan ludahnya lalu berkata, "Baiklah, bagaimana hidupku jauh lebih penting dari pada lenganku!" die menghela nafas panjang.
...
Disisi lain ...
Stella berdiri dipintu masuk menara Valentines corporation, ketika dia sedang melihat para petugas keamanan membereskan kekacauan itu, lama berselang dia masih tidak bisa menenangkan dirinya.
Saat dia menatap kedepan, dia melihat sesosok sedang berjalan mendekatinya.
Stella mengerutkan keningnya dan berkata dalam hati, "Kenapa pengecut ini Masi hidup? Dia masih punya nyali untung menemuiku?"
Kemarahannya memuncak saat dia melihat Calvin berjalan mendekatinya. Tapi dia berusaha untuk menekan kemarahannya itu.
Stella yang sedang berdiri digerbang masuk menara Valentines corporation dan hendak melilit bahunya. Sementara Calvin melenggang santai kearahnya dengan tangan didalam saku celananya.
"Nona Stella, apa kamu baik-baik saja?" Calvin bertanya dengan ekspresi prihatin. Dia masih terlihat jelas ekspresi ketakutan diwajah Stella dan Vivian setelah mereka hampir menjadi korban dari aksi pembunuhan sebelumnya.
Stella menatap Calvin dengan kebencian dan muak dengan segala bentuk perhatiannya.
Dia pun berpikir dalam hati, "Sungguh pria yang munafik dan pengecut! Dia menghilang saat bahaya mengintainya dan kembali hanya untuk menjilat dirinya saat semuanya telah berakhir.
"Kamu Tadi pergi kemana?" Stella mendesaknya dan bertanya dengan suara dingin.
"Aku tadi pergi untuk menelpon polisi nona Stella." dia tersenyum agar istrinya bisa tenang lalu melanjutkan, "Aku sangat khawatir tentangmu sehingga aku segera mengakhiri panggilanku dan bergegas kemari.
Stella menatapnya dengan dingin, ketidaksukaannya tumbuh terhadap pengakuan yang tidak masuk akal dari mulut manisnya.
Stella pun menjawabnya dengan ejekan, "Tidak perlu membuang banyak waktu untuk memanggil polisi, hentikan omong kosong itu?" kemudian dia bergumam dengan suara pelan, "Dasar pengecut!"
Vivian menatap Calvin dengan rasa ingin tahu, dan bertanya-tanya, bagaimana pria sederhana ini telah membuat Stella marah?
Calvin juga menatap kearahnya memperhatikan kecantikannya yang polos untuk pertama kalinya.
Tatapan Calvin menelusuri tubuhnya dan dia tersenyum, "Senang biasa bertemu denganmu nona Vivian."
"Eh, oke ..." jawab Vivian tergesa-gesa. Dia berlari dan mengejar Stella.
*********
klu tidak akan di hapus dari rak buku.