NovelToon NovelToon
Seikhlas Daun Yang Jatuh

Seikhlas Daun Yang Jatuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Keluarga
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: latifahsv

Hari hari SMA, adalah hari yang menyenangkan, Namun tidak dengan seorang Adelia Fitriani, masa SMA nya harus terenggut, karena hutang hutang orang tuanya, dia harus putus sekolah, dan itu menjadi awal penderitaan untuknya, akankah dia mendapatkan titik kebahagiannya lagi.
Disamping kesedihannya, ada Mahatur, yang selalu memberinya dukungan, begitupun dengan Meidina, yang sudah ia angap sebagai kakak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon latifahsv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keterpaksaan karena keadaan.

Kembali pada Lea yang termenung.

Ibunya menghampiri Lea, yang sedang duduk termenung, dengan membawa nasi kuning.

"Lea, udah jagan ngelamun, yu makan dulu, jangan kepikiran terus, biarin kamu udah disini, yu makan, nanti sakit," ucap bu Romlah, memperingati anaknya.

"Maa, aku ga tau, kalau Renald menghampiriku, cuman untuk dibawa kesini, mah, andai aku tau, aku ga akan mau ikut Renald, malam itu, benar Firasat nenek, yang tidak memperbolehkan aku, ikut bersama Renald," ucap Lea, dengan datar.

"Nak, Lea, sudah tak apa, ini sudah takdir, kamu sudah disini, kita tidak boleh berkata seperti itu, kamu mau ikut Renald, karena takdir yang memang membawamu kesini," ucap bu Romlah, menasehati.

"Kenapa takdir tak berpihak pada Lea, ya ma," ucap Lea dengan tatapan kosongnya.

"Lea, kita tidak tau, apa yang ada di depan sana, yang terjadi ini, mungkin adalah yang terbaik dari tuhan, Lea, kau harus bisa menerimanya," ucap bu Romlah, menyemangati.

"Iya bu, Lea menerima, tapi bukan dengan iklas, tapi dengan terpaksa," ucap Lea, dengan suara datar.

"Nak, setiap luka ada obatnya, hari ini kau terluka, karena ini, tapi nanti ada obatnya," ucap bu Romlah, menguatkan Lea kembali.

"Bagaimana dengan sekokah Lea, bu," ucap Lea, menatap ibunya.

"Nak, tak apa, mungkin masih bisa izin, kan beberpa hari tidak masuk, nanti kita liat bagaimana besok, mama dan bapak, akan memikirkan solusi dulu, tapi kau juga bisa memilih, pilihan mu nanti," ucap bu romlah.

"Baiklah ma, Lea harap, apapun nanti mungkin itu, adalah yang terbaik," ucap Lea, mencoba tegar.

"Yasudah, ayo makan lah dulu na, tidak usah banyak pikiran, kita jalani saja yang sedang terjadi, hari ini," ucap bu Romlah.

"Baik bu" ucap Lea.

Lea mencoba menghapus kesedihannya, dengan meyakinkan dirinya, dimana dia berada, disini adalah takdir, semua atas rencana tuhan, dia menerima semuanya, walau dengan keterpaksaan, semoga kelak dia ikhlas, benar kata ibunya, semua yang sedang terjadi, kita jalani saja, kita tidak pernah tau, apa yang ada di depan sana.

Kau pernah melihat bagaimana air mengalir, yah dia mengikuti arus, dia selalu masuk kecelah celah, air tidak marah ketika celah menghentikan perjalanan nya, dia baik baik saja, asal dia berguna, seperti itulah yang harus kita jalani, tidak perlu marah, ketika perjalanan kita terhenti, karena mungkin, yang menghentikan perjalanan kita adalah tempat yang jauh lebih baik. taukah kamu, ada pribahasa begini, "jadi lah berguna untuk orang lain", dan aku, ingin seperti air, berguna dalam setiap kehidupan, tapi aku tak ingin berguna untuk setiap orang, aku hanya ingin berguna, untuk orang orang yang ku sayang, aku ingin seperti air yang tenang, tapi ketika dia di usik, dapat menghancurkan segala hal.

Lea saat ini, dia yang mencoba menerima semuanya, akhirnya di mulai memikirkan segala dengan matang, tapi satu hal, dia belum mau, membuka hp nyaa, selama 2 hari berada dikota, dia memikirkan banyak hal, sekolahnya, dan juga masa depan nya, tapi ada yang membuat dia menjadi ragu, untuk melanjutkan sekolahnya.

Ini berawal ketika, dia mendengar percakapan kedua orang tuanya. Semalam, dia terbangun dari tidurnya, dia mendengar orang yang sedang mengobrol, lalu dia pura pura memejamkan matanya.

"Pa gimana ya, uang kita buat makan disini aja, pas pasan, belom buat minggu depan, bayar kontrakan, mana kalau misal, nanti Lea minta pulang kampung, buat sekolah," ucap bu Romlah, dengan suara berbisik namun tampak bergetar.

"Bu, apa bapak minjem aja dulu ya, biar Lea bisa pulang, sekolah lagi, dan ngasih uang, buat bekel dia selama disana," ucap pa Beben, mencari solusi.

"Mana, kemaren kan dia juga mau bayar ujian, pa," ucap bu Romlah, dengan sedih.

"Bapa binggung ma, gimana ya, kalau dia sampai ga sekolah, kasian, bibinya aja kamu sekolahin, sampai ngutang ngutang, biar sekolah keperawatan, masa anak sendiri harus putus sekola,h kan kasian," ucap pa Beben, dengan suara yang sendu, sambil menatap punggung Lea.

"Iya pa, ibu juga mikir gitu, tapi ini gimana ya, keadaan yang memaksakan, dosa mungkin ya pa, aku minjem minjem ke bank, yang ada ribanya, sampai hidup kita jadi susah, kaya gini," ucap bu Romlah, dengan tatapan sedih.

"Iya bu, mungkin aja, kita harus tobat, dari hutang riba," ucap pa Beben, menatap istrinya.

"Bener pa, makannya harus segera, kita lunas in hutangnya pa, makannya ibu milih kerja juga, biar bisa terbebas, dari hutang riba, " ucap bu Romlah.

"Tapi bu, kita aja ini harus ngutang lagi, biar Lea bisa balik ke kampung, dan sekolah lagi," ucap pa Beben, dengan bingung.

"Jangan pa, ibu juga ini sambil jadi kuli cuci, kalau Lea, mau nunggu seminggu, insyaallah dapet uangnya," ucap bu Romlah, memikirkan segala kemungkinan.

"Ya semoga aja, dia masih bisa nyusul ya bu, sekolahnya," ucap pa Beben, penuh harap.

"Pasti bisa, disekolah itu mah pa, kan dia swasta, bukan negri," ucap bu Romlah, sambil berpikir.

"Iya syukurlah, asal dia sekolah, ga papa bu nunggu juga, nanti suruh dia besok, ngabarin temen nya aja, atau minta no gurunya, biar kita yang nelpon," ucap pa Beben, dengan pikirannya.

"Iya pa," ucap bu Romlah, setuju dengan yang di ucapkan suami nya.

"Yaudah ma, tidur, udah malem, ini besok bapak kesiangan lagi nge sol nya," ucap pa Beben, mengajak istrinya berbaring.

"Iya pa, takut kesiangan," ucap bu Romlah, lalu memilih memejamkan matanya.

Lea yang terbangun dan terusik, saat mendengar itu, langsung jleb l, seakan pisau menghantam diri nya.

"Ya alloh, keadaan orang tuaku seperti ini, ternyata, jikalau memang takdirku, tak melanjutkan sekolah, aku ikhlas ya alloh, aku tidak ingin menambah beban penderitaan, orang tuaku, ya alloh mudahkan aku, untuk membantu kedua orang tuaku, aku ikhlas, bila aku tidak bisa lulus SMA," ucap Lea , dalam pejamnya, dia menangis dalam diam, dia tidak ingin menyusahkan kedua orang tuanya lagi di keadaan ini, dia memutuskan, untuk berhenti sekolah saja, dia lebih memilih membantu ibunya, dan meringankan orang tuanya, entah apa yang akan duni katakan ketika, dia putus sekolah, hinaan pasti akan datang menghampirinya, namun yang pasti, saat ini, dia akan lakukan apapun, untuk meringankan beban orang tuanya, walau dia punya kakak laki laki, namun gajih kakanya, tak seberapa, yang hanya cukup untuk kehidupannya, dan bisa memberi orang tuanya, saat pulang saja, keadaan ini, menjadi motivasi, tersendiri untuk Lea, bahwa takdirnya adalah berbakti pada orang tuanya.

1
Savia Anjani
kisah yang sangat sedih, semoga Lea bahagia ya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!