Inez, seorang perawat lansia,yang dulunya gadis yang berjuang demi mandiri, tidak mau di biayai ibunya, karena marah pada ibunya yang selingkuh, dan menyebabkan ayahnya meninggal dalam kecelakaan setelah tahu ibunya selingkuh.
Saat dirinya menjadi perawat lansia, bernama kakek Wijaya, dia sangat menyayangi Inez, saking sayangnya, kakek Wijaya menjodohkan Inez dengan Angga cucunya, tapi Angga sudah memiliki kekasih sejak dulu.
Bagaimana kelanjutannya hidup Inez? apakah Angga bisa membuka hatinya untuk Inez?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LOVENESIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Kakek Wijaya pun, semakin melihat Inez seperti menolak, malah Kakek Wijaya semakin penasaran dengan perawatnya itu. Inez wanita muda dengan kecekatan bekerja mengurus orang tua seperti dirinya, adalah wanita yang hebat dan berbakat.
Semakin hari semakin Membuat Kakek Wijaya yakin bahwa Inez adalah istri yang cocok untuk cucunya.
Hari itu dimana kakek Wijaya tidak bisa menggerakan kakinya, dengan sigap Inez merawat kakek Wijaya dengan tulus, terlihat dari Inez memijit dan mengurut kaki kakek Wijaya, dengan minyak urut.
Sebenarnya hampir setiap hari, Angga dan Inez terus di jodohkan, dan di tanya oleh Kakek Wijaya. Tapi sampai sekarang Inez dan Angga menjawab tidak, karena di antara mereka hanyalah, Pekerja dan majikan ,tidak akan pernah lebih dari itu.
Satu bulan berlalu, dimana Inez akan mendapatkan gaji Fantastis nya. Inez menunggu di depan ATM.
"Satu Bulan bekerja keras, semoga gaji ku bisa aku tabung dan membuat usaha sendiri, pokonya aku tidak mau meneruskan bisnis Anita Cake, biarlah ibu cari pewaris lain" ucap Inez.
Akhirnya giliran Inez yang membuka ATMnya, betapa kagetnya Inez di dalam rekeningnya ada 20 juta, Inez takut, maka dia pun hanya mencairkan 10 juta, lalu di simpan di kamarnya.
"Kenapa jumlahnya 2 kali lipat? ini harus aku tanyakan pada Bu Miranti"
Dengan berjalan kaki, sekitar 500 meter, Inez terburu buru, untuk bertanya perihal gaji dirinya double.
"Selamat siang bu"
"Siang, Ada apa kamu ke sini Inez?"
"ibu, maaf saya mengganggu"
"Oh tidak apa apa, kamu jangan sungkan ,kenapa?"
"itu bu anu, anu bu"
"Ko malah anu anu saja? kenapa Inez?"
Inez gugup, akhirnya Inez mengurungkan niatnya memperlihatkan Rekening pribadi milik Inez. Karena sesuai informasi kerja, bahwa yang langsung menggaji Inez adalah langsung majikan bukan pihak Panti Jompo.
"Ada apa Inez?"
"ibu, aku sudah satu bulan bekerja dan hari ini aku gajian, aku sangat senang sekali, aku, berencana mengajak ibu makan makan, ini hanya untuk berbagi"
"Untuk apa kamu begitu? kamu rayakan lah gajimu dengan teman temanmu, bukan dengan ibu"
"Aku hanya ingin, merasakan memiliki ibu, yang bangga di beri hadiah oleh anaknya"
"Memangnya, ibumu tidak bahagia jika kamu memberinya hadiah?"
"Tidak, semenjak kepergian Ayah, aku sudah menganggap Ibuku hanya teman keluarga, bukan Keluarga Inti seorang ibu, sampai kapanpun aku tak akan mengemis kasih sayang darinya" tegas Inez.
Akhirnya Inez menceritakan kejelekan ibunya sendiri.
Mendengar cerita Inez, akhirnya membuat Miranti Iba, dan menerima ajakan Inez.
"Baiklah, kapan kamu mau mengajak ku makan?"
"Hari ini saja, aku akan tunggu, silahkan bu Miranti bersiap siap?"
"Baiklah, tunggu ya"
Ibu Miranti pun bersiap dan membawa tas simpelnya.
"Ayo berangkat, oh ia, kamu libur begini, kakek Wijaya dengan siapa?"
"Ada kak Siti, yang gantikan aku , karena hari ini jatah aku libur bu"
"oh baiklah, ayo kita keluar"
"Ayo bu!, mau naik taksi?"
"Boleh, memang restauran nya jauh ya ?"
"Lumayan jauh Bu, soalnya ini restaurant kesukaan aku dan Ayahku datangi" ucap Inez.
Dalam hati bu Miranti
"Inez sebenarnya sangat membutuhkan kasih sayang ibunya, tapi dia gengsi mengutarakan cinta pada ibunya, sepertinya setelah dari sini, aku akan mendatangi ibunya dan menceritakan semua sikap Inez yang menganggap Bu Miranti adalah ibunya.
20 menit kemudian, tibalah mereka di restaurant kesukaan Inez. Tanpa Inez sadari di sana pun ternyata ada bu Anita yang sedang makan bersama seorang lelaki yang entah siapa lagi, karena Inez lupa siapa pacar ibunya saking sering berganti ganti.
"Ibu Miranti suka apa? pesanlah, di sini ayam gepreknya enak"
"Ibu ikut yang kamu pesan saja ya? soalnya ibu ga mau merepotkan kamu"
"Baiklah, Ayam geprek saja, aku pesan dulu ya bu, ibu tunggu di sini"
Akhirnya saat Inez hendak membayar , dia melihat ibunya duduk bersama lelaki, dan mereka berpegangan tangan, seperti sepasang kekasih.
Dalam hati Inez,
"Apa mungkin , itu lelaki yang selama ini, hidup nya di biayai ibuku?, ah Aku ga perduli, yang penting aku sudah ga mau tahu urusan ibu"
Setelah selesai memesan dan membayar, Inez dan Bu Miranti pun menunggu makanannya matang. Ibu Miranti memang kebetulan belum makan tadi pagi, hingga saat di ajak Inez, Bu Miranti sangat bahagia.
Ibu Miranti, hanya sebatang kara, hidupnya di habiskan untuk di panti jompo, dia tidak pernah menikah, demi menjaga Panti Jomponya sukses dan bisa mendapat pahala merawat orang tua.
Panti Jompo ini adalah Warisan Ayahnya, makanya Miranti tak mau bekerja yang lain, demi menjaga sisa sisa peninggalan Ayahnya.
Akhirnya makanan datang, Inez dan Bu Miranti terlihat sangat bahagia, selama makan ,mereka berbicara hal yang asik, mereka memang akhirnya menemukan kecocokan dalam hal hobi dan kesukaan.
"Ibu Miranti, makasih, sudah mau menemani saya makan, hari ini aku sangat bahagia, sekali lagi terimakasih"
Ibu Miranti langsung membelai rambut Inez.
"Selama ini, belum pernah ada perawat yang ingat bahwa aku ini adalah ibu Panti, setelah mereka mendapat gaji, mereka lupa denganku, makanya ibu kagum dengan kebaikanmu Inez"
"Ah, ibu bisa saja, aku begini, karena ingin berbagi saja ko, dan aku boleh anggap ibu sebagai ibuku?"
"Tentu boleh dong, kenapa engga?, aku malah senang jika kamu sering sering mengajak aku keluar" ucap Bu Miranti.
"Siap Bu!"
Inez tertawa bersama dengan bu Miranti.
Tiba tiba, dari belakang, berdirilah Anita bersama lelaki barunya.
"Inez?"
Inez pun berbalik. Seketika Inez terdiam. Dan tidak berkata Apa apa.
"Inez, ibu senang bertemu Inez, kenapa kamu menghindar nak?, oh ia kenalkan, ini kekasih ibu, dia lelaki pilihan Ibu"
"Ibu silahkan pergi dengan pacar ibu, maaf jika aku belum berkunjung, aku masih sibuk bekerja ibu"
Lalu ibu Miranti berbicara.
"Siapa ini Inez?"
"Ini ibuku"
"Ooowh, salam kenal, namaku Miranti aku adalah Ibu Panti, tempat kerja Inez sekarang".
"Salam kenal, aku ibu kandungnya Inez namaku Anita, dan ini kekasih ku, namanya Doni.
Ibu Miranti pun mulai mengerti kesedihannya, Melihat prilaku ibunya yang memang seperti Wanita tanpa harga diri, berganti ganti pacar, akhirnya Ibu Miranti tahu, sikap pendiam Inez karena dirinya di abaikan ibunya sendiri.
"Baiklah, aku pergi dulu, bu Miranti, Aku titip anak aku ya?"
"oh, siap ibu siap! aku pati akan menjaga Inez" ucap bu Miranti.
Bu Anita tanpa sepatah katapun dia pergi, dia tak mengajak Inez berbincang, dia cuek, malah bercanda terus dengan Doni pacarnya itu.
Bu Miranti langsung memeluk Inez.
"Sabar kamu, dia itu ibumu"
Inez langsung menangis, di pelukan ibu Miranti, dan ibu Miranti berusaha menenangkan Inez.
"Sabar ya, Inez anak kuat, Ibu yakin kamu bisa melewati cobaan ini".
"Terimakasih, ibu mau menemaniku makan di sini, jika aku sendirian ke sini, mungkin tadi aku akan di bully bahwa aku tak ter urus , aku miskin, dan tak kunjung sukses, diledek oleh ibuku sendiri"
Akhirnya Ibu Miranti pun menasehati Inez.
"Inez, meski ibu kamu berbuat kesalahan, kita sebagai anak harus tetap berbuat baik, karena Surga ada di telapak kaki ibu, mungkin sudah Watak ibumu dia tidak puas dengan hanya satu lelaki, atau mungkin ibumu punya penyakit kelainan dalam hormon, sehingga dia tidak bisa mengendalikan nafsunya, menurut ibu, saat kamu libur, gunakan lah waktu itu untuk bertemu dengan ibumu, cobalah mengerti dirinya, karena semakin tua, orang tua semakin ingin di mengerti, kamu perawat Jompo harus tahu dasar dasarnya, Ibumu sama, dia minta di mengerti, kamu harus bawa ibumu ke dokter cek darah dan hormonalnya, saat saat begini, adalah waktu yang tepat agar kamu dan ibumu memiliki kualitas komunikasi yang baik"
Akhirnya Inez faham, maksud Ibu Miranti, diapun berhenti menangis, kesedihan Inez berubah jadi kepercayaan diri untuk mencoba memahami sifat sifat ibunya bahkan mencoba memahami penyakit apa saja yang membuat ibunya jadi mudah bernafsu pada laki laki.